By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Amir Hamzah, Raja Penyair Zaman Pujangga Baru
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Profil > Amir Hamzah, Raja Penyair Zaman Pujangga Baru
Profil

Amir Hamzah, Raja Penyair Zaman Pujangga Baru

Anisa Kurniawati
Last updated: 09/11/2024 01:13
Anisa Kurniawati
Share
Sastrawan Amir Hamzah.
Sastrawan Amir Hamzah. Foto: tokoh.id
SHARE

Amir Hamzah, dikenal sebagai tokoh utama dalam Pujangga Baru. Disamping itu ia juga pahlawan nasional, dedikasinya dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia telah meninggalkan jejak mendalam dalam sejarah dan sastra Indonesia. 

Amir Hamzah bernama lengkap Tengkoe Amir Hamzah Pangeran Indra Poetera. Amir lahir 28 Februari 1911 di Tanjung Pura, Langkat, Sumatera Utara dari  pasangan berdarah bangsawan. Ayahnya, Tengku Muhammad Adil adalah wakil sultan untuk Luhak Langkat Bengkulu di Binjai.

Semasa kecilnya, Amir Hamzah bersekolah di Langkatsche School (HIS). Setamat HIS, Amir melanjutkan studi ke MULO di Medan, namun tidak sampai selesai. Kemudian dia pindah ke Batavia (Jakarta) dan menyelesaikan SMPnya di MULO Menjangan. 

Kemampuan sastranya semakin meningkat, terlebih saat Amir bersekolah di AMS jurusan Sastra Timur di Solo. Di sana dia menulis sebagian besar sajak-sajak pertamanya. Hal itu berlanjut hingga ia melanjutkan studi di Sekolah Tinggi Hukum di Jakarta. 

Baca juga: Marah Rusli, Sastrawan Roman Legendaris Siti Nurbaya

Tokoh Pujangga Baru

Amir Hamzah dikenal sebagai tokoh utama dalam Pujangga Baru selain pelopornya Sutan Takdir Alisjahbana dan sastrawan Armijn Pane. Mereka inilah yang  memperkenalkan gaya penulisan baru yang lebih modern, selain mendirikan majalah sastra “Poedjangga Baroe”

Secara keseluruhan ada sekitar 160 karya Amir yang berhasil dicatat. Karya tersebut meliputi sajak asli dan terjemahan, prosa liris asli dan terjemahan, prosa asli dan lainnya. Karya-karyanya tercatat dalam kumpulan sajak antara lain Buah Rindu, Nyanyi Sunyi, Setanggi Timur dan terjemahan Baghawat Gita.

Dari karya-karya puisinya, Amir mendapat julukan sebagai Raja Penyair Zaman Pujangga Baru sekaligus satu-satunya penyair Indonesia berkelas internasional di era sebelum Indonesia merdeka.

Amir diangkat menjadi Wakil Pemerintah Republik Indonesia untuk Langkat yang berkedudukan di Binjai, 29 Oktober 1945. Pada saat itu pemerintahan Republik Indonesia masih belum stabil. Pada Maret 1946, terjadi revolusi sosial yang dipimpin oleh faksi PKI.

Baca juga: Andrea Hirata, Sosok Sentral di Balik Novel Laskar Pelangi

Pahlawan Nasional

Sasarannya adalah keluarga bangsawan yang dianggap feodal dan kurang memihak kepada rakyat, termasuk Amir Hamzah. Mayatnya ditemukan di sebuah pemakaman massal di Kuala Begumit. Konon, ia tewas dipancung tanpa proses peradilan dalam usia 35 tahun. 

Di selnya, ditemukan potongan tulisan Amir terakhir, sebuah fragmen dari pusi 1941-nya Boeah Rindoe. Sebagaian syairnya bertulis “ Wahai maut, datanglah engkau. Lepaskan aku dari nestapa. Padamu lagi tempatku berpaut. Di saat ini gelap gulita.” 

Amir Hamzah dimakamkan di pemakaman mesjid Azizi, Tanjung Pura, Langkat. Di makamnya terukir dua buah syairnya. Pemerintah RI kemudian menetapkannya sebagai Pahlawan Nasional tahun 1975. 

Selain itu, atas jasa dan dedikasinya, nama Amir Hamzah disematkan sebagai nama gedung pusat kebudayaan Indonesia di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kuala Lumpur, dan nama masjid di Taman Ismail Marzuki, Jakarta. (Diolah dari berbagai sumber)

You Might Also Like

Kukuh Hariyawan, Desainer Kebaya Adhikari yang Mendunia

Siti Aminah Marijo, Pelopor Bekatul Beras Merah di Wonosobo

Dewi Sartika Pelopor Pendidikan Perempuan di Tanah Sunda

Rohana Kudus, Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia 

SD N 10 Wonosobo: Wujudkan Pendidikan Berkualitas dengan Budaya Beradab

TAGGED:Amir HamzahPahlawan NasionalSastrawan Pujangga Baru

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Anisa Kurniawati
Content Writer
Previous Article Nusantara Cultural Heritage Festival Pelestarian Budaya di IKN
Next Article Wayang Kulit Cirebon Wayang Kulit Cirebon, Media Diplomasi Dakwah Religi
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?