Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kemenparekraf/Baparekraf, Nia Niscaya melalui siaran pers menyatakan, paket wisata ini merupakan salah satu upaya Kemenparekraf melakukan redistribusi wisatawan yang terpusat di Bali Selatan. Ke depan, wisatawan akan menyebar ke Bali Barat dan Bali Utara dengan Banyuwangi sebagai pintu masuk.
“Jadi misalnya wisatawan, baik nusantara ataupun mancanegara dari Jakarta dan lainnya, ke Banyuwangi lebih dulu baru menyeberang ke Bali Utara dan Bali Barat,” kata Nia Niscaya.
Ada tiga target aksesibilitas yang akan dimaksimalkan dalam jangka pendek ini dengan menggunakan kapal penyeberangan 24 jam Ketapang-Gilimanuk.
Jangka menengahnya akan ada kapal cepat daei Marina Boom Banyuwangi menuju Lovina (sehari dua kali) dengan titik pemberhentian di dermaga Desa Pemuteran, Kabupaten Buleleng.
Kapal cepat ini ditargetkan diluncurkan Desember 2024. Menparekraf Sandiaga sebelumnya telah melakukan uji coba rute kapal cepat tersebut.
Sementara untuk jangka panjang, ada kapal cepat yang durasi pemberangkatannya menjadi 10 kali dalam satu hari serta jalan tol Probolinggo – Banyuwangi, dan jalan tol Bali sebagai penunjang.
“Saat ini paket wisata sudah bisa langsung dibeli oleh calon wisatawan melalui website indonesia.travel.id dan lima online travel agent yaitu Traveloka, Atourin, Mister Aladin, Tiket.com, dan Djalanin.com,” ujar Nia.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng, Gede Dody Sukma Oktiva Askara, mengapresiasi inisiasi Kemenparekraf dan menyatakan komitmen dari tiga kabupaten yakni Buleleng, Banyuwangi dan Jembrana untuk memperkuat dari sisi promosi dan penjualan terhadap daya tarik yang ada pada masing-masing kabupaten.
Ia menjelaskan, Kabupaten Buleleng membagi kawasan pariwisata menjadi 4 cluster dengan daya tariknya masing-masing. Di wilayah timur, ada daya tarik Air Sanih juga Desa Wisata Les. Di bagian tengah ada kawasan pariwisata Lovina yang populer dengan mamalia laut lumba-lumba.
Di seputaran Lovina juga ada Kota Singaraja sebagai kota heritage warisan zaman kolonial Hindia Belanda yang dibuktikan dengan berbagai peninggalan bangunan heritage termasuk Museum lontar yang merupakan satu-satunya di dunia.
Di bagian barat ada Desa Pemuteran sebagai desa wisata yang meraih penghargaan ASEAN Tourism Standard kategori Community-Based Tourism (CBT). Di kawasan itu juga ada Taman Nasional Bali Barat dan di kawasan selatan ada destinasi Bedugul.
Di buleleng selatan terdapat Taman Wisata Alam dan twin lake Buyan-Tamblingan dengan panorama indah dan hutan hujan tropis yang sangat lebat, panorama bentang alam Desa Munduk yang sangat memukau, Air Terjun Tirta Buwana, Fiji dan sekumpul serta gerbang Sorga Gate Bali Handara Kosaido. “Kami sangat berharap penjualan paket wisata ini dapat mendongkrak kunjungan wisatawan,” kata Gede Doddy.
Hal senada disampaikan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi, Taufik Rohman. Banyuwangi sebagai pintu masuk utama dalam paket wisata 3B ini juga memiliki ragam daya tarik. Mulai dari destinasi wisata alam, budaya, juga event. Daya tarik utamanya sudah pasti Ijen yang sudah masuk dalam UNESCO Global Geopark.
Di sekitar Ijen juga ada cluster pariwisata seperti Kalibendo, Bangsring, serta Watu Dodol dengan pemandangan bawah lautnya yang indah. “Cluster kedua ada Pulau Merah, Pantai Mustika, juga Pulau Bedil yang kerap disebut sebagai Raja Ampatnya Banyuwangi,” kata Taufik.
Selain memiliki banyak destinasi wisata, Banyuwangi juga dikenal dengan kota sejuta event, baik event seni budaya, edukasi, musik, sports tourism, maupun kuliner yang siap memanjakan para wisatawan yang datang ke Banyuwangi.
Begitu juga dengan Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Jembrana, Anak Agung Komang Sapta Negara, yang berharap paket wisata 3B dapat menarik lebih banyak minat kunjungan wisatawan.
“Kami juga membagi kawasan pariwisata dalam tiga cluster, di barat ada Gilimanuk dengan keindahan bawah laut dan juga Taman Nasional Bali Barat. Juga ada Desa Wisata Blimbingsari yang terkenal dengan keunikan akulturasi budayanya,” ujar Komang.
Untuk cluster barat, wisatawan dapat menjelajahi keindahan alam bawah laut di Teluk Gilimanuk, mengunjungi museum manusia prasejarah, Desa Wisata Blimbingsari dengan keunikan akulturasi budaya, mengunjungi gereja tua dengan arsitektur eropa dan agro wisata cacao Desa Ekasari kemudian lanjut ke Bali Barat dengan off-road ke Desa Manistutu menyaksikan Atraksi Mekepung Lampit.
Di cluster tengah, terdapat Pura Jagat Natha, salah satu Pura terbesar di Jembrana, yang dikelilingi taman dan spot foto yang indah. Terdapat Centra Tenun Jembrana sebagai pusat oleh-oleh khas Jembrana, juga Desa Perancak tempat konservasi penyu Kurma Asih. Terkait Wisata Sejarah, wisatawan dapat naik dokar di Puri Agung Negara serta menyaksikan Atraksi Mekepung.
Di bagian cluster timur, Pantai Medewi menjadi salah satu terbaik untuk berselancar, Bunut Bolong (pohon beringin yang berlubang), Pura Rambut Siwi yang megah dengan keindahan sawah dan pantai.
“Kami menyambut baik paket wisata 3B ini yang diharapkan mampu meningkatkan kunjungan wisatawan ke tiga kabupaten,” kata Komang. (Foto: Kemenparekraf)