By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Tradisi Labuh Saji, Lestarikan Kekayaan Laut Sukabumi
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Tradisi > Tradisi Labuh Saji, Lestarikan Kekayaan Laut Sukabumi
Tradisi

Tradisi Labuh Saji, Lestarikan Kekayaan Laut Sukabumi

Anisa Kurniawati
Last updated: 10/11/2024 04:48
Anisa Kurniawati
Share
Tradisi Labuh Saji
Tradisi Labuh Saji. Foto: kemenparekraf.go.id
SHARE

Tradisi Labuh Saji atau sering juga disebut dengan syukuran nelayan adalah upacara sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan karena telah diberikan hasil tangkapan laut yang cukup. Tradisi ini juga dilakukan dengan harapan dapat agar dijauhkan dari bencana atau musibah.

Upacara Adat Labuh Saji diadakan di Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi. Dalam Bahasa Sunda, “Labuh” memiliki makna menjatuhkan benda. Dalam hal ini dimaksudkan melabuhkan/menjatuhkan sesajen  ke laut dengan harapan agar hasil tangkapan berlimpah setiap tahunnya. 

Tradisi sudah dilakukan masyarakat Pelabuhan Ratu secara turun-temurun, dari generasi ke generasi hingga saat ini . Mereka masih percaya adanya mitos penguasa pantai selatan yaitu Nyi Roro Kidul. Tradisi ini dilakukan setiap tahun untuk menghormatinya.

Baca juga; Mangupa Upa, Tradisi Doa dan Syukur Suku Batak

Konon, upacara yang disebut juga sebagai Hari Nelayan ini bermula dari kebiasaan Nyi Putri Mayangsagara selalu memberikan penghormatan kepada Nyi Roro Kidul yang saat itu dipercaya sebagai penguasa pantai selatan. Putri Mayangsagara juga dikenal karena perhatiannya terhadap kesejahteraan para nelayan.

Lestarikan Kekayaan Laut

Demi menghormati kebiasaan putri Mayangsagara, tradisi diteruskan kepada warga hingga sekarang. Menurut mitos masyarakat setempat, Putri Mayangsagara merupakan Putri Raden Kumbang Bagus Setra dan Ratu Purnamasari yang berkuasa di Kerajaan Dadap Malang.

Dalam syukuran nelayan ini, Nyi Putri Mayangsagara dan Raden Kumbang Bagus Setra diarak dari  Pendopo Kabupaten Sukabumi ke dermaga Pelabuhan Ratu. Dulunya, sesajen yang dilempar ke laut berupa kepala kerbau/sapi, namun saat ini sudah diganti dengan benih ikan atau udang. 

Baca juga; Tradisi Serak Gulo Ditetapkan Menjadi Warisan Budaya Tak Benda

Seiring perkembangannya, tradisi Labuh Saji digelar bersamaan dengan rangkaian acara lain. Kegiatannya seperti Festival dan Gelar Budaya. Terakhir kalinya, acara Festival dan Gelar Budaya Hari Nelayan Pelabuhan Ratu digelar 24 Mei 2024 lalu.

Rangkaian Festival yang digelar di Pelabuhan Ratu ini, puncaknya menampilkan prosesi ritual yang menceritakan mengenai silsilah kerajaan Ratu Pantai Selatan dan beragam pagelaran budaya. 

Festival biasanya juga diramaikan berbagai perlombaan olahraga antara lain perlombaan seni budaya dan tradisi, hias perahu, ruang kreasi, pagelaran wayang golek. Adanya rangkaian festival ini tidak hanya dapat melestarikan tradisi Labuh Saji namun juga ikut membantu menggerakkan perekonomian masyarakat sekitar. (Diolah dari berbagai sumber)

You Might Also Like

Mengapa Melukat Penting dalam Tradisi Hindu Bali? Ini Alasannya

Tradisi Makan Bajamba Satukan Raja dan Sultan Nusantara

Imlek di Indonesia, Dari Larangan Orba ke Hari Libur Nasional

Tradisi Perang Air Siat Yeh, Sarana Penyucian Diri di Pulau Dewata

Tradisi Kirab Lemper Raksasa dalam Rebo Wekasan di Bantul

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Anisa Kurniawati
Content Writer
Previous Article Wisata Gunung Ciremai Gunung Ciremai, Wisata Alam Ke Atap Negeri Pasundan
Next Article Putri Nibung di Sarang Lanun, Hikayat Cinta dan Keberanian
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?