Budaya lokal Indonesia kini semakin dihargai, termasuk dalam dunia fesyen. Salah satu contohnya adalah penggunaan aksesori tradisional seperti manik-manik yang sering ditambahkan sebagai elemen unik pada barang fesyen modern.
Melansir dari liputan6.com, salah satu kerajinan khas yang mencuri perhatian adalah manik-manik dari Suku Dayak, yang memiliki keindahan visual sekaligus makna magis yang mendalam.
Sekilas tentang Suku Dayak
Suku Dayak merupakan kelompok etnis yang tinggal di pulau Kalimantan, Indonesia. Dengan populasi besar, suku ini tersebar di Kalimantan Selatan, Barat, Tengah, Timur, dan Utara.
Suku Dayak terbagi menjadi enam rumpun utama, yaitu Rumpun Klemantan, Murut, Iban, Apokayan, Ot Danum-Ngaju, dan Punan. Tiap rumpun memiliki sub-etnis dengan ragam budaya unik, termasuk seni kerajinan manik-manik.
Salah satu suku yang dikenal dengan kerajinan manik-maniknya adalah Suku Dayak Kenyah Kalimantan Timur. Mereka menggunakan bahan alami seperti batu, kayu, tulang, kaca, kulit tiram, dan batu akik untuk menghasilkan kerajinan berwarna-warni.
Bahan-bahan ini diolah melalui teknik pengasahan dan pengeboran untuk menciptakan butiran manik-manik yang indah.
Baca juga: Melihat Kekayaan Budaya Dayak di Desa Pampang Samarinda
Makna Magis di Balik Manik-Manik
Dilansir dari travel.kompas.com, manik-manik telah menjadi bagian integral dari budaya Suku Dayak sejak zaman dahulu.
Butiran ini untuk menghias berbagai aksesori, seperti kalung, pakaian adat, penutup kepala, tas gendong, hingga gendongan anak.
Pola dan bentuk manik-manik tidak dibuat sembarangan; sering kali mencerminkan nilai-nilai sakral atau berkah bagi pemakainya.
Beberapa pola manik-manik yang populer di kalangan Suku Dayak memiliki makna mendalam, seperti burung enggang yang melambangkan roh leluhur dan kehadiran ilahi.
Sementara motif bunga terong sebagai simbol kedudukan tinggi dalam hierarki sosial, serta motif kamang yang menggambarkan elemen sakral dari legenda tradisional Dayak.
Selain pola, warna manik-manik juga sarat dengan filosofi.
Sebut saja warna merah yang melambangkan semangat hidup, kuning sebagai simbol keagungan dan keramat, hijau yang merepresentasikan kelengkapan serta intisari alam semesta, putih yang mencerminkan kesucian iman, dan biru yang menggambarkan kekuatan abadi dari segala penjuru.
Bahan pembuat manik-manik turut memberikan makna magis. Batu akik dipercaya dapat menyembuhkan penyakit dan meningkatkan hasil panen.
Batu kecubung dianggap mampu menyembuhkan luka bakar serta menolak racun hewan berbisa. Beberapa manik-manik bahkan digunakan sebagai jimat penolak bala atau pelindung dari roh jahat.
Warisan Budaya yang Mendunia
Selain menjadi bagian penting dalam adat istiadat, manik-manik juga memiliki nilai ekonomi. Kerajinan ini dijual kepada masyarakat umum sebagai cendera mata khas Kalimantan.
Dengan membeli dan mengenakannya, wisatawan turut berkontribusi dalam melestarikan dan mempromosikan budaya Nusantara ke kancah internasional. (Diolah dari berbagai sumber)