Legenda Beru Dayang merupakan salah satu cerita rakyat yang berasal dari Sumatra Utara. Kisah ini dipercaya sebagai asal-usul tanaman padi, makanan pokok masyarakat Indonesia.
Cerita ini juga menggambarkan penderitaan akibat kelaparan serta pengorbanan seorang anak demi kelangsungan hidup banyak orang yang ada di sekelilingnya.
Awal Mula Kisah Beru Dayang
Dikisahkan dalam buku Rangkuman 100 Cerita Rakyat Indonesia: dari Sabang sampai Merauke karya Irwan Rouf dan Shenia Ananda dan kanal YouTube CERITA KITA, pada zaman dahulu di Tanah Karo terjadi kemarau panjang yang menyebabkan krisis pangan. Masyarakat menderita kelaparan akibat kekeringan yang melanda daerah itu.
Di antara mereka, terdapat seorang anak yatim bernama Beru Dayang yang tinggal bersama ibunya. Kehidupan mereka sangat sulit karena persediaan makanan telah habis.
Beru Dayang terus menangis di pangkuan ibunya, meminta makanan yang tak lagi tersedia. Sang ibu, yang juga kelaparan, tidak dapat berbuat banyak untuk menyelamatkan putrinya.
Seiring berjalannya waktu, kondisi Beru Dayang semakin memburuk. Tubuhnya menjadi kurus dan lemah hingga akhirnya ia meninggal dunia akibat kelaparan.
Kehilangan putrinya membuat sang ibu tenggelam dalam kesedihan yang mendalam.
Karena tak sanggup menahan penderitaan, ia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan terjun ke sungai. Tak ada seorang pun yang mengetahui tentang kematian mereka.
Baca juga: Legenda Arjuna dan Asal Usul Gunung Arjuno di Jawa Timur
Penemuan Buah Misterius
Beberapa bulan setelah kejadian tragis itu, kemarau masih terus berlangsung di Tanah Karo. Suatu hari, dua anak kecil yang sedang bermain di padang luas menemukan sebuah buah yang belum pernah mereka lihat sebelumnya.
Mereka membawa buah itu pulang dan menyerahkannya kepada orang tua mereka. Namun, tidak ada seorang pun yang mengenali jenis buah itu, termasuk para tetua di desa.
Akhirnya, masyarakat memutuskan untuk membawa buah itu ke istana agar raja dapat memberikan keputusan terkait temuan itu. Ketika masyarakat dan raja sedang memperhatikan buah itu, tiba-tiba terdengar suara asing dari langit.
Suara itu mengungkapkan bahwa buah itu adalah jelmaan dari Beru Dayang, anak kecil yang meninggal akibat kelaparan. Suara itu juga memberi pesan agar buah itu ditanam dan dirawat dengan baik, karena nantinya akan menjadi sumber makanan utama bagi masyarakat.
Suara misterius itu juga menyampaikan, ibu Beru Dayang telah menjelma menjadi ikan di sungai.
Karena itu, ketika buah itu telah berbuah dan menjadi makanan, masyarakat disarankan untuk memakannya bersama ikan agar mereka terbebas dari kelaparan.
Munculnya Tanaman Padi
Mendengar pesan dari suara langit itu, raja segera memerintahkan rakyatnya untuk menanam buah itu. Dengan penuh harapan, masyarakat bekerja sama menanam dan merawat buah yang dipercaya sebagai anugerah dari Beru Dayang.
Setelah tiga bulan berlalu, buah itu tumbuh menjadi tanaman padi yang menguning dan siap dipanen. Masyarakat pun mulai memanen hasilnya dan memasaknya menjadi nasi.
Sesuai pesan dari suara langit, mereka juga menangkap ikan dari sungai untuk dijadikan lauk. Akhirnya, berkat tanaman padi yang berasal dari jelmaan Beru Dayang, masyarakat berhasil mengatasi kelaparan yang melanda Tanah Karo.
Sejak saat itu, padi menjadi makanan utama bagi masyarakat, dan mereka selalu menyantapnya dengan lauk ikan sebagai bentuk penghormatan terhadap Beru Dayang dan ibunya. (Diolah dari beberapa sumber)