Koperasi Walawa Adhi Wastra mengembangkan sejumlah produk kreatif, salah satunya yaitu, tenun Wonosobo. Koperasi ini sendiri berdiri sejak 2021, di bawah naungan CV. Ramindo Berkah Persada Sejahtera. Penggagasnya adalah Akhmad Wibowo, yang merupakan penggiat serat alam khas Wonosobo.
Tenun Wonosobo dibuat dari beberapa bahan alami. Beberapa diantaranya yaitu dari bulu domba Wonosobo (dombos), serat rami, dan serat alami lainnya. Rokhayah (45), salah satu anggota Koperasi Walawa Adhi Wastra, yang bekerja sebagai spinning, menjelaskan proses pembuatan tenun dari domba.
“Cara pembuatannya, bulu merino atau dombo, dipotong pada bagian leher, badan atau kaki. Tapi bulu yang paling bagus adalah bulu yang pada bagian badan. Kemudian, diproses dulu, dibersihkan dan sebagainya. Setelah itu, dislever menjadi bulu, lalu dibikin benang, dispinning pakai mesin. Setelah masuk spinning kan jadi benang” kata Rokhayah.
Baca juga: Patung Biawak Viral dari Wonosobo Kini Dilindungi Hak Cipta
Lebih lanjut, Rokhayah menjelaskan setelah bulu domba menjadi benang proses selanjutna adalah ditenun. Proses penenunan itu menggunakan mesin ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin). Setelah menjadi kain baik itu bermotif atau polos, baru bisa dibuat berbagai produk.
Tak hanya tenun Wonosobo, beberapa produk lain yang diproduksi Koperasi Adhi Wastra diantaranya mulai dari bahan mentah berupa benang, kain yang masih berbentuk lembaran, baju-baju, rompi, tas, sepatu, topi, syal, dan masih banyak lagi.
“sepatu itu harganya Rp1.500.000. Kalau yang dari bahan bulu domba, itu satu meternya Rp200.000-Rp250.000. Masih polos, kalau yang bermotif lain lagi harganya. Untuk yang sudah jadi rompi ini Rp2.500.000” jelas Rokhayah.
Baca juga: Patung Biawak Menyawak di Wonosobo Viral, Antusiasme Masyarakat Melonjak
Produk-produk tersebut dijual tidak hanya di Wonosobo, namun juga dari Lombok dan daerah luar lainnya. Bahkan, beberapa produk seperti rompi dari serat rami pernah dibeli dari Kanada, kemudian rompi wol bulu domba dari Belanda.
Kedepannya, Rokhayah berharap agar tenun Wonosobo dibeli masyarakatnya sendiri. “Harapannya, supaya Wonosobo itu membeli tenun dari masyarakat kita sendiri. Jangan terus impor terus. Itu kan bisa meningkatkan ekonomi dan lapangan pekerjaan. Jadi mereka yang sukses bisa mensukseskan orang lain, yang tumbuh menumbuhkan orang lain” pungkas Rokhayah.