By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Batu Menangis, Legenda Kalimantan Barat Penuh Makna
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Cerita Rakyat > Batu Menangis, Legenda Kalimantan Barat Penuh Makna
Cerita Rakyat

Batu Menangis, Legenda Kalimantan Barat Penuh Makna

Achmad Aristyan
Last updated: 26/10/2024 03:09
Achmad Aristyan
Share
7 Min Read
Ilustrasi cerita rakyat Legenda Batu Menangis dari Kalimantan Barat yang sarat pesan moral. Foto: indonesiakaya.com
SHARE

Legenda Batu Menangis, yang berasal dari Kalimantan Barat, menyampaikan pesan moral yang mendalam: kecantikan seseorang tak ada artinya jika disertai dengan sifat kurang ajar. Cerita ini berawal dari kekecewaan mendalam seorang ibu, yang melahirkan batu yang kini dikenal sebagai Batu Menangis, terletak di daerah Kalimantan Barat.

Batu Menangis bisa ditemukan di provinsi yang dikenal sebagai “Seribu Sungai”, yaitu Kalimantan Barat, tepatnya di Desa Jabar, Kecamatan Ella Hilir. Julukan tersebut muncul akibat letak geografisnya yang dilalui oleh ratusan sungai besar dan kecil.

Dalam legenda ini, kita berkenalan dengan Darmi, seorang gadis cantik yang memiliki sifat durhaka. Darmi, yang memiliki wajah mempesona, tumbuh dengan sikap sombong dan manja, serta enggan membantu ibunya. Agar kecantikannya tetap terjaga, Darmi hanya menghabiskan waktu untuk mandi, bersolek, dan berdiam diri di rumah. Sementara itu, ibunya, seorang janda, bekerja keras di kebun demi memenuhi kebutuhan mereka. Tak pernah terlintas di pikiran sang ibu untuk memperhatikan kulitnya yang menggelap karena terpapar sinar matahari, atau bau keringat akibat kerja kerasnya.

Baca juga: Si Pahit Lidah, Kisah Legendaris Pendekar dari Tanah Sumatera

Kisah Batu Menangis juga pernah diangkat ke dalam seni teater, melalui pementasan Drama Tari Batu Menangis oleh Bakti Budaya Djarum Foundation pada tahun 2018, yang diselenggarakan di Teater Kecil Taman Ismail Marzuki, serta di Filipina dan India.

Di atas sebuah bukit yang terpencil di Kalimantan Barat, hiduplah seorang ibu dan anak perempuannya, Darmi. Suaminya telah lama meninggal, meninggalkan mereka tanpa harta yang berarti. Sebagai janda, ibu berjuang keras untuk menghidupi Darmi, putri kesayangannya.

Setiap hari, sang ibu bekerja keras mengurus kebun sayur dari pagi hingga sore, menanam, menyiram, memberi pupuk, dan memanen hasil kebun untuk dijual di pasar. Ia juga harus mengurus rumah dan mencari kayu bakar. Kulitnya yang semula cerah perlahan menggelap akibat sinar matahari, dan tubuhnya semakin kurus karena kurangnya perhatian pada diri sendiri.

Ibu berharap Darmi dapat hidup bahagia dan tidak mengalami kesulitan sepertinya. Oleh karena itu, Darmi dimanjakan dengan penuh kasih sayang. Darmi tumbuh menjadi gadis yang cantik, dengan kulit kuning langsat, tubuh ramping, dan rambut hitam legam yang terurai indah. Ia selalu mengenakan pakaian indah dan perhiasan yang mencolok, berbeda dengan ibunya yang sudah lama tidak membeli sesuatu untuk dirinya sendiri.

Baca juga: Bukit Selero, Legenda Pengorbanan Ibu di Sumatera Selatan

Meskipun Darmi cantik dan menarik perhatian, dia hanya memikirkan penampilannya dan menghabiskan waktu di depan cermin sambil menyisir rambut, sementara ibunya terus bekerja keras.

Suatu ketika, ibunya lupa mengantarkan sayur ke pelanggan. Ketika meminta Darmi untuk membantu memasak, Darmi yang masih bersolek marah-marah dan mengatakan bahwa ibunya mengganggunya. Akhirnya, sang ibu yang harus memasak dan membereskan kamarnya.

Darmi semakin terbiasa memanggil ibunya untuk hal-hal kecil. Ia tak pernah melakukan pekerjaan rumah, apalagi membantu di kebun. Saat inginkan sesuatu, Darmi akan merengek sampai mendapatkannya, bahkan jika ibunya tidak punya uang. Darmi sering meluapkan kemarahannya, mengeluhkan kehidupannya yang miskin, membuat ibunya merasa sedih dan terpaksa menguras tabungannya.

Suatu hari, sisir kesayangan Darmi patah, membuatnya sangat kesal. Ia ingin mendapatkan sisir baru yang lebih indah. Karena tidak percaya pada selera ibunya, Darmi memutuskan untuk ikut ke pasar bersama ibunya.

Di tengah perjalanan, Darmi yang takut kulitnya hitam karena matahari, membawa daun sebagai payung, sementara ibunya menarik gerobak sayur. Saat melintas, orang-orang memberikan tatapan sinis pada ibu yang terlihat lusuh. Darmi merasa malu dan cepat-cepat meninggalkan ibunya, berharap orang tidak tahu wanita itu adalah ibunya.

Baca juga: Legenda Dusun Leboyo, Kisah Buaya dan Pohon Loh

Di pasar, Darmi bertemu teman-temannya dan bercakap-cakap dengan mereka. Ketika ibunya bertanya siapa yang berbincang dengannya, Darmi memperkenalkan ibunya sebagai pembantu. Hati sang ibu hancur mendengar hal itu, namun ia hanya bisa menahan tangis.

Darmi mengikuti ibunya untuk mengintip penghasilan mereka, lalu meminta uang untuk membeli sisir baru. Walaupun awalnya ibunya hanya memberikan uang secukupnya, Darmi marah dan memaksa ibunya menyerahkan semua pendapatan hari itu. Darmi pun senang membeli barang-barang menarik.

Setiap kali ibunya mencoba mendekati atau mengajaknya berbicara, Darmi mengabaikannya. Meskipun banyak pemuda di pasar yang menyukainya dan ingin mengantarkannya pulang, ibu Darmi merasa khawatir dan mengikutinya dari belakang.

Ketika para pemuda mendekat, Darmi menganggap remeh ibunya yang tampak lusuh dan menyebutnya sebagai pekerja rendahan. Tak kuasa menahan rasa sakit hati, sang ibu jatuh berlutut dan menangis, mengangkat doa kepada Tuhan untuk mengakhiri penderitaannya.

Tiba-tiba, langit gelap dan angin berhembus kencang. Darmi merasakan kakinya menjadi berat dan kaku, menyadari bahwa ia telah dikutuk karena sikap durhakanya. Ketika tubuhnya berubah menjadi batu, Darmi mulai menangis ketakutan, memanggil ibunya dan meminta maaf. Namun, semua sudah terlambat.

Baca juga: Legenda Gunung Slamet, Mitos atau Kisah Nyata?

Akhirnya, Darmi sepenuhnya menjadi batu, dan anehnya, air mata tetap mengalir dari dalam batu tersebut. Para pemuda memindahkan batu itu ke tebing agar Darmi tidak kesepian, dan mereka menamainya Batu Menangis.

Kisah Batu Menangis mengajarkan banyak hal. Pertama, orang tua harus mendidik anak-anak mereka untuk mandiri dan memiliki nilai-nilai yang baik dalam kehidupan. Hal ini penting untuk membentuk sikap sopan dan menghormati orang lain. Ketika anak melakukan kesalahan, orang tua perlu memberi teguran yang bijak.

Sebagai anak, kita harus menghormati orang tua dalam keadaan apapun. Keluarga, baik dalam kondisi yang baik maupun buruk, adalah bagian dari diri kita. Menyayangi orang tua sama artinya dengan menyayangi diri kita sendiri. (Sumber: indonesiakaya.com)

You Might Also Like

Asal-Usul Danau Maninjau, Akhir Kisah Kasih Tak Sampai

Gunung Wurung, Gunung yang Gagal Dibangun Para Dewa

Ki Gede Sebayu dan Sejarah Asal-usul Berdirinya Kota Tegal

Sejarah Kabupaten Situbondo dan Legenda Pangeran Aryo

Telaga Ranjeng, Pesona Alam Dan Legenda Lele Sakti

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Achmad Aristyan
Content Writer
Previous Article Giring Ganesha, Dari Vokalis Nidji Ke Kursi Menteri
Next Article Panorama Wisata Batu Jato Sekadau Kalimantan Barat
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?