Danau Tendetung yang berlokasi di Kecamatan Totikum Selatan, Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah, merupakan destinasi wisata alam yang belum banyak dijamah wisatawan. Secara administratif, danau ini membentang di tiga desa, yaitu Desa Peley, Desa Kanali, dan Desa Tobungku.
Memiliki panjang sekitar 2,5 kilometer dan lebar antara 600 hingga 800 meter, Danau Tendetung menyuguhkan pemandangan indah dan suasana tenang yang tepat untuk melepas penat. Keistimewaan Danau Tendetung terletak pada fluktuasi airnya yang unik.
Anto Scout, seorang pemandu lokal, yang sering menemani wisatawan ke lokasi ini, permukaan air danau dapat berubah-ubah tergantung musim. Pada waktu-waktu tertentu, airnya akan surut, memperlihatkan jejak aliran sungai yang berliku-liku dan dikenal masyarakat sebagai “101 Kelokan.” Anto menyebutkan bahwa saat air danau mulai kembali naik, kian mempercantik tampilan danau yang menarik perhatian pengunjung.
Danau Tendetung tidak hanya menyuguhkan pemandangan alam yang indah, tetapi juga berbagai aktivitas menarik bagi para wisatawan. Beberapa aktivitas yang dapat dilakukan di sini antara lain:
- Naik Perahu: Pengunjung dapat menyewa perahu tradisional untuk menjelajahi tepian danau dan menikmati pemandangan alam sekitarnya.
- Berkemah: Area di sekitar danau menyediakan lokasi yang pas untuk berkemah. Bermalam di tepi Danau Tendetung menawarkan pengalaman menyatu dengan alam, dengan pemandangan langit malam yang bersih.
- Memotret Keindahan 101 Kelokan: Saat danau surut, pengunjung bisa melihat kelokan-kelokan aliran sungai yang indah dan cocok dijadikan objek fotografi.
- Mengeal Warga Lokal: Wisatawan bisa mendengarkan kisah rakyat yang diceritakan oleh penduduk setempat atau pemandu wisata, memberikan pengalaman yang lebih mendalam.
Baca juga: Pantai Poganda Banggai Kepulauan, Pantai Fotogentik
Legenda Cinta
Danau Tendetung juga dikenal karena kisah legenda cinta tragis antara Sundano dan Kokiap, dua pemuda dari Desa Kanali yang hubungannya tidak disetujui keluarga masing-masing.
Konon, mereka memutuskan melarikan diri menggunakan perahu kecil demi memperjuangkan cinta mereka. Selama pelarian, perahu mereka mengarungi sungai dengan banyak kelokan, yang kini menjadi “101 Kelokan” di sepanjang Danau Tendetung. Kisah ini berkembang menjadi bagian dari cerita rakyat yang diwariskan secara turun-temurun di masyarakat sekitar danau.
Danau Tendetung dapat dicapai wisatawan melalui Kota Luwuk, ibu kota Kabupaten Banggai. Dari Luwuk, perjalanan dilanjutkan dengan kendaraan darat menuju Kecamatan Totikum Selatan yang memakan waktu sekitar 3-4 jam, tergantung kondisi jalan.
Meski akses jalan menuju danau mulus, namun sepanjang perjalanan, wisatawan akan disuguhi pemandangan alam yang menakjubkan berupa perbukitan, hutan tropis, dan area persawahan asri.
Baca juga: Menyaksikan Alam Bawah Laut Spektakuler di Banggai Kepulauan
Fasilitas di Danau Tendetung tergolong sederhana namun cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar pengunjung. Beberapa warga setempat membuka warung kecil yang menyediakan makanan ringan dan minuman, dan ada juga lokasi parkir yang cukup luas untuk kendaraan.
Karena lokasinya yang masih alami, wisatawan disarankan membawa perlengkapan pribadi seperti tenda, bekal makanan. Selain itu, sebaiknya pengunjung membawa persediaan air bersih dan tidak lupa untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan sekitar danau.
Destinasi wisata Danau Tendetung memnag tidak hanya menawarkan pemandangan alam yang indah tetapi juga pengalaman unik dan sarat akan budaya lokal. Mengunjungi danau ini akan memberikan sensasi tersendiri, baik bagi pencinta alam, petualang, maupun mereka yang tertarik untuk mengetahui legenda setempat. (Dari berbagai sumber)