By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Calung Renteng, Pengiring Ritual Pertanian di Banten
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Warisan Budaya > Calung Renteng, Pengiring Ritual Pertanian di Banten
Warisan Budaya

Calung Renteng, Pengiring Ritual Pertanian di Banten

Ridwan
Last updated: 16/10/2024 07:46
Ridwan
Share
3 Min Read
Foto: Youtube
SHARE

Calung renteng, alat musik varian angklung yang dimainkan dengan cara dipukul. Alat musik ini biasa dimainkan di sela-sela upacara yang berkaitan dengan ritual pertanian. Berusia ratusan tahun, alat musik ini telah menjadi warisan budaya yang perlu dijaga. Irama yang dihasilkan dari alat musik ini memiliki musik yang indah. 

Berbeda dengan calung pada umumnya, calung renteng terbuat dari bambu hitam karena dinilai bisa lebih menghasilkan suara yang nyaring dan strukturnya lebih kuat. Bambu tersebut didiamkan semalaman baru kemudian dibuat bersusun sesuai tangga nada yang dihubungkan dengan serat bambu. 

Alat musik ini tidak memiliki dudukan melainkan bilah-bilah bambu yang dihubungkan dan digantung menjulur ke bawah, dimulai dari tangga nada rendah hingga tinggi. Untuk memainkannya, calung renteng digantungkan pada rumah calung. Sementara, pemain calung duduk bersila sambil menabuh bilah-bilah bambu.

Sejarah Calung Renteng

Menurut beberapa sumber, calung renteng sudah ada sejak tahun 1948 di Kampung Cinangrang, Desa Cidahu, Kecamatan Banjarsari, Kabupaten Lebak, Banten. Pada mulanya alat musik inni digunakan di lahan pertanian warga untuk mengusir babi-babi liar. Ada juga yang mengatakan dibuat untuk acara pesta rakyat dalam rangka menyambut musim panen. 

Dilansir dari halaman Indonesia.go.id, anak laki-laki suku Banten Kidul sering memainkan calung renteng saat para ibu sedang memanen padi dan memisahkan bulir padi dari kulitnya dengan alat tradisional yang disebut lesung.

Seiring perkembangan zaman, calung renteng dimainkan dengan tambahan alat musik lain seperti gendang, terompet, goong, kecrek, anting, dan lainnya. Umumnya kesenian ini dimainkan secara berkelompok sekitar 4 hingga 8 orang. 

Setiap pertunjukan lagu berdurasi sekitar 5 menit. Lagu-lagu yang dimainkan ada banyak seperti lutung kasarung, tunggul kaung, gendrongan, gersik dan sebagainya. Lagu tersebut hanya terdiri dari nada-nada saja tidak ada syairnya.  

Saat ini, alat musik tradisional ini tidak hanya dimainkan saat upacara tradisional. Calung kini sering dipadukan dengan berbagai alat musik modern. Bahkan, belakangan ini banyak bermunculan komunitas pemusik calung.

Biasanya digunakan sebagai pengiring musik untuk tarian. Hal ini dilakukan supaya lebih menarik. Calung merupakan salah satu wasiat budaya yang harus dijaga dan dilestarikan keberadaannya. Salah satu upaya yang dapat kita lakukan adalah mengembangkannya dan ikut memperkenalkan ke masyarakat yang lebih luas supaya eksistensinya tidak punah. (Anisa Kurniawati-Berbagai sumber)

You Might Also Like

Sejarah Candi Sumur, Warisan Budaya Abad ke-14

Rahasia di Balik Kelezatan Sate Lilit khas Pulau Dewata

Pakaian Adat Sangkurat Kebanggaan Suku Dayak Ngaju

Sejarah Gado-Gado, Hidangan Sayuran Sejak Era Kesultanan

Mencoba Cita Rasa Momoh, Olahan Jeroan Sapi Khas Kendal 

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Ridwan
Content Editor
Previous Article Menggali Kuliner ‘Tersembunyi’ di Indonesia
Next Article Damarwulan, Kolaborasi Atraksi Seni Tari dan Teater
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?