By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Mak Baiya, Maestro Seni Dengan Memori Fotografi
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Profil > Mak Baiya, Maestro Seni Dengan Memori Fotografi
Profil

Mak Baiya, Maestro Seni Dengan Memori Fotografi

Ridwan
Last updated: 24/09/2024 14:07
Ridwan
Share
3 Min Read
SHARE

Mak Baiya, tentu tak menyangka. Di usia senja, dedikasi dan kemampuannya mendendang Nyanyi Panjang sejak belia, berbuah anugerah bergengsi dari pemerintah. Nyanyi Panjang adalah tradisi yang menjadi representasi ingatan kolektif budaya adat Petalangan Riau.

Seniman berusia 78 tahun dari Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau ini, merupakan salah satu peraih penghargaan kategori Maestro Seni Tradisi di ajang Anugerah Kebudayaan Indonesia (AKI) 2024 yang digelar Kemendikbudristek, Senin (17/9/2024) di Jakarta. Mak Baiya, satu satunya wakil Riau yang lolos dan meraih penghargaan di ajang yang diikuti peserta dari 38 Provinsi di Indonesia.

Mak Baiya atau Mak Itam dari Pelalawan, Riau, Raih Penghargaan Maestro Seni Tradisi di AKI 2024 (Foto: Infopublik.id)

Mak Baiya, yang lebih dikenal dengan nama Mak Itam di desanya di Sungai Sirih, Sorek, Pangkalan Kuras, Kabupaten Pelalawan merupakan sosok sederhana yang sepanjang usianya bergelut dengan seni tradisi. Uniknya, Mak Itam tidak pernah mengecap pendidikan formal, meski tingkat SD. Sehari-hari, ia berkomunikasi dengan bahasa daerahnya.

DI balik kesederhanaannya, Mak Itam adalah seorang seniman yang telah mengharumkan daerahnya. Di sisi lain, Mak Itam juga telah menjaga Nyanyi Panjang Petalangan tetap ada.

Nyanyi Panjang merupakan bentuk seni bercerita yang dilagukan dan membutuhkan waktu lama, bahkan lebih dari satu malam, untuk menyelesaikan satu cerita. Tukang cerita atau seniman seperti Mak Itam memainkan peran penting dalam menjaga kelestarian tradisi ini.

Hanya sedikit orang seperti Mak Itam yang menjadi pendendang Nyanyi Panjang. Bahkan mungkin hanya sedikit manusia yang mampu melakukannya. Bagaimana tidak, untuk menjadi pendendang harus mampu menceritakan ulang secara utuh sebuah cerita dari sebuah buku yang tebalnya berates-ratus halaman.

Melihat latar pendidikan Mak Itam, hal ini tentu mengherankan. Atas kemampuan inilah dia dijuluki maestro dan disebut memiliki memori fotografi yang merujuk pada kemampuan seseorang mengingat seluruh halaman teks dan angka dnegan detail dan akurasi tinggi.

Nyanyian Panjang sudah dibawakan sang maestro sejak berusia 10 tahun. Pesta perkawinan, acara-acara besar di desanya dan acara adat menjadi panggung bagi Mak Itam menampilkan kemampuannya. Lambat laun, nama Mak Itam pun makin dikenal Masyarakat Riau.

Tahun 2010, Mak Itam mendapat penghargaan dari Bupati Pelalawan, Rustam Effendi. Enam tahun kemudian, 2016, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI menetapkan nyanyian panjang sebagai warisan tak benda Indonesia asal provinsi Riau.

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim, dalam sambutan di acara AKI 2024 menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada seluruh pelaku budaya di Indonesia, termasuk kepada para penerima anugerah tahun ini.

“Dengan segala rasa hormat, saya berterima kasih kepada para penggerak budaya Indonesia. Kerja keras yang bapak dan ibu lakukan telah memberikan dampak besar terhadap kemajuan kebudayaan di negeri ini,” ujar Nadiem. (Diolah dari berbagai sumber)

You Might Also Like

Kyai Langgeng, Prajurit Sandi Legendaris dari Magelang

Arkiv Vilmansa dan Biota Laut, Dari Trauma ke Karya Seni

Kiprah SMP N 3 Wonosobo dalam Akademik dan Olahraga

MI Ma’arif Kaliwiro, Madrasah Ibtidaiyah yang Tetap Lestarikan Budaya Lokal

Jujur Prananto, Penulis Skenario Film Fenomenal

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Ridwan
Content Editor
Previous Article Taman Nasional Lore Lindu, dari Fauna Langka hingga Megalitikum
Next Article Sanankerto, Desa Wisata Di Tengah Kota
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?