Layang Badandang adalah tradisi unik yang berasal dari Kalimantan Selatan atau tepatnya dari dua Kabupaten bertetangga di kawasan Banua Anam Paling Selatan yaitu, Kabupaten Tapin dan Hulu Sungai Selatan.
Tradisi ini melibatkan permainan layang-layang besar yang dikenal sebagai “badandang.” Layang-layang ini tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga sebagai sarana untuk mempererat tali silaturahmi antarwarga.
Tradisi ini telah ada sejak lama dan biasanya dilakukan setelah musim panen, terutama saat musim kemarau ketika angin cukup kencang untuk menerbangkan layang-layang besar ini. Layangan tradisional ini memiliki ukuran yang sangat besar, dengan panjang mencapai 10 meter dan berat antara 10 hingga 30 kilogram.
Rangka layang-layang ini terbuat dari bambu (paring), dan biasanya dihiasi dengan aksesori unik yang dikenal sebagai “dangungan,” yang menghasilkan suara dengungan saat layang-layang terbang.
Pembuatan layangan badandang memerlukan keterampilan khusus.Bambu (Paring) dipilih karena kekuatannya, dan setiap layang-layang dihiasi dengan buntut panjang untuk membantu stabilitas saat terbang. Proses ini melibatkan banyak orang, karena ukuran dan berat layang-layang membuatnya sulit untuk diterbangkan sendirian.
Baca Juga: Budaya Minangkabau, Sumbar Dipromosikan di Turkiye
Selain sebagai hiburan, tradisi ini juga memiliki nilai budaya yang tinggi. Layang Badandang sering kali menjadi bagian dari acara-acara besar dan festival di Tapin dan Hulu Sungai Selatan, menarik minat tidak hanya dari warga lokal tetapi juga dari wisatawan. Tradisi ini juga tercatat sebagai bagian dari Geopark Meratus, yang menambah nilai pentingnya dalam pelestarian budaya lokal.
Layang Badandang adalah lebih dari sekadar permainan; ini adalah warisan budaya yang memperkuat ikatan sosial dan melestarikan tradisi lokal. Jika Anda berkunjung ke Tapin Dan Hulu Sungai Selatan, jangan lewatkan kesempatan untuk menyaksikan keindahan dan keunikan tradisi ini.(Foto: Infopublik.id)