Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah (Arpusda) Kabupaten Wonosobo,Jawa Tengah menyimpan sejarah panjang yang terkait erat dengan kontribusi Yayasan Eks Tentara Pelajar Deta Semen 3/17.
Brigade 17 Tentara Pelajar ini anggotanya pelajar dan mahasiswa yang berperan penting dalam perjuangan kemerdekaan.
Wilayah Brigade Deta Semen 3 meliputi Banyumas hingga Yogyakarta, sedangkan Deta Semen 2 berada di Solo, dan Deta Semen 1 di wilayah Siliwangi.
Menurut Ripto, salah satu pustakawan senior di Arpusda Wonosobo, sejarah perpustakaan ini tidak terlepas dari peran para tokoh Tentara Pelajar, salah satunya Khusnadi Harjo Sumantri.
“Beliau dulu merupakan Kepala Staf Tentara Pelajar wilayah Wonosobo dan Banjar yang bermarkas di lereng Gunung Rojo Jembangan, Dieng. Di kemudian hari, ia menjadi Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM),” ujarnya.
Sebagai bentuk penghargaan terhadap perjuangan mereka, Yayasan Eks Tentara Pelajar mendirikan Perpustakaan Daerah Wonosobo sebagai “monumen hidup”. Perpustakaan diresmikan Gubernur Jawa Tengah saat itu, Ismail, 11 Maret 1990.
“Yayasan ini menyumbang gedung, koleksi buku, perabotan, dan bahkan katalog besi yang hingga kini masih digunakan di ruang umum,” tambah Ripto.
Koleksi buku perpustakaan ini juga mencakup sumbangan dari The Asia Foundation. Beberapa di antaranya adalah buku berbahasa Belanda yang menjadi bagian dari sejarah awal perpustakaan.
Tantangan Pengelolaan dan Upaya Literasi
Seiring perkembangan zaman, Arpusda menghadapi tantangan besar dalam pengelolaannya. Literasi kini tidak hanya berfokus pada buku cetak, tetapi juga melibatkan sumber digital.
“Literasi sekarang itu cakupannya luas, tidak hanya textbook. Ini tantangan yang cukup berat bagi kami,” jelas Ripto.
Meski begitu, Wonosobo mampu menunjukkan capaian yang membanggakan.
Berdasarkan Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) dan Tingkat Kegemaran Membaca (TGM), Wonosobo menduduki peringkat ketiga di Jawa Tengah dengan skor 74. Solo dan Magelang berada di posisi pertama dan kedua.
“Penilaian TGM tidak hanya menilai dari jumlah buku yang dibaca, tetapi juga durasi akses internet untuk membaca. Kami bersyukur, meski tantangan besar, Wonosobo mampu bersaing dengan kabupaten lain,” ujar Ripto.
Program Unggulan 2025: Lomba Bertutur
Tahun 2025, Arpusda Wonosobo mendapatkan dukungan dana dari pemerintah pusat untuk program literasi, termasuk Lomba Bertutur tingkat SD/MI. Kegiatan ini menjadi program unggulan dengan total hadiah Rp16,5 juta.
“Lomba ini merupakan kesempatan besar memotivasi generasi muda dalam membangun budaya literasi. Dulu, Wonosobo pernah meraih juara nasional pada 2007 dan 2012, kami optimis tahun ini juga bisa berprestasi,” ungkap Ripto.
Pendaftaran lomba bertutur berlangsung hingga 20 Februari 2025.
Dengan visi baru Perpustakaan Nasional, “Perpustakaan hadir untuk meningkatkan martabat bangsa”, Arpusda Wonosobo terus berkomitmen menjadi pelopor literasi di Jawa Tengah, menjawab tantangan zaman dengan inovasi dan dedikasi