By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Tahu Takwa, Ikon Kuliner Kediri yang Eksis Sejak 1912
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Warisan Budaya > Tahu Takwa, Ikon Kuliner Kediri yang Eksis Sejak 1912
Warisan Budaya

Tahu Takwa, Ikon Kuliner Kediri yang Eksis Sejak 1912

Achmad Aristyan
Last updated: 31/10/2024 15:37
Achmad Aristyan
Share
Salah satu ikon kuliner dan oleh-oleh khas Kota Kediri yaitu Tahu Takwa. Foto: kedirikab.go.id
SHARE

Kota Kediri di Jawa Timur dikenal memiliki banyak ikon daerah, salah satunya adalah tahu takwa yang telah eksis sejak tahun 1912. Saat ini, tahu takwa di Kediri telah mengalami berbagai perkembangan dalam aspek produk, proses pembuatan, serta metode penjualannya.

Asal usul tahu takwa bermula dari kedatangan imigran Tiongkok ke Kediri pada tahun 1900. Tradisi mereka adalah membuat beragam olahan tahu setiap kali ada perayaan. Pada masa itu, produksi tahu belum ada di Kediri. Ketika warga Tiongkok menyadari bahwa kualitas air di Kediri mirip dengan di Tiongkok, mereka pun tertarik untuk memproduksi tahu.

Menurut catatan sejarah Chu Ku Fei dari Tiongkok, pada awalnya tahu yang dihasilkan berwarna putih. Namun, karena melihat identitas Kota Kediri yang ditandai dengan bangunan kuning di sepanjang jalan, maka mereka menciptakan tahu berwarna kuning sebagai simbol hubungan antara Tiongkok dan Kediri. Tahu kuning ini juga dikenal sebagai tahu takwa.

Nama “takwa” berasal dari istilah Hokkian “Kwa”, dan seiring dengan percampuran budaya Tiongkok dan Jawa, sebutannya menjadi “Takwa”.

Saat ini, Kota Kediri juga memiliki objek wisata yang terkenal sebagai pusat produksi tahu takwa, yakni Kampung Tahu. Kampung ini telah ada sejak tahun 1950-an, namun baru secara resmi diresmikan oleh Wali Kota Kediri, Samsul Ashar, pada Agustus 2019.

Lokasi Kampung Tahu terletak di Kelurahan Tinalan Gg. 4, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri. Ketua Paguyuban Kampung Tahu, Jamal, menjelaskan bahwa kawasan ini dulunya merupakan tempat tinggal mayoritas pengrajin dan penjual tahu.

Seiring dengan perkembangan zaman, Pemerintah Kota Kediri melihat potensi di daerah ini dan menjadikannya sebagai objek wisata sekaligus pusat kerajinan tahu. “Produksi tahu ini merupakan warisan turun-temurun dalam keluarga kami, sudah mencapai generasi ketiga, termasuk saya,” ungkapnya.

Produk yang dihasilkan di kampung ini awalnya adalah tahu sayur atau tahu putih, dengan metode penjualan yang masih tradisional, yakni berkeliling menggunakan sepeda. Namun, setelah pelatihan dari Pemerintah Kota Kediri, mereka mulai berinovasi dengan memproduksi tahu takwa.

Seiring waktu, berbagai produk baru pun diciptakan, seperti stik tahu, tahu walik, tahu coklat, dan lainnya. Meskipun proses pembuatan tetap sama, peralatan yang digunakan kini lebih modern, seperti alat press yang lebih efektif dibandingkan dengan batu yang digunakan sebelumnya.

Jamal juga menambahkan bahwa perbedaan mencolok antara tahu sayur dan tahu takwa terletak pada jumlah kedelai yang digunakan. Tahu takwa membutuhkan kedelai dua hingga tiga kali lipat lebih banyak dibandingkan tahu sayur, sehingga teksturnya menjadi lebih padat dan kenyal dengan kadar air yang lebih rendah. Kebanyakan penjual saat ini menggunakan kedelai impor karena sulitnya memperoleh kedelai lokal yang berkualitas baik.

Dari segi pemasaran, masyarakat dulunya menjual tahu secara konvensional dengan berkeliling, menempuh jarak jauh hingga Mrican dan Grogol. Namun, saat ini penjualan telah beralih ke outlet atau dilakukan di rumah masing-masing, bahkan sudah memiliki beberapa mitra, salah satunya di Kertosono.

Peran Pemerintah Kota Kediri sangat penting dalam pengembangan Kampung Tahu. Mereka memberikan pelatihan dan bimbingan, menjadikan Kampung Tahu sebagai salah satu ikon Kota Kediri. Kepala Seksi Produksi dan Pengembangan Usaha Mikro, Dinas Koperasi dan UMKM, Agus Subono, menjelaskan bahwa sebelumnya kampung ini hanya memproduksi tahu sayur.

Setelah mengikuti pelatihan, para pengrajin mulai memproduksi tahu takwa. Selain itu, Pemkot Kediri juga memfasilitasi promosi melalui website resmi dan bekerja sama dengan marketplace untuk menjaga identitas Kediri sebagai “Kediri Kota Tahu”. 

Agus berharap para penjual di Kampung Tahu dapat lebih berinovasi dalam produksi dan penjualan, serta bekerja sama dengan biro jasa perjalanan untuk menjadikan kampung ini sebagai salah satu destinasi wisata. (Sumber: kedirikab.go.id)

You Might Also Like

Ramuan Jamu, Warisan Budaya Jawa yang Diakui UNESCO

Noken, Warisan Budaya Papua Menanti Sentuhan Generasi Muda

Purwaceng, Herbal dari Dieng untuk Vitalitas dan Kesehatan

Permainan Tradisional Dakon Asah Kemampuan Strategi

Mencicipi Luti Gendang, Roti Goreng Isi Ikan Asli Batam

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Achmad Aristyan
Content Writer
Previous Article Jejak Sejarah dan Makna Nama Kota Kediri
Next Article Menelusuri Akar Budaya dan Tradisi Kesenian Jaranan Kediri
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?