Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon, meresmikan Pameran Temporer Tosan Aji di Museum Akademi Kepolisian (Akpol) Semarang, bersamaan dengan pelaksanaan Seminar Tata Kelola Museum bertema “Memperkuat Tata Kelola Museum: Menjaga Warisan, Membangun Peradaban”, Sabtu (10/5/2025).
Dalam sambutannya, Fadli menegaskan bahwa museum adalah institusi kepercayaan publik yang memiliki tanggung jawab ilmiah, sosial, dan etis.
Hal ini sejalan dengan definisi museum yang dikeluarkan Majelis Umum ICOM pada 2022.
“Seminar ini menjadi ruang diskusi strategis sekaligus momentum penguatan komitmen bersama dalam memajukan museum sebagai pilar penting kebudayaan, pendidikan, dan kemajuan masyarakat,” ujarnya dikutip dari news.detik.com.
Ia menambahkan bahwa sejarah panjang museum, dari Ashmolean Museum di Oxford, British Museum di London, hingga Bataviaasch Genootschap di Jakarta, menunjukkan kebutuhan manusia akan pemahaman identitas budaya dan pelestarian warisan lintas generasi.
Baca Juga: WAVES Summit 2025, Fadli Zon Soroti Potensi Ekonomi Budaya Indonesia
Lebih lanjut, Fadli memaparkan bahwa Indonesia memiliki kekayaan budaya yang luar biasa, mencakup 1.340 kelompok etnis dan 718 bahasa daerah yang tersebar dari Sabang hingga Merauke.
Di sisi lain, saat ini terdapat sekitar 469 museum di Indonesia yang perlu dikelola secara profesional dan akuntabel.
Kementerian Kebudayaan, kata Fadli, telah membentuk Direktorat Sejarah dan Permuseuman guna mendorong standardisasi kelembagaan, revitalisasi koleksi, digitalisasi, serta pendistribusian Dana Alokasi Khusus (DAK) Non-Fisik yang tepat sasaran.
Namun, ia juga menyoroti berbagai tantangan yang dihadapi sektor permuseuman nasional, seperti kurangnya tenaga profesional, keterbatasan dana, dan rendahnya partisipasi publik.
“Di tengah era disrupsi, museum harus agile. Mengadopsi inovasi, memperkuat profesionalisme, dan membangun jejaring kolaborasi,” tegas Fadli.
Ia menambahkan, “Museum Indonesia harus menjadi rumah pengetahuan, benteng keberagaman, dan agen transformasi sosial.”
Sebagai contoh praktik baik, Fadli menyebut model tata kelola di Museum Nasional melalui skema BLU Museum dan Cagar Budaya.
Menurutnya, pendekatan ini telah menunjukkan kemajuan nyata, seperti penyelenggaraan pameran digital berbasis teknologi AI dan AR, serta penguatan layanan edukasi.
Ia berharap model seperti itu dapat direplikasi di museum-museum lain di Indonesia, guna membangun ekosistem permuseuman yang lebih kuat dan kompetitif.
Dalam pidatonya, Fadli juga mendorong kolaborasi internasional melalui jejaring seperti ICOM dan INTERCOM, serta pengembangan program residensi kuratorial dan riset budaya bersama.
Baca Juga: Fadli Zon di HUT ke-52 HKTI, Dukung Pemerintah Wujudkan Kesejahteraan Petani
Sementara itu, Gubernur Akpol Irjen Pol Midi Siswoko Wau menyampaikan bahwa peresmian pameran dan seminar ini menjadi langkah strategis dalam memaksimalkan peran Museum Akpol.
“Dikaitkan dengan peran Akpol dalam mendidik para calon perwira Polri, Museum Akpol dapat semakin optimal dalam menyalurkan informasi sejarah, serta berperan dalam pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia yang tidak hanya dapat dirasakan Taruna Akpol, tapi juga masyarakat umum,” ujar Midi.
Acara ini dihadiri lebih dari 100 peserta, termasuk para dosen, mahasiswa, civitas Akpol, perwakilan museum di berbagai daerah, serta jajaran pejabat Kementerian Kebudayaan.