By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Candi Arjuna, Pusat Sejarah Terbesar di Dataran Tinggi Dieng
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Pariwisata > Candi Arjuna, Pusat Sejarah Terbesar di Dataran Tinggi Dieng
Pariwisata

Candi Arjuna, Pusat Sejarah Terbesar di Dataran Tinggi Dieng

Achmad Aristyan
Last updated: 20/12/2024 03:45
Achmad Aristyan
Share
Kompleks Candi Arjuna. Foto: Aristyan
SHARE

Dataran Tinggi Dieng, yang dikenal dengan keindahan alamnya, juga menyimpan warisan budaya dan sejarah yaitu Kompleks Candi Arjuna. Kompleks Candi Arjuna menjadi kompleks candi terbesar di Dieng yang menjadi saksi bisu kemegahan peradaban masa lampau.  

Arsitektur Berbeda

Berlokasi di Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Kompleks Candi Arjuna mencakup area seluas sekira satu hektar. Di dalamnya terdapat lima bangunan utama, yakni Candi Arjuna, Candi Semar, Candi Srikandi, Candi Puntadewa, dan Candi Sembadra. 

Empat diantaranya, kecuali Candi Semar, merupakan candi utama yang digunakan untuk aktivitas keagamaan. Menariknya, setiap candi dalam kompleks ini memiliki perbedaan gaya arsitektur, yang menunjukkan pembangunannya dilakukan pada masa yang berbeda. 

Candi Arjuna, yang merupakan candi tertua, masih kental dengan gaya India. Sementara Candi Sembadra, yang dibangun belakangan, sudah menampilkan pengaruh kebudayaan lokal, seperti pada relung candi yang menonjol keluar.  

Upaya Restorasi  

Berdasarkan keterangan dari papan informasi yang berada di lokasi, kompleks ini pertama kali ditemukan Theodorf Van Elf, seorang tentara Belanda, dalam kondisi tergenang air pada abad ke-18. 

Upaya penyelamatan dilakukan H. C. Corneulius, seorang berkebangsaan Inggris untuk pertama kalinya, sebelum dilanjutkan J. Van Kirnbergens dari Belanda. Hingga kini, restorasi dan perawatan candi terus dilakukan untuk melestarikan nilai sejarahnya.  

Candi Arjuna di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Foto: Google/Atharva Deandre G P

Fungsi Candi  

Setiap candi dihiasi dengan berbagai ornamen unik, seperti penil, yang berfungsi sebagai pegangan tangga, dan kala, yaitu ukiran wajah raksasa tanpa rahang bawah yang terletak di atas pintu masuk.

Selain itu, terdapat makara, ornamen di sisi pintu yang dipercaya mampu menangkal kejahatan, serta jalatmara, sebuah saluran yang digunakan untuk mengalirkan air dari dalam candi. 

Di bagian atas candi, terdapat istadewata, yang diyakini sebagai tempat masuknya para dewa. Keindahan candi juga diperkuat dengan keberadaan antefik, ornamen yang menghiasi ujung setiap sisi candi, serta diksa, jalur yang digunakan umat mengelilingi candi sebelum masuk area utama.

Candi Arjuna, Puntadewa, dan Sembadra dibangun untuk menyembah Dewa Syiwa, sedangkan Candi Srikandi didedikasikan untuk Trimurti (Syiwa, Brahma, dan Wisnu). Di kompleks ini, Candi Semar berfungsi sebagai candi sarana, tempat umat menunggu sebelum memasuki candi utama.  

Salah satu spot menawan di kawasan Candi Arjuna, Banjarnegara. Foto: Google/ Kiftul Rohim

 Memahami Sejarah

Kompleks Candi Arjuna tidak hanya menjadi destinasi wisata, tetapi juga pusat kegiatan budaya. Acara seperti Galungan dan ruwatan anak gimbal, tradisi khas Dieng, kerap diadakan di sini. 

Sebagian besar arca yang pernah menghiasi kompleks ini kini disimpan di Museum Kailasa, tak jauh dari lokasi candi. Meski beberapa arca telah hilang, koleksi di museum membantu pengunjung memahami lebih dalam sejarah kompleks ini. (Dari Berbagai Sumber)

You Might Also Like

Revitalisasi Candi Borobudur Bawa Manfaat Ekonomi Besar

Panduan dan Etika Berwisata di Destinasi Wisata Sakral Indonesia

Menyusuri Keindahan Alam Tersembunyi di Pemandian Mata Air Mudal Slukatan

Sejarah Panjang Lapangan Gasibu Bandung, Dulu dan Sekarang

Desa Cikolelet dan Sukarame: Wisata Alam dan Kearifan Lokal

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Achmad Aristyan
Content Writer
Previous Article Menguak Makna Strategis Pos Berburu Panggung Krapyak
Next Article Lulusan Permadani Wonosobo Siap Kembangkan Budaya Jawa
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?