Berbagai langkah telah diambil untuk memajukan sektor wisata dan ekonomi kreatif di Indonesia, terutama di Destinasi Super Prioritas (DSP). Salah satu inisiatif yang menarik adalah pengembangan program “Borobudur Trail of Civilization” di kawasan Candi Borobudur.
Dilansir dari laman kemenparekraf.go.id, Program ini bertujuan menciptakan pola perjalanan baru di sekitar Candi Borobudur, yang tidak hanya sekadar berwisata biasa.
Pola perjalanan ini didasarkan pada relief-relief yang terpahat di Candi Borobudur, menggambarkan peradaban yang telah ada sejak masa kerajaan Hindu-Buddha di Jawa.
Program ini dirancang untuk mengajak wisatawan mengeksplorasi sejarah dan budaya melalui jejak peradaban yang tercermin dari candi tersebut.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, berharap Borobudur Trail of Civilization akan menjadi daya tarik luar biasa, menawarkan konsep wisata yang berfokus pada kualitas dan pengalaman mendalam.
Program terdiri lima rute perjalanan yang bisa dipilih wisatawan, seperti Ancient Kingdom Trail, Joglosemar Historic Trail, Buddhist Pilgrimage, Edu Trail, dan The Classical Indonesia Batik Route.
Beragam kegiatan dapat dinikmati dalam perjalanan ini, mulai dari bertani, mengunjungi sentra gerabah, belajar memainkan gamelan, hingga beraktivitas menggunakan transportasi lokal seperti delman dan VW Safari.
Selain itu, wisatawan juga bisa mengikuti yoga, menambah pengetahuan tentang astronomi melalui kegiatan “walking with star”, serta merasakan pengalaman menginap yang dikelola Balkondes.
Semua kegiatan ini dikemas dengan unsur edukasi dan hiburan yang diperkaya dengan narasi dari nilai-nilai yang terkandung dalam relief Borobudur.
Baca juga: Candi Borobudur Hadirkan Destinasi Wisata Edukasi Baru
Diharapkan program ini dapat memberikan pengalaman unik dan baru bagi para wisatawan yang berkunjung ke Candi Borobudur dan sekitarnya, serta mengangkat nilai sejarah dan budaya candi sebagai bagian dari perjalanan wisata.
Borobudur Trail of Civilization diharapkan mampu memberikan dampak positif bagi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di kawasan Borobudur.
Selain meningkatkan jumlah kunjungan, program ini juga bertujuan memperpanjang durasi wisatawan tinggal dan meningkatkan kualitas pengalaman wisata mereka.
Program ini juga berpotensi mendorong wisatawan untuk mendukung ekonomi lokal dengan membeli produk-produk ekonomi kreatif seperti kuliner, kerajinan tangan, dan fesyen yang dihasilkan masyarakat sekitar Borobudur.
Dengan demikian, pola perjalanan yang berkualitas dapat tercipta, mendukung keberlanjutan pariwisata dan ekonomi kreatif lokal.
Dalam pelaksanaannya, program ini tidak hanya menjadi upaya memulihkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang terdampak pandemi, tetapi juga mempromosikan penerapan protokol kesehatan ketat berbasis CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environment Sustainability).
Pengembangan wisata ini juga mengusung konsep “storynomic tourism”, memanfaatkan cerita-cerita menarik dari Candi Borobudur sebagai daya tarik tambahan untuk wisatawan.
Sebagai bagian dari peningkatan kualitas wisata, para pemandu wisata dan kusir delman di sekitar Borobudur mendapatkan pelatihan khusus.
Ini diharapkan akan meningkatkan kualitas layanan wisata serta pendapatan para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif di kawasan tersebut.
Ke depan, Borobudur Trail of Civilization juga diharapkan bisa diterapkan di Destinasi Super Prioritas lainnya seperti Danau Toba, Mandalika, Labuan Bajo, dan Likupang, sehingga konsep ini bisa menyebar dan memberikan manfaat bagi lebih banyak wilayah di Indonesia. (Achmad Aristyan)