Destinasi wisata baru hadir di kawasan wisata Candi Borobudur, yakni Museum Desa dan Galeri Seni Borobudur. Destinasi ini menawarkan edukasi sejarah kehidupan masyarakat pedusunan masa lampau, dalam konsep kekinian.
Borobudur merupakan situs warisan dunia UNESCO yang paling terkenal di dunia. Candi ini merupakan candi Buddha terbesar di dunia yang berada di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Peninggalan Dinasti Sailendra
Dikutip dari laman borobudur.injourneydestination.id, Candi Borobudur merupakan peninggalan dari Dinasti Sailendra yang berkuasa pada 780-840 Masehi.
Peninggalan ini dibangun sebagai tempat pemujaan Budha dan tempat ziarah. Situs ini ditemukan Inggris pada tahun 1814 dipimpin Sir Thomas Stanford Raffles. Tahun 1835, seluruh area candi bergaya Mandala ini berhasil dibersihkan.
Struktur bangunan ini berbentuk kotak dengan empat pintu masuk dan titik pusat berbentuk lingkaran. Secara keseluruhan terdapat 504 Buddha dengan sikap meditasi dan enam posisi tangan yang berbeda di sepanjang candi.
Baca juga: Pengalaman Wisata Candi Borobudur Lewat Trail of Civilization
Museum Desa dan Galeri Seni Borobudur
Dilansir dari jatengprov.go.id, kawasan Candi Borobudur membuka destinasi wisata baru yaitu, Museum Desa dan Galeri Seni Borobudur yang resmi dibuka Kamis (26/12/2024).
Pengelola Museum Desa dan Galeri Seni Borobudur, Umar Chusaini mengatakan, destinasi baru ini akan memberikan edukasi kepada wisatawan dan generasi muda.
Terletak di di Desa Karangrejo Kabupaten Magelang, Museum Desa berisi gambaran kehidupan masa lalu dan peninggalan nenek moyang sebelum Indonesia merdeka.
Koleksi yang ada di muesum dan galeri diantarannya rumah petani Jawa, joglo limasan, berbagai peralatan pertanian, perabot rumah tangga, pusaka, kitab kuno dan berbagai karya seni hasil karya para seniman saat ini.
Semua karya seni itu, menurut Umar, merupakan suatu kebanggaan dari kreativitas dan imajinasi seniman di sekitar Candi Borobudur, seperti patung Budha terkecil, keris terkecil, patung, dan berbagai lukisan kanvas.
Umar menceritakan, semua yang dipamerkan merupakan koleksi pribadi dari proses panjang selama puluhan tahun. Koleksi paling tua yang dipamerkan sementara ini, adalah buku tulisan tangan beraksara Jawa kuno yang diperkirakan ada sejak abad ke-17 dari daerah Temanggung.
Tiket masuk ke destinasi wisata ini cukup terjangkau, yakni sekitar Rp20.000/orang. Pengunjung akan dimanjakan dengan nostalgia dan pengetahuan berbagai sejarah leluhur, dari dusun-dusun yang kini sulit didapatkan.