Dataran Tinggi Dieng, yang dikenal dengan keindahan alamnya, juga menyimpan warisan budaya dan sejarah yaitu Kompleks Candi Arjuna. Kompleks Candi Arjuna menjadi kompleks candi terbesar di Dieng yang menjadi saksi bisu kemegahan peradaban masa lampau.
Arsitektur Berbeda
Berlokasi di Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Kompleks Candi Arjuna mencakup area seluas sekira satu hektar. Di dalamnya terdapat lima bangunan utama, yakni Candi Arjuna, Candi Semar, Candi Srikandi, Candi Puntadewa, dan Candi Sembadra.
Empat diantaranya, kecuali Candi Semar, merupakan candi utama yang digunakan untuk aktivitas keagamaan. Menariknya, setiap candi dalam kompleks ini memiliki perbedaan gaya arsitektur, yang menunjukkan pembangunannya dilakukan pada masa yang berbeda.
Candi Arjuna, yang merupakan candi tertua, masih kental dengan gaya India. Sementara Candi Sembadra, yang dibangun belakangan, sudah menampilkan pengaruh kebudayaan lokal, seperti pada relung candi yang menonjol keluar.
Upaya Restorasi
Berdasarkan keterangan dari papan informasi yang berada di lokasi, kompleks ini pertama kali ditemukan Theodorf Van Elf, seorang tentara Belanda, dalam kondisi tergenang air pada abad ke-18.
Upaya penyelamatan dilakukan H. C. Corneulius, seorang berkebangsaan Inggris untuk pertama kalinya, sebelum dilanjutkan J. Van Kirnbergens dari Belanda. Hingga kini, restorasi dan perawatan candi terus dilakukan untuk melestarikan nilai sejarahnya.

Fungsi Candi
Setiap candi dihiasi dengan berbagai ornamen unik, seperti penil, yang berfungsi sebagai pegangan tangga, dan kala, yaitu ukiran wajah raksasa tanpa rahang bawah yang terletak di atas pintu masuk.
Selain itu, terdapat makara, ornamen di sisi pintu yang dipercaya mampu menangkal kejahatan, serta jalatmara, sebuah saluran yang digunakan untuk mengalirkan air dari dalam candi.
Di bagian atas candi, terdapat istadewata, yang diyakini sebagai tempat masuknya para dewa. Keindahan candi juga diperkuat dengan keberadaan antefik, ornamen yang menghiasi ujung setiap sisi candi, serta diksa, jalur yang digunakan umat mengelilingi candi sebelum masuk area utama.
Candi Arjuna, Puntadewa, dan Sembadra dibangun untuk menyembah Dewa Syiwa, sedangkan Candi Srikandi didedikasikan untuk Trimurti (Syiwa, Brahma, dan Wisnu). Di kompleks ini, Candi Semar berfungsi sebagai candi sarana, tempat umat menunggu sebelum memasuki candi utama.

Memahami Sejarah
Kompleks Candi Arjuna tidak hanya menjadi destinasi wisata, tetapi juga pusat kegiatan budaya. Acara seperti Galungan dan ruwatan anak gimbal, tradisi khas Dieng, kerap diadakan di sini.
Sebagian besar arca yang pernah menghiasi kompleks ini kini disimpan di Museum Kailasa, tak jauh dari lokasi candi. Meski beberapa arca telah hilang, koleksi di museum membantu pengunjung memahami lebih dalam sejarah kompleks ini. (Dari Berbagai Sumber)