Candi Borobudur kembali menjadi pusat perayaan Hari Tri Suci Waisak Nasional 2569 BE/2025.
Rangkaian acara peringatan yang penuh makna dan spiritualitas ini akan berlangsung sejak 4 Mei hingga puncaknya pada Senin, 12 Mei 2025.
Wakil Ketua Panitia Waisak Nasional 2569 BE, Karuna Murdaya, menyebutkan bahwa berbagai prosesi telah disiapkan guna menyambut momentum detik-detik Waisak di kawasan candi peninggalan Dinasti Syailendra ini.
Rangkaian Kegiatan Waisak 2025
Prosesi Waisak dimulai pada 9 Mei 2025 dengan pembukaan Pasar Medang Kampung Seni Borobudur, yang menjadi wadah ekspresi seni budaya lokal.
Keesokan harinya, 10 Mei, dilakukan pengambilan api Dharma dari Mrapen, Grobogan, yang kemudian disakralkan di Candi Mendut.
Baca Juga: Menjelang Waisak 2025, Menbud Dorong Inklusivitas dan Pemulihan di Borobudur
Pada hari yang sama, Candi Borobudur dijadwalkan menyambut kedatangan 36 biksu Thudong yang menempuh perjalanan spiritual sejauh 2.763 kilometer dari Thailand sejak Februari lalu.
Kedatangan mereka akan disambut secara khidmat dengan taburan bunga di Marga Utama.
Mereka akan didampingi 60 biksu dari Majelis Agama Buddha Mahanikaya Indonesia (MBMI) dan 39 biksu muni lainnya.
Masih pada 10 dan 11 Mei, digelar pula kegiatan bakti sosial dan pengobatan gratis di zona II Candi Borobudur.
Layanan itu mencakup pengobatan umum, bedah minor, operasi gigi, dan pembagian kacamata baca di Taman Lumbini.
Pada 11 Mei, air berkah dari Umbul Jumprit akan diambil untuk disakralkan di Candi Mendut sebagai bagian dari ritual keagamaan yang sakral.
Puncak Waisak dan Penyesuaian Operasional
Puncak acara berlangsung pada 12 Mei 2025.
Kirab Waisak dari Candi Mendut menuju Candi Borobudur akan dimulai pukul 14.00 hingga 16.00 WIB.
Menjelang tengah malam, festival lampion yang digelar dalam dua sesi (pukul 18.00–20.00 dan 21.00–23.00 WIB) akan memeriahkan suasana.
Tepat pada pukul 23.55.29 WIB, detik-detik Waisak akan diperingati secara khidmat.
Menariknya, perayaan tahun ini juga akan menampilkan Drone Show Indonesia, yang menggambarkan perjalanan pencerahan Sang Buddha—dari kelahiran, pertapaan, hingga wafatnya—melalui pertunjukan visual spektakuler di langit Borobudur.
Sebagai catatan, pihak Taman Wisata Candi Borobudur akan menutup akses naik ke area candi pada 12 Mei 2025.
Sementara kunjungan ke pelataran utama akan ditutup mulai pukul 12.00 WIB.
Pengelola juga menyediakan tiket nonton festival lampion yang dapat dibeli secara daring, serta membangun tribun terbatas di sekitar pintu gerbang Kalpataru untuk kenyamanan penonton.
Jumlah Pengunjung Diprediksi Meningkat
Berdasarkan data dari Indonesia Dharma Master (IDM), total kehadiran umat dan wisatawan selama periode 5–13 Mei 2025 diperkirakan mencapai 90.000 orang, meningkat sekitar 5–10 persen dibanding tahun sebelumnya.
Pada hari puncak, diprediksi sebanyak 30.000 hingga 40.000 orang akan memadati kawasan Candi Borobudur.
Baca Juga: Sejarah Waisak di Candi Borobudur, Dari Dinasti Syailendra-Sekarang
Untuk menjaga keamanan dan kelancaran acara, lebih dari 150 personel gabungan TNI-Polri, dua unit mobil pemadam kebakaran, serta 180 petugas keamanan internal dikerahkan.
Selain itu, empat ambulans dan delapan petugas medis dari Puskesmas dan RSUD terdekat juga disiapkan untuk layanan kesehatan.
Meditasi dalam “Unveiling Borobudur”
Bagi wisatawan yang ingin meresapi suasana spiritual secara lebih mendalam, panitia juga menawarkan program “Unveiling Borobudur” yang berlangsung selama tiga hari dua malam.
Program ini mengajak peserta melakukan perjalanan batin melalui Mindful Walking Pradaksina di area utama candi, mengikuti jejak ritual pradaksina ala Cakravartin Dinasti Syailendra untuk menemukan ketenangan, kebijaksanaan, dan harmoni dalam diri.
Dengan rangkaian prosesi yang sarat makna dan dukungan pengelolaan yang matang, perayaan Waisak 2025 di Candi Borobudur diharapkan menjadi peristiwa spiritual sekaligus wisata budaya yang menginspirasi bagi umat Buddha dan masyarakat umum.