Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) kembali menunjukkan komitmennya dalam memberikan bantuan kemanusiaan ke pengungsi Lewotobi. Bantuan yang disalurkan BNPB berupa permakanan dan tenda keluarga untuk pengungsi mandiri di Desa Lewotobi, Kecamatan Ilebura, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), setelah erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki.
Sebanyak 81 jiwa yang berasal dari Desa Hokeng Jaya, Klatanlo, dan Boru, terdampak erupsi gunung tersebut dan saat ini mengungsi ke rumah kerabat mereka yang berada di Desa Lewotobi.
Meskipun desa ini tidak terkena dampak erupsi secara langsung, warga Lewotobi mengalami kesulitan dalam mengakses kebutuhan dasar, terutama akibat terhambatnya mobilisasi dari Maumere, Kabupaten Sikka, yang merupakan pusat aktivitas mereka.
Kepala Desa Lewotobi, Tarsisius Muda, dalam keterangannya pada Sabtu (16/11/2024) dikutip dari Infopublik.id, mengungkapkan bahwa akses jalan menuju desa mereka terhambat dan masuk dalam zona wilayah rawan bencana. “Meskipun desa kami tidak terdampak langsung erupsi, namun akses ke desa kami sangat terbatas karena jalan menuju desa terdekat terletak dalam zona rawan bencana yang bisa ditutup kapan saja,” jelas Tarsisius.
Desa Lewotobi terletak sekitar 8,6 kilometer dari puncak Gunung Lewotobi Laki-laki dan terlindung oleh Gunung Lewotobi Perempuan. Meskipun tidak berada dalam zona bahaya langsung, desa ini tetap terdampak abu vulkanik yang mengganggu kehidupan warga.
Menanggapi laporan dari Kepala Desa Lewotobi, Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Mayjen TNI Lukmansyah, bersama Brigjen Pol. (Purn.) Ary Laksmana Widjaja, Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Nusa Tenggara Timur, dan personil Satgas Poslap Konga, turun langsung ke lokasi untuk meninjau kondisi pengungsi dan menyerahkan bantuan yang dibutuhkan.
Dalam dialog dengan Kepala Desa dan warga, Lukmansyah menyatakan, pemerintah sangat peduli terhadap warga terdampak erupsi. “Pemerintah sangat peduli dengan kejadian erupsi ini. Presiden Prabowo pun selalu berpesan agar kebutuhan dasar warga terdampak tercukupi,” jelasnya.
Baca juga: Wapres Gibran Kunjungi Pengungsi Gunung Lewotobi NTT
Ia juga menegaskan, meskipun Desa Lewotobi masih aman dari erupsi langsung, akses yang terhambat membuat warga terisolir, sehingga bantuan sangat diperlukan. “Kami memang tidak mengarahkan warga di sini untuk mengungsi karena masih aman, namun karena akses dari dan menuju desa ini terhambat, kami merasa wajib untuk membantu mereka,” tambah Lukmansyah.
BNPB membawa bantuan yang meliputi 50 paket sembako, 20 paket hygiene kit, 20 paket makanan bayi, 100 matras, 20 sleeping bag, 2 unit tenda keluarga, 15 selimut, dan 20 kasur lipat untuk warga Desa Lewotobi. Selain itu, Lukmansyah juga menyampaikan agar warga yang rumahnya rusak akibat erupsi pada awal bulan November untuk berkomunikasi dengan pemerintah daerah setempat guna melakukan pendataan relokasi.
Pemerintah pusat melalui BNPB telah menyiapkan skema dana stimulan untuk perbaikan rumah rusak akibat erupsi, antara lain sebesar Rp60 juta untuk rumah rusak berat, Rp30 juta untuk rumah rusak sedang, dan Rp15 juta untuk rumah rusak ringan.
Dengan penyaluran bantuan itu, diharapkan kebutuhan dasar para pengungsi dapat terpenuhi dan mereka dapat segera pulih dari dampak erupsi yang terjadi. Pemerintah akan terus mengawasi dan memberikan dukungan bagi pemulihan wilayah yang terdampak bencana.