By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Asvi Warman Adam Terbitkan Sejarah Tionghoa di Indonesia
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Event > Asvi Warman Adam Terbitkan Sejarah Tionghoa di Indonesia
Event

Asvi Warman Adam Terbitkan Sejarah Tionghoa di Indonesia

Ridwan
Last updated: 24/02/2025 09:09
Ridwan
Share
Pusat Riset Politik BRIN bekerja sama dengan Penerbit Buku Kompas siap meluncurkan karya Asvi Warman Adam, berjudul ”Mengembalikan Tionghoa ke Dalam Historiografi Indonesia”/ foto: BRIN
SHARE

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Pusat Riset Politik bekerja sama dengan Penerbit Buku Kompas siap meluncurkan karya Asvi Warman Adam berjudul “Mengembalikan Tionghoa ke Dalam Historiografi Indonesia”.

Peluncuran buku berlangsung di Gedung Widya Graha Kantor BRIN Kawasan Sains Sarwono Prawirohardjo, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Kamis, 7 November 2024.

Peluncuran buku ini juga menandai momentum usia 70 tahun Asvi Warman Adam, sejarawan sekaligus peneliti bidang sejarah sosial politik Indonesia yang telah banyak memberikan kontribusi dan menghasilkan karya akademik di bidangnya.

Tahun ini juga menandai purna tugasnya dari BRIN setelah hampir 40 tahun mengabdi dan mengikuti perkembangan lembaga riset nasional, mulai dari Lembaga Riset Kebudayaan Nasional (LRKN), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), hingga kini bernama BRIN.

Buku itu menyajikan eksistensi Tionghoa dalam konteks sejarah sosial politik di Indonesia, khususnya pada masa reformasi. Hal itu disampaikan oleh Athiqah Nur Alami, Kepala Pusat Riset Politik BRIN.

“Menurut Prof. Asvi sebagai penulis buku, peran Tionghoa tidak hanya perlu dimasukkan dalam sejarah nasional Indonesia, tetapi juga penting untuk mengangkat orang Tionghoa dalam jajaran Pahlawan Nasional Indonesia,” ujar Athiqah dalam keterangan resmi BRIN yang dikutip dari Infopublik.id, Rabu (6/11/2024).

Kehadiran buku itu diharapkan dapat membawa angin segar bagi diskusi mengenai perlunya pemahaman dan pentingnya pengakuan atas eksistensi serta kontribusi Tionghoa dalam proses pembangunan bangsa di Indonesia.

Harapannya, buku ini akan menjadi rujukan dan referensi bagi penstudi atau pengamat sejarah nasional Indonesia, serta masyarakat umum yang ingin mengetahui peran kelompok minoritas dalam pembentukan identitas dan nasionalisme sebuah bangsa.

Baca juga : Rumah Hakka Hadirkan Pesona Arsitektur Tiongkok

Tiga Gelombang Sejarah

Dalam diskusi buku, Asvi mengungkapkan tiga hal penting yang ia gali selama lebih dari empat dekade menjadi sejarawan dan peneliti.

Pertama, mengenai historiografi 1965. Sejak rezim Orde Baru runtuh seperempat abad silam, historiografi Indonesia mengalami banyak perubahan.

Para sejarawan, guru sejarah, intelektual, dan aktivis melontarkan kritik terhadap Sejarah Modern Indonesia, terutama mengenai peristiwa kejatuhan Bung Karno, penumpasan komunis, dan kenaikan Soeharto sebagai penguasa.

Asvi terlibat dalam gelombang baru sejarah itu dengan mengajukan wacana baru yang dikenal sebagai pelurusan sejarah, terutama terkait peristiwa 1965.

Karya monumental Asvi adalah naskah orasi ilmiah pengukuhannya sebagai profesor riset LIPI tahun 2018, berjudul “Dampak G30S: Setengah Abad Histografi Gerakan 30 September 1965”.

Kedua, fokus Asvi pada historiografi 1965 menyoroti korban lain dari tragedi, yaitu etnik Tionghoa Indonesia. Mereka tidak hanya dicap sebagai komunis tetapi juga mengalami perlakuan yang tidak adil, dikucilkan, dan mengalami teror berkelanjutan.

Etnik Tionghoa juga mengalami kebijakan ganti nama dan pembatasan ekspresi kultural di ruang publik, serta secara historis dan kultural diabaikan dalam sejarah Indonesia.

Asvi berupaya mengintegrasikan Tionghoa dalam sejarah Indonesia, dimulai dengan gagasan pentingnya menjadikan unsur etnik Tionghoa sebagai pahlawan nasional.

Ia menulis berulang kali di beberapa surat kabar nasional mengenai usulan John Lie sebagai pahlawan nasional, hingga akhirnya dianugerahi gelar sebagai pahlawan nasional tahun 2008.

Baca juga: Jejak Sejarah di Monumen Perjuangan Rakyat Balikpapan

Ketiga, sebagai sejarawan Indonesia yang berusaha mengoreksi rekayasa sejarah versi Orde Baru, peran Asvi dalam panggung sejarah kontemporer Indonesia juga dituangkan dalam karya lain.

Hampir semua buku sejarah politik seputar 1960-an mendapatkan resensi, komentar, dan kata pengantar darinya. Banyak peneliti sejarah, mahasiswa, dan jurnalis yang meminta saran dan rekomendasi dari Asvi.

Puluhan kata pengantar untuk buku sejarah politik telah ia tulis, dan kumpulan kata pengantar ini menjadi karya berharga Asvi yang sangat penting untuk disatukan dalam satu buku khusus.

Menurutnya, ini akan menemukan benang merah dari upaya Asvi dalam mendorong sikap kritis terhadap sejarah nasional versi rezim Orde Baru.

Saat peluncuran buku, hadir para pembahas kenamaan, yaitu Sejarawan Indonesia, Didi Kwartanada, Natalia Soebagjo selaku Sinolog, serta Sejarawan dan Anggota DPR RI, Bonnie Triyana.

You Might Also Like

Bali Air Show 2024 Fokus Penerbangan Bebas Karbon

Indonesia Juara Umum MTQ Internasional ke-4 di Jakarta

Balap Perahu Sandeq di Polewali Mandar Siap Digelar

Buka Tarling, Bupati Wonosobo Tegaskan Pentingnya Peran Masjid

Wonosobo Siap Suguhkan Keberagaman Atraksi Wisata di 2025

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Ridwan
Content Editor
Previous Article Putri Nibung di Sarang Lanun, Hikayat Cinta dan Keberanian
Next Article Menteri Agama Ajak Pemuka Agama Perkuat Nilai Keagamaan
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?