By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Keraton Kasepuhan, Jejak Kebesaran Kerajaan Islam Nusantara
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Warisan Budaya > Keraton Kasepuhan, Jejak Kebesaran Kerajaan Islam Nusantara
Warisan Budaya

Keraton Kasepuhan, Jejak Kebesaran Kerajaan Islam Nusantara

Anisa Kurniawati
Last updated: 12/11/2024 02:29
Anisa Kurniawati
Share
Foto: wikimedia commons
SHARE

Keraton Kasepuhan di Cirebon merupakan sisa-sisa peninggalan Kerajaan Islam. Keraton ini didirikan tahun 1529 oleh Pangeran Mas Zainul Arifin. Lokasinya yang berada di antara wilayah Jawa Barat dan Jawa Tengah menjadikannya penghubung kebudayaan Sunda dan Jawa. 

Kerton bera;amat di Jalan Keraton Kasepuhan No. 43, Kelurahan Kasepuhan, Kecamatan Lemah wungkuk, Keraton Kasepuhan merupakan perkembangan dari Keraton Pakungwati, yang didirikan tahun 1529 M (1451 Saka) oleh Pangeran Mas. 

Setelah Kesultanan Cirebon terbagi dua, Pakungwati berganti menjadi Keraton Kasepuhan di bawah pimpinan Pangeran Mertawijaya bergelar Sultan Sepuh Mohammad Syamsudin Mertawijata.

Keraton Kasepuhan menempati lahan 25 hektar, terdiri berbagai bangunan, antara lain bangunan induk, pancaratna, pancaniti, sitinggil, paseban pengada, langgar agung, dan srimanganti.

Pintu gerbang utama untuk memasuki kompleks keraton berada di sebelah utara dan selatan kompleks. Gerbang utara disebut “kreteg pangrawit“, sedangkan di sebelah selatan disebut “lawang sanga” atau pintu sembilan. Di halaman keraton terdapat dua patung singa berwarna putih, meriam, dan arca nandi (sapi). 

Baca juga: Tari Topeng Cirebon, Bermula Dari Keraton

Pelestarian Budaya

Bangunan Siti Hinggil merupakan bangunan terdepan saat pengunjung memasuki kawasan keraton. Dalam bahasa Cirebon, Siti Hinggil berarti tanah yang tinggi. Siti Hinggil sendiri terbuat dari susunan bata merah dengan gaya arsitektur Majapahit. 

Saat memasuki bagian dalam kompleks, terdapat lima bangunan tanpa dinding. Bangunan utama disebut Malang Semirang. Bangunan ini memiliki enam tiang yang melambangkan rukun iman. 

Secara keseluruhan, Malang Semirang memiliki tiang berjumlah dua puluh yang melambangkan sifat-sifat Allah. Masuk ke dalam lagi, pengunjung akan disambut gapura bergaya Majapahit dan juga kereta keraton beserta benda-benda pusaka di gedung museum.  

Bagian paling belakang Keraton Kasepuhan terdapat Keraton Pangkuwati. Keraton ini merupakan bangunan pertama yang dibangun Pangeran Cakrabuana. Di dalamnya, terdapat petilasan peninggalan Pangeran Cakrabuana dan Sunan Gunung Jati. 

Baca juga:Wayang Kulit Cirebon, Media Diplomasi Dakwah Religi

Selain dapat melihat bukti kebesaran peninggalan kerajaan Islam, Keraton juga dijadikan sebagai tempat pelestarian budaya. Disini masih digelar acara tradisi setiap tahunnya. Misalkan seperti Acara Panjang jimat untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Keraton juga sering menjadi tuan rumah berbagai festival. Contohnya seperti Festival Keraton Nusantara, Festival Topeng Nusantara, Grebeg Syawal, dan festival kebudayaan lainnya. 

Jam operasional Keraton Kasepuhan dibuka setiap hari mulai dari jam 08.00-18.00. Untuk harga tiket masuknya sekitar Rp 15.000 hingga Rp 25.000. Tidak hanya menjadi wisata sejarah, bangunan keraton ini juga menjadi wisata religi, sehingga layak untuk dikunjungi di Cirebon. (Diolah dari berbagai sumber)

You Might Also Like

Cerita di Balik Wayang Kancil, Media Pendidikan Berbalut Budaya

Ayam Kalasan, Sajian Dengan Guyuran Air Kepala

Bebegig Sukamantri Representasi Penjaga Lingkungan Ciamis

Melihat Keindahan dan Keunikan Masjid Agung Sumenep Madura

Mahasiswi Mesir Bikin Aplikasi Belajar Gamelan

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Anisa Kurniawati
Content Writer
Previous Article Hasan Nawi, Maestro Pengrajin Legendaris Topeng Cirebon
Next Article Konser Dua Lipa Batal, Pemerintah Evaluasi Standar Keamanan
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?