By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Bukit Selero, Legenda Pengorbanan Ibu di Sumatera Selatan
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Cerita Rakyat > Bukit Selero, Legenda Pengorbanan Ibu di Sumatera Selatan
Cerita Rakyat

Bukit Selero, Legenda Pengorbanan Ibu di Sumatera Selatan

Ridwan
Last updated: 22/12/2024 06:04
Ridwan
Share
3 Min Read
Bukit Selero yang ada di Desa Parangai, Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan. Foto: Google/ SNZ_91
SHARE

Bukit Selero, yang juga dikenal dengan sebutan Bukit Jempol atau Bukit Tunjuk, adalah sebuah keajaiban alam yang terletak di Desa Parangai, Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan.

Memiliki bentuk yang unik dan menyerupai jempol tangan yang menunjuk ke langit, bukit ini tak hanya menawarkan keindahan alam, tetapi juga menyimpan legenda yang mengagumkan.

Berlokasi di wilayah Bukit Barisan dan diapit oleh Sungai Lematang, Bukit Selero menambah pesona alam yang mengelilinginya. Pemandangan yang indah dan menawan di sekitar bukit menjadikannya tujuan wisata populer.

Pengunjung yang datang baik bagi wisatawan lokal maupun internasional. Lingkungan yang asri serta udara yang segar membuat pengalaman di bukit ini tak terlupakan.

Kisah menarik yang melatarbelakangi Bukit Selero dimulai dari sebuah legenda yang menyentuh hati. Dikisahkan, terdapat pasangan suami istri yang telah lama menikah namun belum dikaruniai anak.

Mereka berdoa dengan penuh harapan memiliki momongan. Tak lama kemudian, seorang anak laki-laki pun lahir sebagai anugerah bagi mereka. Namun, kebahagiaan itu tak bertahan lama, karena sang suami meninggal dunia setelah kelahiran anak mereka.

Tragedi itu berlanjut dengan perjuangan sang ibu, seorang janda miskin, yang berjuang sendirian membesarkan anaknya. Sang anak tumbuhdengan cepat. Kegemarannya menyatantapi hidangan ikan. Sayangnya, sang ibu kesulitan memenuhi kegemaran dan permintaan anaknya itu.

Namun,  semangat yang tak pernah pudar, sang ibu berusaha keras untuk mendapatkan ikan, bahkan hingga melakukan pencarian yang jauh. Perjalanan yang dilalui sang ibu tidaklah mudah. Banyak usaha yang tampak sia-sia, namun harapannya tidak pernah sirna.

Dalam ketekunan dan keyakinannya, ia berdoa dengan tulus, berharap agar bisa memberikan petunjuk bagi anaknya. Suatu hari, saat hujan deras turun, terjadilah longsor yang menakjubkan, dan Bukit Selero muncul dengan bentuk yang menawan, menyerupai jari yang menunjuk ke langit.

Monument Simpang Empat Pasar Lematang Kota Lahat, Sumsel. Foto: Google/ Ade

Keajaiban ini dianggap sebagai jawaban atas doa sang ibu yang penuh ketulusan. Sang anak yang tengah mencari ibunya akhirnya menemukan bukit ini, tetapi sayangnya, waktu sudah terlambat. Sang ibu telah tiada, dan sang anak pun meninggal di kaki bukit, yang kini menjadi simbol kebanggaan Kabupaten Lahat.

Kisah Bukit Selero mengajarkan kita tentang keberanian dan pengorbanan seorang ibu demi anaknya. Cinta yang tak terbatas dan tekadnya untuk memberikan yang terbaik menjadi contoh inspiratif bagi kita semua.

Keindahan bukit ini juga mengingatkan kita akan keajaiban alam yang mengelilingi kita serta pentingnya menjaga warisan alam bagi generasi mendatang. Bila Anda ingin merasakan langsung pesona Bukit Selero, kunjungi Desa Parangai di Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan.

Menyaksikan bentuk uniknya dan mendengarkan kisah mengharukan yang melatarbelakanginya akan menjadikan pengalaman wisata Anda sangat berkesan. Bukit Selero bukan sekadar keindahan alam, tetapi juga menyimpan cerita legendaris yang membawa pesan mendalam tentang cinta dan pengorbanan. Dengan lingkungan sekitarnya yang memukau, bukit ini menjadi simbol penting bagi Kabupaten Lahat. (Achmad Aristyan – Sumber: budaya-indonesia.org)

You Might Also Like

Legenda Nyi Rengganis dan Taman Banjarsari Gunung Argapura

Kisah Beru Sibou, Pelajaran dalam Cerita Rakyat Tanah Karo

Gerbang 13 Kerajaan Di Pantai Sembukan Wonogiri

Kisah Calon Arang, Dari Cerita Rakyat ke Pentas Seni Bali

Cerita Rakyat Rihatayya, Kisah Ayah dan Anak yang Menjadi Batu 

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Ridwan
Content Editor
Previous Article Pempek, Warisan Budaya Tak Benda Khas Palembang
Next Article ISBI Bandung Kaji Pencak Silat Untuk Model Virtual
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?