Penataan ulang atau re-masterplan kawasan Candi Borobudur terus dilakukan untuk menjadikannya destinasi pariwisata kelas dunia yang berkelanjutan.
Proyek penataan ulang dipimpin PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney, bersama anak usahanya PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko (PT TWC), melalui InJourney Destination Management (IDM).
Pendekatan yang dilakukan InJourney menekankan keberlanjutan, memastikan Candi tidak hanya dipandang sebagai peninggalan masa lalu, tetapi juga simbol harapan dan inovasi bagi generasi mendatang.
“Kami ingin memastikan Borobudur tetap relevan di tengah perubahan zaman, sekaligus menjadi destinasi pariwisata kelas dunia,” ujar Maya Watono, Direktur Pemasaran dan Program Pariwisata InJourney, Kamis (19/9/2024), dilansir dari Infopublik.id.
Penataan ulang Borobudur dilakukan dengan menggunakan empat pilar utama, yaitu spiritual, konservasi, pendidikan, dan pariwisata. Pada pilar spiritual, dilakukan revitalisasi ruang terbuka hijau dan pengembangan fasilitas untuk kegiatan spiritual. Untuk pilar konservasi, fokusnya adalah pada preservasi situs budaya dan pengelolaan alur kunjungan wisatawan agar tidak merusak candi.
Pilar pendidikan menargetkan pengembangan ruang interpretasi dan edukasi, sementara pilar pariwisata berfokus pada pembangunan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan.
Salah satu proyek strategis dalam re-masterplan ini terkait penataan Zona 2, termasuk penambahan area hijau melalui aforestasi dan pendirian Borobudur Spiritual Sanctuary.
Sanctuary ini dirancang sebagai pusat meditasi dan pendidikan spiritual, memberikan pengunjung kesempatan untuk merasakan kedalaman spiritual Borobudur, selain mengagumi keindahan fisiknya.
Selain itu, Febrina Intan, Direktur Utama IDM, menyampaikan dalam pengembangan Zona 2, pihaknya menurunkan koefisien dasar bangunan (KDB) di area candi di bawah 4 persen sesuai rekomendasi UNESCO, demi menciptakan lingkungan yang lebih harmonis dan ramah lingkungan.
Proyek revitalisasi Borobudur juga mencakup pembangunan Kampung Seni Borobudur seluas 10,74 hektare (ha), yang dirancang untuk memperkaya pengalaman wisatawan dengan berbagai fasilitas modern. Fasilitas baru seperti taman lanskap, museum, dan pusat seni akan menambah daya tarik Borobudur sebagai pusat seni dan budaya.
Pengunjung juga dapat menikmati pertunjukan seni serta ruang istirahat yang nyaman, menjadikan setiap kunjungan sebagai pengalaman yang berkesan.
Demi memperkuat Borobudur sebagai destinasi kelas dunia, peningkatan konektivitas internasional juga menjadi fokus utama. Kerja sama dengan Thai Airways, yang telah menandatangani MoU dengan InJourney, memungkinkan penerbangan langsung dari Bangkok ke Yogyakarta. Hal itu diharapkan dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan internasional, khususnya dari Asia Tenggara.
Saat ini, Borobudur mencatatkan kunjungan sebanyak 1,4 juta wisatawan pada peak season, di mana 10 persennya adalah wisatawan mancanegara. Ditunjang peningkatan konektivitas udara ini, diproyeksikan kunjungan wisatawan mancanegara akan meningkat hingga lima kali lipat dalam beberapa tahun mendatang