By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Barong Kemiren, Kesenian Tradisi Suku Osing Banyuwangi
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Tradisi > Barong Kemiren, Kesenian Tradisi Suku Osing Banyuwangi
Tradisi

Barong Kemiren, Kesenian Tradisi Suku Osing Banyuwangi

Anisa Kurniawati
Last updated: 31/10/2024 14:21
Anisa Kurniawati
Share
Foto: wikimedia commons/ Paco Pater
SHARE

Barong Kemiren, kesenian dari Banyuwangi yang memiliki arti kebersamaan. Dulunya kesenian ini disakralkan dan hanya ditampilkan saat bersih desa yang bertujuan sebagai penolak bala. Namun sekarang kesenian ini dijadikan sebagai hiburan yang digelar pada saat pernikahan atau pagelaran budaya lainnya. 

Menurut sejarah ada beberapa versi mengenai asal-usul kesenian Barongan ini. Dilansir dari situs kemiren.com, Andi, budayawan asli kemiren menuturkan bahwa kesenina ini hasil ciptaan asli warga Kemiren kuno bernama Sanimah abad ke-16 yang kemudian diwariskan kepada anaknya Tompo. 

Selama masa penjajahan Belanda, Tompo mengungsi ke kota dan bertemu pengrajin barong. Pertemuan tersebut melahirkan barong baru yang kemudian dibawa pulang kembali ke desa Kemiren dan diwariskan kepada Surtaman dan Samsuri.

Sedangkan menurut Sucipto, barong Kemiren lahir sekitar tahun 1647. Pada saat itu mbah Tompo bermimpi diminta untuk membuat barong. Bersama temannya mbah Soeb, keduanya melaksanakan perintah tersebut. 

Konon menurut cerita lain, di desa Kemiren sedang mengadakan pertunjukan seblang yang dimainkan mbah Sapua. Ketika penari seblang kesurupan, terjadilah dialog agar pementasan seblang di pindah ke desa Ole- Olean (Olehsari), sedangkan di desa Kemiren di pentaskan seni barong. 

Ada yang mengisahkan, barong Kemiren bermula dari pertempuran dua bangsawan sakti dari Bali dan Blambangan. Meraka, adalahMinak Bedawang dan Alit Sawung. Mereka bertarung  menggunakan wujud seekor harimau dan seekor burung garuda. 

Ketika bertarung tiba-tiba muncul suara dari langit mengingatkan agar mereka berhenti bertarung. Akhirnya, kedua wujud yang menyeramkan tersebut menyatu. Dari situlah masyarakat osing memiliki wujud barong sebagai simbol kebersamaan.

Dari Seni Tolak Bala hingga Hiburan

Dulunya Barong Kemiren hanya akan digelar pada saat-saat tertentu, seperti saat bersih desa. Tujuannya adalah untuk tolak bala penyakit. Ritual tersebut dilaksanakan setiap tanggal 2 syawal yaitu pada ritual ider bumi. 

Dalam upacara ider bumi terdapat empat jenis train barong yang ditampilkan. Kempat barong tersebut adalah barong tua, barong remaja, barong anak-anak, barongsai. Akan tetapi, sekarang Barong Kemiren sudah tidak disakralkan. 

Saat ini kesenian barong juga digelar di setiap ada acara seperti pernikahan, khitanan, dan pagelaran-pagelaran kesenian lainnya. Kesenian barong Kemiren biasanya diiringi oleh beberapa alat musik seperti, kendang, kecrek, gong, dan kethuk. 

Biasanya dimainkan oleh dua penari barong dan dua penari yang berbentuk ayam. Tari barong Kemireen diakhiri dengan tarian ayam yang bertarung yang digunakan sebagai simbol kemenangan. 

Makna Topeng Barong Kemiren

Dilansir dari laman timesindonesia.com, ketua adat Desa Kemiren mengatakan bahwa Barong di Kemiren hanya boleh menggunakan lima warna yaitu hitam, putih, hijau, merah, kuning yang memiliki makna berbeda. 

Bagian mulut Barong yang menganga lebar dengan simbol warna hitam yang berarti Aluamah atau sifat serakah. Kedua, bagian mata yang melotot memiliki simbol warna merah yang maknanya amarah. 

Fisik yang ketiga adalah sayap dengan simbol warna kuning dengan sifat Subyah atau Puji, yang menjelaskan manusia senang akan pujian dan suka memuji. Lalu bagian keempat adalah Mahkota Barong yang bersimbol warna putih yang memilik arti Suci.

Lalu simbol terakhir warna hijau pada fisik badan Barong yang melambangkan diri sendiri. Keempat elemen fisik dari Barong tersebut menyatu dalam badan Barong, yang menjelaskan sifat melekat pada manusia. (Sumber: kemiren.com dan sumber lainnya)

You Might Also Like

9 Destinasi Wisata Religi di Jawa, Ziarah ke Makam Para Wali

Mengungkap Sisi Mistis Tari Seblang Olehsari dari Banyuwangi

Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta Digelar di Kampung Ketandan

Tradisi Makan Bajamba Satukan Raja dan Sultan Nusantara

Nguras Enceh, Tradisi Sakral di Kompleks Makam Raja Imogiri

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Anisa Kurniawati
Content Writer
Previous Article Meutya Hafid Fokuskan Konektivitas Digital yang Adil
Next Article Kabinet Merah Putih Bawa Semangat Baru dari Magelang
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?