By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Jemparingan, Seni Panahan Mataram dengan Makna Medalam
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Warisan Budaya > Jemparingan, Seni Panahan Mataram dengan Makna Medalam
Warisan Budaya

Jemparingan, Seni Panahan Mataram dengan Makna Medalam

Ridwan
Last updated: 13/01/2025 15:30
Ridwan
Share
4 Min Read
Di lingkungan Keraton Yogyakarta, permainan jemparingan rutin dilaksanakan setiap minggu. Para pemanah, dalam busana khas Jawa. Foto: Tangkapan layar Youtube Kraton Jogja
SHARE

Jemparingan adalah olahraga panahan khas Kerajaan Mataram yang berasal dari Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, DI Yogyakarta. Keberadaan jemparingan dapat ditelusuri sejak awal keberadaan Kesultanan Yogyakarta.

Pada awalnya, permainan ini hanya dilakukan di kalangan keluarga Kerajaan Mataram, dan dijadikan perlombaan di kalangan prajurit  kerajaan. Namun seiring waktu, jemparingan mulai diminati dan dimainkan kalangan rakyat biasa. 

Dilansir dari halaman Indonesia.go.id, seni memanah ini telah dikenal sejak zaman Sri Sultan Hamengku Buwono I, yang mendorong pengikutnya untuk belajar memanah sebagai sarana membentuk watak ksatria.

Watak ksatria yang dimaksud adalah sawiji, greget, sengguh, dan ora mingkuh. Artinya yaitu konsentrasi, semangat, rasa percaya diri, dan bertanggung jawab. 

Filosofi Jemparingan

Jemparingan berbeda dengan panahan lain yang berfokus pada kemampuan untuk membidik target dengan tepat. Seni memanah ini bertujuan untuk pembentukan watak. Hal berbeda lainnya yaitu dilakukan dalam posisi duduk bersila. 

Pemanah jemparingan dalam memanah didasarkan dengan perasaan, maka dari itu pemanah akan memosisikan busur di hadapan perut.

Gaya memanah ini sejalan dengan filosofi jemparingan gaya Mataram, pamenthanging gandewa pamanthening cipta, yang bermakna, manusia yang bercita-cita hendaknya berkonsentrasi penuh pada cita-citanya agar dapat tercapai.

Perlengkapan Jemparingan

Seni memanah ini memiliki nama sendiri untuk perlengkapan yang menyertainya.

Jemparing atau anak panah terdiri atas deder atau batang anak panah, bedor atau mata panah, wulu atau bulu pada pangkal panah, dan nyenyep atau bagian pangkal dari jemparing yang diletakkan pada tali busur saat memanah.

Untuk busur dinamakan gandewa yang terdiri dari cengkolak atau pegangan busur, lar atau bilah yang terdapat pada kiri dan kanan cengkolak, dan kendheng atau tali busur.

Sementara itu, sasarannya disebut  wong-wongan atau bandulan yang berbentuk silinder tegak. Pada bagian atas, silinder diberi warna merah, dinamakan molo atau kepala.

Bagian bawah diberi warnah putih, dinamakan awak (badan). Lalu pertemuan antara molo dan awak diberi warna kuning setebal 1 cm dinamakan jangga (leher). 

Di bawah bandulan digantung sebuah bola kecil, dimana pemanah akan mendapat pengurangan nilai bila mengenai bola ini. Sementara di bagian atasnya digantung lonceng kecil yang akan berdenting setiap kali jemparing mengenai bandulan.

Perlengkapan jemparingan bersifat pribadi dan sulit dipinjamkan. Hal ini  dikarenakan dibuat khusus oleh pengrajin yang disesuaikan dengan postur tubuh pemanah. 

Melatih Konsentrasi

Seiring perkembangan zaman, jemparingan pun mulai mengalami beberapa perubahan. Kini terdapat berbagai cara memanah serta bentuk sasaran yang dibidik.

Selain itu, dalam membidik juga tidak membidik dengan posisi gandewa, namun dengan mata. Meskipun begitu, semua tetap berpijak pada filosofi jemparingan sebagai sarana melatih konsentrasi. 

Setelah sempat terancam hampir punah karena peminatnya semakin sedikit, kini seni memanah tradisional ini mulai diminati kembali oleh generasi muda, terutama di lingkungan Yogyakarta.

Di lingkungan Keraton Yogyakarta, permainan jemparingan rutin dilaksanakan setiap minggu. Para pemanah, dalam busana khas Jawa yaitu kebaya, batik, surjan, kain batik dan blangkon.

Baik wanita maupun pria, merentang busur untuk menempa hati. Memusatkan pikiran dan konsentrasi untuk sebuah tujuan yang ingin dicapai. (Anisa Kurniawati-Sumber: Indonesia.go.id)

You Might Also Like

Klenteng Tek Hay Kiong, Simbol Sejarah Kerukunan

Fadli Zon Library, Perpustakaan Pribadi Terbesar di Indonesia

Mengenal Rokok Jontal, Cita Rasa Daun Lontar Asli Sumbawa

Menikmati Cita Rasa Latopia, Bakpia Jumbo Ala Kota Tegal

Para Biksu Ambil Air Suci di Umbul Jumprit untuk Waisak

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Ridwan
Content Editor
Previous Article Begalan, Tradisi Pernikahan Jawa yang Unik dari Cilacap
Next Article Asep ‘Bucrak’, Perajin Kendang Beken Di Eropa
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?