By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Workshop Sanggar Ngesti Laras Ajak Cintai Bundengan dan Tari
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Berita > Workshop Sanggar Ngesti Laras Ajak Cintai Bundengan dan Tari
Berita

Workshop Sanggar Ngesti Laras Ajak Cintai Bundengan dan Tari

Achmad Aristyan
Last updated: 28/04/2025 06:36
Achmad Aristyan
Share
Mulyani Moelya, pemilik Sanggar Tari Ngesti Laras. Foto: Aristyan
SHARE

Sanggar Tari Ngesti Laras menggelar Workshop Bundengan dan Tari Topeng Lengger bertema “Nandhing Swara, Nuntun Raga” di Wonosobo pada Sabtu (26/4/2025).

Acara ini bertujuan memperkenalkan alat musik tradisional Bundengan serta tarian khas Lengger kepada generasi muda, termasuk anak-anak berkebutuhan khusus.

Mulyani Moelya, pemilik Sanggar Tari Ngesti Laras, menjelaskan bahwa tema acara memiliki makna mendalam.

“Nandhing Swara berarti menggali suara-suara pada Bundengan, sedangkan Nuntun Raga berarti menggugah gerakan tari Lengger melalui musik Bundengan,” ungkapnya.

Ia menambahkan, acara ini terbuka bagi semua kalangan.

“Kami mengundang anak-anak dengan kebutuhan khusus seperti Tuna Rungu, Tuna Daksa, dan keterbatasan intelektual, karena kami ingin semua bisa mencintai Bundengan,” tuturnya.

Baca Juga: The Heroes Keris, Indonesia Tampilkan Pusaka Sakral dalam Pameran Internasional

Tercatat, sekitar 60 peserta dari SMP 1 Wonosobo, SMP 2 Wonosobo, SMK Dena Upakara, serta kalangan umum mengikuti workshop ini.

“Kami sengaja melibatkan anak-anak istimewa ini, karena sering kali mereka punya bakat luar biasa, hanya kurang mendapat ruang berkembang,” kata Mulyani.

Terkait metode pengajaran, Mulyani menjelaskan bahwa pendekatan visual digunakan khusus untuk peserta Tuna Rungu.

“Kami mengandalkan panduan gerakan mulut dan jari. Mereka justru lebih cermat karena penglihatan mereka lebih tajam,” jelasnya.

Acara ini menghadirkan tiga narasumber yaitu Muhammad Said Abdulloh, Yatno, dan Dwi Pranyoto.

Eksplorasi Bundengan dan Lengger dalam Workshop

Muhammad Said Abdulloh, seniman Bundengan asal Wonosobo, membawakan materi tentang organologi Bundengan.

Ia berbagi, “Saya lebih banyak menceritakan pengalaman pribadi tentang pembuatan, pengembangan, dan eksperimen Bundengan, sambil mengenalkan dasar organologinya.”

Saat ditanya mengenai konsep organologi, Said menjelaskan, “Organologi itu mempelajari bagian-bagian alat musik. Dalam Bundengan, ada bilah bambu untuk suara kendang dan senar yang meniru karakter bende, kempul, serta gong.”

Yatno, seorang pengrajin Bundengan yang juga menjadi pembicara, berbagi tentang teknik pembuatan dan cara memainkan Bundengan.

“Kami mengenalkan bentuk serta struktur Bundengan, lalu mengajarkan teknik dasarnya. Respons peserta luar biasa, mereka sangat antusias meski baru pertama mencoba,” ujarnya.

Sementara itu, Dwi Pranyoto, budayawan asal Wonosobo, memperkenalkan dasar gerakan Tari Lengger.

Ia mengatakan, “Saya ingin peserta tak hanya mengenal tari Lengger sebagai tontonan, tapi memahami sejarah dan nilai budayanya.”

Workshop memainkan alat musik Bundengan. Foto: Aristyan

Antusiasme Peserta Workshop

Peserta yang hadir dalam acara ini mengaku sangat antusias mengikuti workshop.

Yularti, salah satu peserta, mengungkapkan rasa penasaran yang akhirnya terjawab lewat acara ini.

“Selama ini saya mengenal Bundengan hanya dari media sosial. Tapi di sini, saya belajar langsung dari para ahli, jadi saya puas,” katanya.

Sherly, peserta lain, merasa senang bisa ikut serta.

“Saya tadi belajar sejarah Bundengan dan cara memainkannya. Rasanya senang sekali. Semoga ke depannya Bundengan bisa lebih dikenal luas, bahkan mendunia,” ujarnya.

Ananda Nicola, yang turut mengisi pentas Bundengan dalam acara ini, menilai workshop sangat bermanfaat.

“Saya sudah beberapa kali tampil membawakan Bundengan sejak tahun 2015 di beberapa event, termasuk di Yogyakarta dan Solo. Tapi di workshop ini, saya lebih memahami sejarah dan fleksibilitas Bundengan yang ternyata bisa masuk ke berbagai genre musik modern seperti pop dan dangdut,” paparnya.

Sementara itu, Asya, peserta Tuna Rungu yang ikut belajar tari, mengungkapkan kegembiraannya.

“Senang bisa mengikuti acara ini. Saya ikut karena ingin mengenal Bundengan dan menari. Saya berharap bisa sukses memainkan alat musik ini,” katanya dengan semangat.

Workshop tari. Foto: Aristyan

Harapan untuk Masa Depan Bundengan

Workshop ini merupakan kegiatan yang diselenggarakan Sanggar Ngesti Laras dengan dukungan Dana Indonesiana.

Mulyani menyatakan bahwa program serupa akan berlanjut di bulan Mei dan Agustus melalui pementasan Bundengan dan tari di objek wisata.

“Kami ingin peserta mendapatkan pengalaman baru, mengenal Bundengan lebih dekat, mencintai, dan mengembangkannya,” katanya.

Ia juga menekankan pentingnya peran generasi muda dalam melestarikan budaya lokal.

“Kita jangan hanya terpukau budaya luar, tapi harus mempromosikan budaya kita sendiri. Bisa melalui media sosial seperti Instagram dan TikTok, agar lebih menarik bagi anak muda,” ujarnya.

Di akhir acara, Mulyani mengaku terharu melihat semangat para peserta.

“Mereka sangat bersemangat, ini langkah besar memperkenalkan Bundengan lebih luas,” katanya.

Baca Juga: Patung Biawak Viral dari Wonosobo Kini Dilindungi Hak Cipta

Bagi masyarakat yang ingin bergabung lebih lanjut, Mulyani menginformasikan bahwa latihan reguler dibuka di Yayasan Ngesti Laras Silakromo.

“Kami menyediakan Bundengan dan instrukturnya di sana,” tambahnya.

Mulyani juga sempat berbagi kabar membanggakan. Ia baru saja menerima Anugerah Kebudayaan Indonesia dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada September lalu, berkat dedikasinya terhadap pelestarian Bundengan dan Tari Topeng Lengger.

“Saya juga berkesempatan mengenalkan Bundengan di acara nasional seperti Kumpas TV,” ucapnya penuh syukur.

Menutup sesi wawancara, Mulyani menyatakan cita-citanya, “Saya ingin Bundengan diakui dunia, bukan hanya di Wonosobo atau Indonesia.”

Workshop “Nandhing Swara, Nuntun Raga” pun menjadi langkah awal penting dalam memperkuat jalinan generasi muda dengan warisan seni tradisi Wonosobo.

You Might Also Like

Bill Gates dan Bobby Kertanegara Curi Perhatian di Istana Negara

Gerakkan Ekonomi Lokal, Masjid Al Manshur gelar Ramadhan on the Street

Puncak Festival Mudik Wonosobo 2025, Ribuan Penonton Padati Alun-alun

Anak Muda Indonesia Hanya Mampu Membaca Buku 8 Menit

Persit KCK Wonosobo Gelar Ziarah di TMP Wirapati

TAGGED:Bundenganngesti larassanggar taritaritari topeng lenggerwonosobo

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Achmad Aristyan
Content Writer
Previous Article tenun wonosobo Koperasi Walawa Adhi Wastra Kembangkan Tenun Wonosobo
Next Article Mengenang Hamzah Sulaiman Pendiri The House of Raminten di Yogyakarta
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?