By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Waisak, Sejarah dan Makna Peringatan Hari Raya Buddha di Indonesia
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Tradisi > Waisak, Sejarah dan Makna Peringatan Hari Raya Buddha di Indonesia
TradisiWarisan Budaya

Waisak, Sejarah dan Makna Peringatan Hari Raya Buddha di Indonesia

Achmad Aristyan
Last updated: 12/05/2025 03:25
Achmad Aristyan
Share
Perayaan Waisak di Candi Borobudur. Foto: Antara Foto/Anis Efizudin
SHARE

Hari Raya Waisak adalah salah satu momen spiritual paling penting bagi umat Buddha di seluruh dunia.

Pada tahun 2025, Waisak akan jatuh pada hari Senin, 12 Mei 2025, yang juga bertepatan dengan tahun 2569 BE dalam kalender Buddha.

Peringatan Waisak ini akan kembali digelar di Candi Borobudur, yang merupakan situs warisan dunia dan tempat sakral bagi umat Buddha di Indonesia.

Namun, bagaimana sejarah perayaan Waisak di Indonesia, dan bagaimana upacara ini berkembang sejak pertama kali dirayakan?

Baca Juga: Rangkaian Prosesi Waisak 2025 di Borobudur

Sejarah Perayaan Waisak di Indonesia

Sejarah perayaan Waisak di Indonesia dapat ditelusuri sejak awal abad ke-20.

Menurut Yulianti dalam disertasinya berjudul “The making of Buddhism in modern Indonesia: South and Southeast Asian networks and agencies, 1900-1959” (2020), perayaan Waisak pertama kali dilakukan oleh Komunitas Teosofi pada 1929 di Giri Lojo, Bandung.

Di tahun yang sama, para Teosofis Belanda merayakan Waisak di Candi Mendut untuk pertama kalinya.

Setahun kemudian, pada 1930, Candi Borobudur menjadi tempat perayaan Waisak yang pertama kali diadakan secara besar-besaran.

Namun, perayaan Waisak sempat terhenti pada masa revolusi kemerdekaan Indonesia antara tahun 1945-1949, ketika banyak kegiatan sosial dan kebudayaan terganggu situasi politik yang berlangsung.

Baru pada tahun 1953, perayaan Waisak diadakan kembali, menunjukkan pentingnya tradisi ini bagi umat Buddha Indonesia.

Pemugaran Candi Borobudur dan Waisak

Pada tahun 1973, saat pemugaran besar-besaran Candi Borobudur dilakukan, perayaan Waisak sempat tidak dilaksanakan sementara waktu.

Pemugaran ini adalah langkah penting dalam upaya pelestarian candi yang telah ada sejak abad ke-9, dan perayaan Waisak pun kembali diselenggarakan begitu proses pemugaran selesai.

Pada masa Orde Baru, tepatnya melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1983, pemerintah Indonesia menetapkan Hari Raya Waisak sebagai hari libur nasional.

Selain Waisak, Hari Raya Nyepi bagi umat Hindu juga ditetapkan sebagai hari libur nasional.

Penetapan ini bertujuan untuk meningkatkan pengakuan dan kemantapan peribadatan bagi umat Hindu dan Buddha, serta menghormati perayaan-perayaan agama di Indonesia.

Baca Juga: Sejarah Waisak di Candi Borobudur, Dari Dinasti Syailendra-Sekarang

Kegiatan dalam Upacara Waisak

Puncak perayaan Waisak di Indonesia sering kali diselenggarakan di Candi Borobudur, di mana umat Buddha berkumpul untuk menjalani rangkaian upacara ritual.

Berdasarkan informasi dari Kompas.com, berikut adalah beberapa kegiatan utama dalam upacara Waisak di Candi Borobudur:

  1. Pengambilan Air Berkat: Air suci diambil dari mata air Umbul Jumprit yang terletak di Kabupaten Temanggung. Air ini digunakan dalam berbagai ritual untuk memberikan berkah kepada umat Buddha.
  2. Penyalaan Obor Abadi: Sumber api abadi dari Mrapen, yang terletak di Kabupaten Grobogan, digunakan untuk menyalakan obor yang kemudian dibawa ke Candi Borobudur sebagai simbol pencerahan.
  3. Ritual Pindapatta: Dalam ritual ini, masyarakat memberikan dana dan makanan kepada para bhikkhu atau biksu. Ritual ini bertujuan untuk memberi kesempatan kepada umat Buddha untuk berbuat kebajikan.
  4. Samadhi pada Detik-Detik Puncak Bulan Purnama: Pada puncak bulan purnama, umat Buddha melakukan meditasi atau samadhi, yang menjadi momen penting dalam perayaan Waisak. Penentuan puncak bulan purnama berdasarkan perhitungan falak, yang dapat terjadi pada siang hari, memberikan momen spiritual yang mendalam bagi umat yang hadir.

You Might Also Like

Sajian Kue Bingka, Si Manis Lembut Khas Kalimantan Selatan

Kak Emma Kenalkan Permainan Tradisional Suda Manda

Candi Muaro Jambi, Situs Terbesar di Sumatera

Purwaceng, Herbal dari Dieng untuk Vitalitas dan Kesehatan

Tetenong, Produk Lokal Khas Kampung Wisata Binong

TAGGED:buddhacandi borobudurhari raya waisaksejarahwaisak

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Achmad Aristyan
Content Writer
Previous Article Fadli Zon Ajak HIPIIS Berperan dalam Kebijakan Publik
Next Article perdagangan karbon Indonesia Pastikan Target Perdagangan Karbon USD 65 Miliar Bukan Sekadar Angka
2 Comments 2 Comments
  • Pingback: Menag Nasaruddin Umar Ajak Masyarakat Jadikan Waisak Momentum Perkuat Toleransi - emmanus.com
  • Pingback: Mengapa 20 Mei Diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional? - emmanus.com

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?