By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Buka Egek, Tradisi Suku Moi Papua dalam Menjaga Alam
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Tradisi > Buka Egek, Tradisi Suku Moi Papua dalam Menjaga Alam
Tradisi

Buka Egek, Tradisi Suku Moi Papua dalam Menjaga Alam

Anisa Kurniawati
Last updated: 27/10/2024 16:20
Anisa Kurniawati
Share
3 Min Read
Suku Moi Papua Menjaga Alam Menjaga Alam
Tetua adat Suku Moi membacakan doa-doa saat upacara adat egek di Distrik Makbon, Sorong, Papua Barat Foto: Indonesia.go.id
SHARE

Buka Egek, tradisi melestarikan yang dilakukan Suku Moi di Papua. Tradisi ini biasanya diawali dengan proses peluncuran perahu dan kembali membawa hasil bumi. Esensi dari tradisi adalah mengambil dari alam secukupnya. 

Papua dikenal akan keberagaman suku dan budaya. Salah satu adalah Suku Moi yang dinilai memiliki budaya cukup tinggi, bahkan sangat bersahabat dengan lingkungannya. Berada di daerah bagian pesisir utara di dataran Papua, Suku Moi kini banyak ditemui di sebagian daerah Distrik Makbon, Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya. 

Sejak zaman dahulu suku Moi merupakan suku yang terbiasa melaut. Kini pun, Suku Moi dan perahu tidak bisa dipisahkan. Perahu dalam bahasa Moi disebut ‘kama’. Cirinya yaitu adanya susung (bangunan seperti rumah) yang berfungsi sebagai tempat melindungi diri dan barang. 

Perahu khas suku Moi dibuat dari kayu selawaku yang merupakan kayu yang berasal dari tanah Moi. Perahu tersebut biasanya digunakan untuk balobe atau ‘mencari’ ikan saku. 

Baca Juga: Noken, Warisan Budaya Papua Menanti Sentuhan Generasi Muda

Disamping itu, Suku Moi dikenal selalu menerapkan tradisi egek, yang merupakan tradisi menjaga alam dengan mengambil secukupnya dari alam. Itu pulalah sebabnya, suku Moi lebih senang menggunakan perahu adat, ketimbang perahu bermesin. 

Esensi dari tradisi egek sendiri adalah mengambil secukupnya dan tidak mengeksploitasi kekayaan alam secara berlebihan. Contohnya, bila masyarakat adat suku Moi memiliki hajat tertentu, seperti membangun fasilitas umum yang membutuhkan dana besar, mereka akan berembuk dan mengadakan acara ‘buka egek’.

Buka egek merupakan waktu bagi Suku Moi untuk melaut, mengambil hasil bumi untuk dipergunakan jika terdapat kebutuhan tertentu. Selain itu, buka egek juga berlaku untuk sumber daya alam lainnya, seperti tanah dan hutan yang masih masuk wilayah suku Moi.

Biasanya anggota dari masing-masaing marga akan menyampaikan apa yang mereka butuhkan. Hal tersebut disampaikan kepada seluruh anggota adat. Saat sudah menemui kesepakatan, maka diambil untuk membuka atau menutup egek untuk hasil laut atau hutan. 

Baca Juga: Café Dangdut New York, Perkenalkan Rasa dan Ritme Indonesia

Nantinya, hasil dari pembukaan egek dijual dan hasilnya dikumpulkan untuk memenuhi kebutuhan bersama. Hasil egek bukan untuk dimakan bersama. Egek diibaratkan seperti deposito dari alam yang dijaga untuk diambil manfaatnya. 

Berkat kegigihan Suku Moi dalam mempertahankan egek sebagai upaya pelestarian lingkungan hidup, suku itu diakui sebagai kelompok MHA oleh Pemerintah Kabupaten Sorong pada 2017. Oleh karena itu, MHA Suku Moi berhak atas wilayah kelola yang dilindungi oleh hukum seluas sekitar 4.000 hektare di perairan dan 16.000 hektare di daratan. (Anisa Kurniawati- Sumber: Indonesia.go.id)

You Might Also Like

Nyongkolan, Prosesi Adat Sasak Demi Jaga Martabat Pernikahan

Mandok Hata, Tradisi Suku Batak Rayakan Malam Tahun Baru

Kesenian Barongan, Simbol Keberanian Masyarakat Blora

Menelusuri Tradisi Beluluh Kutai, Warisan Budaya Penuh Makna

Ondel-Ondel, Boneka Raksasa Ikon Jakarta

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Anisa Kurniawati
Content Writer
Previous Article Presiden Prabowo Subianto didampingi Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka di Akmil Magelang Retreat Kabinet Merah Putih Berakhir: Harapan Baru Indonesia
Next Article Menelusuri Pasar Seni Kumbasari di Kota Denpasar
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

SEA Museum Collaboration
SEA Museum Collaboration: Museum Jadi Pilar Infrastruktur Kebudayaan Nasional
Berita 23/05/2025
TMMD Sengkuyung Kodim Wonosobo Gaungkan Wajar 12 Tahun
Berita 23/05/2025
SDN 2 Ngadikusuman Wonosobo Tampilkan Gelar Karya P5
Berita 23/05/2025
Menanamkan Budaya dan Akhlak Sejak Dini di MI Ma’arif Karangsambung
Profil 23/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?