By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Seni Pantomim di Indonesia, Dari Warisan Budaya Hingga Inovasi
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Warisan Budaya > Seni Pantomim di Indonesia, Dari Warisan Budaya Hingga Inovasi
Warisan Budaya

Seni Pantomim di Indonesia, Dari Warisan Budaya Hingga Inovasi

Ridwan
Last updated: 17/01/2025 15:49
Ridwan
Share
5 Min Read
Septian Dwi Cahyo,, salah satu pelopor seni Pantomim Indonesia. Foto: Tangkapan layar Youtube Septian Dwi Cahyo
SHARE

Di Indonesia, seni pertunjukan tidak hanya terdiri dari tarian dan sendratari saja, tetapi juga mencakup kesian lainnya akni pantomim yang kini semakin populer.

Keberadaan pantomim tidak terlepas dari karakteristik uniknya yang membedakannya dari bentuk seni teater lainnya, yaitu kemampuannya mengekspresikan cerita tanpa satu kata pun.

Seni pantomim berfokus pada gerakan tubuh dan ekspresi wajah untuk mengungkapkan karakter dan perilaku dalam setiap dialog. Pantomim adalah seni bercerita melalui bahasa tubuh dan mimik.

Penampilannya bisa secara tunggal, berpasangan, atau dalam kelompok dengan banyak pemeran.

Charlie Chaplin Bapak Pantomim

Asal mula seni pantomim dapat ditelusuri dari Commedia dell’Arte, yang merupakan bentuk teater profesional awal dari Italia pada abad ke-16 hingga ke-18.

Pada masa itu, pantomim menjadi salah satu elemen khas dalam pertunjukan Commedia dell’Arte.

Seiring waktu, seni ini kian berkembang di Eropa dan mencapai puncak popularitasnya usai muncul film bisu di abad ke-20, termasuk film ikonis The Tramp (1915) dibintangi Charlie Chaplin.

Dari sinilah, seni pantomim mulai dikenal luas, termasuk di tanah air.

Eksistensi Pantomim di Indonesia

Seni pantomim pertama kali muncul di Indonesia pada tahun 1970-an di Yogyakarta.

Tokoh teater legendaris, Moortri Poernomo, dikenal sebagai pelopor seni pantomim di tanah air. Ia berkontribusi dalam memperkenalkan dasar-dasar gerakan pantomim di Akademi Seni Drama dan Film Indonesia (ASDRAFI). 

Kemudian, seniman pantomim Jemek Supardi menggelr pentas berjudul Jemek Numpang Perahu Nuh (1982) di Senisono Art Gallery.

Dikenal sebagai “Bapak Pantomim Indonesia,” Jemek dikenal dengan gerak tubuhnya yang luwes dan ekspresi yang memikat, serta penggunaan makeup yang total. Ia telah menerima banyak penghargaan berkat kiprahnya itu.

Pantomim Kian Populer 

Seiring berjalannya waktu, semakin banyak seniman pantomim yang meramaikan panggung seni di Indonesia. Didi Petet, bersama Sena A. Utoyo, mendirikan kelompok teater pantomim “Sena Didi Mime” di Jakarta pada tahun 1986.

Karya-karya yang dihasilkan oleh grup ini tidak hanya sukses di dalam negeri, tetapi juga telah dipentaskan di festival internasional di Prancis, Slovakia, dan Berlin.

Salah satu aktor pantomim yang masih aktif hingga kini adalah Septian Dwi Cahyo, yang dikenal sebagai “Den Bagus” dari sebuah acara televisi Spontan.

Selain itu, ia juga membintangi beberapa film dan sinema elektronik pada tahun 1980-an, serta aktif mengedukasi masyarakat mengenai seni pantomim melalui Septian Dwi Cahyo (SDC) Studio.

Kemunculan Generasi Pantomim di Berbagai Daerah

Setelah para pelopor seperti Moortri Poernomo, Jemek Supardi, Sena Didi Mime, dan Septian Dwi Cahyo, banyak pegiat pantomim baru muncul dengan pendekatan akulturasi dan inovasi yang mengangkat kearifan budaya lokal.

Contohnya, Dede Dablo dari Bandung yang aktif melakukan street mime dan sangat diminati di platform TikTok. Wanggi Hoe dari Mixii-Imajimime Theatre (Bandung) juga sering terlibat dalam aksi sosial melalui pantomim.

Di Jakarta, ada seniman pantomim Joko Joker yang sering tampil bersama band Supir Tembak.

Selain itu, Amar Eres, Syukron Djamal, dan Bang Zhai dari Jakarta aktif mengembangkan komunitas pantomim anak yang tergabung dalam MimeKids. Ada juga Banon Gautama yang menggelar kelas akting pantomim bagi masyarakat umum.

Kehadiran para pegiat pantomim di daerah menunjukkan identitas budaya lokal mereka, termasuk akulturasi pantomim dengan budaya Aceh oleh Rasyidin Wigmaroe.

Sanggar Arsita, Yud’s Dance Mime Teater, dan Imagination Mime dari Yogyakarta juga terus berupaya merevitalisasi seni pantomim. Pemerintah juga aktif menggelar lomba pantomim untuk pelajar.

Saat ini, seni pantomim telah menjadi bagian dari pendidikan ekstrakurikuler di Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah, menjadikannya lebih dikenal dan diminati di kalangan anak-anak dan remaja.

Inspirasi Pantomim dalam Tari Tradisional

Popularitas seni pantomim terus berkembang dan bahkan menginspirasi gerakan dalam tarian tradisional Indonesia.

Misalnya, dalam Tari Gambir Anom dari Solo, gerakan yang dilakukan mencerminkan kisah cinta remaja, termasuk gerakan pantomim yang menggambarkan aktivitas bercermin dan berdandan. 

Tari Rantak Kudo dari Jambi juga menggabungkan gerakan pantomim, di mana penari melakukan gerakan menghentak-hentakkan kaki layaknya kuda.

Selain itu, Tari Gong yang berasal dari Kalimantan Timur juga menampilkan elemen pantomim, meniru gerakan burung Enggang, dengan penari menggunakan aksesori bulu tiruan pada tangan seolah-olah sedang mengepakkan sayap.

Dengan perkembangan yang pesat dan inovasi yang terus berlanjut, seni pantomim yang menjadi warisan budaya klasik, semakin mengukuhkan dirinya sebagai salah satu bentuk seni pertunjukan yang kaya akan ekspresi dan makna di Indonesia. (Achmad Aristyan-Sumber: Kemenparekraf.go.id)

You Might Also Like

Soto Karang, Kuliner Unik dari Lereng Gunung Lawu Karanganyar

Merasakan Cita Rasa Pedasnya Sambal Matah Khas Bali

Tari Maengket Simbolisasi Syukur dalam Budaya Minahasa

Gethuk Kethek, Jajanan Legendaris Salatiga

Tahu Takwa, Ikon Kuliner Kediri yang Eksis Sejak 1912

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Ridwan
Content Editor
Previous Article Spot Surfing Terbaik di Indonesia yang Mendunia
Next Article Nyonya Pang, Toko Oleh-Oleh Legendaris di Muntilan Magelang
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?