By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Istana Basa Pagaruyung, Wisata Ikonik Budaya Minangkabau 
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Pariwisata > Istana Basa Pagaruyung, Wisata Ikonik Budaya Minangkabau 
Pariwisata

Istana Basa Pagaruyung, Wisata Ikonik Budaya Minangkabau 

Anisa Kurniawati
Last updated: 13/02/2025 16:05
Anisa Kurniawati
Share
Istana Basa Pagaruyung sebagai simbol kejayaan Kerajaan Pagaruyung, Foto: Wikimedia Commons/ Jnsenaleo
SHARE

Istana Basa Pagaruyung adalah salah satu ikon budaya terkenal Minangkabau. Istana ini merupakan simbol kejayaan Kerajaan Pagaruyung yang pernah menjadi pusat peradaban Minangkabau. 

Istana ini berada di Jl. Sutan Alam Bagagarsyah, Pagaruyung, Kec. Tj. Emas, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat yang dulunya merupakan tempat kediaman sekaligus pusat pemerintahan raja-raja Minangkabau dari Kerajaan Pagaruyung. 

Sejarah Istana Pagaruyung

Perjalanan kerajaan ini cukup panjang dan melalui dua fase keagamaan, yaitu Budha dan Islam.

Istana Basa Pagaruyung awalnya didirikan Raja Adityawarman di atas Bukit Batu Patah. Namun, pada tahun 1804, istana ini dibakar habis akibat Perang Padri. 

Upaya rekonstruksi dilakukan pada tahun 1976. Tujuannya untuk membangkitkan kebanggaan masyarakat Minangkabau terhadap tradisi dan budaya mereka.

Sayangnya, pada 27 Februari 2007, Istana Basa Pagaruyung kembali mengalami kebakaran hebat akibat sambaran petir. Kebakaran ini menghancurkan sebagian besar dokumen dan kain hiasan berharga yang ada di dalamnya.

Rekonstruksi ulang pun dilakukan, dan akhirnya pada Oktober 2013, Istana Pagaruyung kembali diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Arsitektur dan Keunikan Istana

Bangunan yang sekarang berdiri dan dapat dikunjungi sebenarnya adalah replika. Meski begitu, Istana Basa Pagaruyung tetap mempertahankan keaslian teknik konstruksi tradisional Minangkabau.

Bangunan ini berbentuk rumah gadang dengan tiga tingkat.

Bangunannya terdiri dari 72 tonggak dan 11 gonjong atap. Atap gonjong yang melengkung menjadi seperti tanduk kerbau ini merupakan ciri khas arsitektur Minangkabau.

Bentuk atap ini juga menggambarkan keselarasan alam yang bergunung dan berbukit. 

Sementara dindingnya dihiasi dengan 58 motif ukiran berwarna-warni. Motif ini menggambarkan nilai-nilai budaya Minangkabau. Setiap lantai dalam bangunan ini memiliki fungsi tersendiri. 

  • Lantai pertama digunakan sebagai ruang utama pemerintahan, lengkap dengan singgasana raja dan tujuh bilik untuk para putri raja yang telah menikah.
  • Lantai kedua merupakan ruang bagi putri-putri raja yang belum menikah.
  • Lantai ketiga atau anjung peranginan digunakan sebagai tempat bersantai raja dan permaisuri. Ruangan ini juga menyimpan koleksi senjata pusaka kerajaan seperti tombak, pedang, dan senapan peninggalan Belanda.

Istana Basa Pagaruyung kini menjadi destinasi wisata budaya paling terkenal di Sumatera Barat.

Simbol Kejayaan Kerajaan Pagaruyung

Selain menikmati keindahan arsitekturnya, pengunjung dapat mempelajari sejarah dan budaya Minangkabau melalui koleksi benda-benda bersejarah yang dipamerkan.

Koleksi di dalam istana ini, termasuk pakaian adat, peralatan kerajaan, serta berbagai artefak yang menggambarkan kehidupan masyarakat Pagaruyung di masa lalu.

Disamping itu, Istana ini juga memiliki pemandangan alam yang berlatar belakang pegunungan dan hamparan sawah.

Sebagai simbol kejayaan Kerajaan Pagaruyung, Istana Basa Pagaruyung tidak hanya berfungsi sebagai objek wisata, tetapi juga sebagai pusat pelestarian budaya Minangkabau.

Pengunjung bisa datang ke Istana Ini mulai dari jam 08.00-18.00 setiap hari. (Dari berbagai sumber)

You Might Also Like

Makam Kyai Walik, Tokoh Penyebar Agama Islam di Wonosobo

Danau Segara Anak, Magnet Wisata di Ketinggian Gunung Rinjani

Pengalaman Wisata Candi Borobudur Lewat Trail of Civilization

5 Desa Wisata Budaya Unik di Indonesia Yang Wajib Dikunjungi

Menginap Bersama Alam di Glamping Tepi Sungai Banyuwangi

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Anisa Kurniawati
Content Writer
Previous Article Horja Bius, Cara Masyarakat Batak Menyelesaikan Permasalahan
Next Article Melestarikan Kesenian Randai, Pentas Teater Khas Minangkabau
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?