By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Upacara Belian Tradisi Pengobatan Suku Petalangan
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Tradisi > Upacara Belian Tradisi Pengobatan Suku Petalangan
Tradisi

Upacara Belian Tradisi Pengobatan Suku Petalangan

Anisa Kurniawati
Last updated: 30/11/2024 16:13
Anisa Kurniawati
Share
Prosesi upacara Belain di Suku Petalangan, Riau. Foto: riaudailyphoto.com
SHARE

Ada cara unik yang diyakini masyarakat di masa lalu untuk mengobati penyakit, salah satunya dengan menggelar upacara Belian. Tradisi ini masih ada dan dilestarikan masyarakat Suku Petalangan di Riau.

Upacara Belian adalah ritual pengobatan dari Riau. Upacara ini bertujuan untuk memohon kesembuhan, menolak dari hal-hal yang buruk. Disamping itu, ritual ini merupakan cara supaya manusia menjaga keseimbangan hidup dengan alam dan makhluk yang terlihat maupun tidak.

Dilansir dari budaya-Indonesia.org, Belian memiliki arti yang berbeda berdasarkan bahasa Petalangan. Belian berasal dari nama kayu yang keras dan tahan lama. Di masa lalu kayu ini digunakan untuk bahan membuat ketobung, yakni gendang untuk mengiringi upacara adat.

Kata belian dipercaya berasal dari kata bolian yang berarti persembahan. Belian juga memiliki makna budak atau hamba sahaya. Secara umum, upacara belian diartikan sebagai upacara tolak bala atau permohonan supaya selamat dari marabahaya penyakit ataupun gangguan makhluk gaib.

Upacara belian biasanya ditujukan untuk mengobati orang sakit, wanita hamil supaya lancar melahirkan, mengobati kemantan, dan menolak wabah penyakit. 

Melalui Musyawarah

Upacara belian digelar malam hari di rumah yang sakit atau rumah adat. Ritual dipimpin kemantan yaitu ahli mengobati penyakit dan dianggap dapat berkomunikasi dengan makhluk gaib. 

Ritual belian memerlukan banyak persyaratan. Mulai dari rumah-rumah kecil di depan rumah tempat upacara diadakan. Selain itu ada juga puan, damar, lilin, gonto, kain kesumbo, cincin perak milik orang yang sakit, padi, daun kepau kayu gaharu untuk dibakar dan banyak lainnya.

Pelaksanaan ritual belian dimulai dengan musyawarah antara pemangku adat dengan keluarga yang akan diobati. Musyawarah dilakukan untuk mencari kesepakatan mengenai upacara belian yang akan digunakan, apakah biasa atau khusus. 

Hasil musyawarah kemudian disampaikan kepada tuo longkap yang kemudian akan berunding dengan pebayu (orang yang mempersiapkan alat-alat upacara) untuk menentukan waktu pelaksanaan upacara yang tepat. Setelah semua direncanakan, barulah dimulai menyiapkan segala persyaratan dan perlengkapan upacara. 

Baca juga: Maelo Jalur, Tradisi Gotong Royong Menyeret Kayu dari Hutan

Proses Pelaksanaan Upacara Belian

Proses ritual dimulai saat sore, pebayu menyampaikan hajat pengobatan kepada kemantan. Lalu, kemantan berdoa dan meminta bantuan doa kepada yang hadir agar nantinya upacara dapat berjalan lancar. Setelah itu, bujang belian mengambil gendang ketobung dan ditaburi padi, diasapi dengan kemenyan, dan dibacakan mantra.

Sambil berdoa dan meracik limau, pebayu akan merendam cincin perak milik orang yang sakit. Cincin ini nantinya diharapkan dapat menyembuhkan sakitnya. Setelah pebayu selesai membaca doa, dilanjutkan kemantan membaca doa. 

Setelah ritual-ritual di atas, upacara belian dimulai dengan membunyikan ketobung. Saat itu, kemantan duduk bersila sambil dikerudungi kain dan membunyikan genta lalu membaca mantra. Kemantan lalu sujud menyembah ke arah dian sambil membaca mantra dan berdiri. 

Baca juga: Udan Dawet, Ritual Meminta Hujan di Banyuanyar Boyolali

Di sisi lain pebayu menggelar tikar putih untuk dilewati mondari-mandir oleh kemantan sambil melantunkan mantra. Konon pada saat ini, kemantan berada dalam kondisi kerasukan (trance) Setelah sampai tujuan, kemantan lalu meminta obat secara spiritual. 

Biasanya kemantan akan membawa orang yang sakit ke tengah ruangan, dan mulai mengobati dengan membacakan mantra atau meminumkan ramuan yang telah diberi doa. Setelah pengobatan selesai, dilakukan persembahan dengan cara dibawa sambil menari. 

Tahap terakhir adalah kemantan mengusapkan kemenyan ke wajahnya dan mengelilingi asapnya. Ritual ini untuk mengembalikan kesadaran kemantan. Usai ritual ini upacara belian selesai.

Tradisi ini hingga kini masih melekat dalam kehidupan sosial suku Petalangan, Riau. Digelarnya upacara adat ini, merupakan salah satu upaya menjaga dan melestarikan tradisi leluhur mereka.

You Might Also Like

Malamang, Tradisi Membuat Sajian Lamang dari Minangkabau

Kampung Banjarnegara Rayakan Kirab Kelestarian Sungai

Subak, Warisan Dunia dan Pesona Wisata Bali

Tradisi Reba, Cara Masyarakat Ngada Hormati Leluhur

Prosesi Upacara Ngaben, Ritual Suci Hindu Bali

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Anisa Kurniawati
Content Writer
Previous Article Menyaksikan Keajaiban Lukisan Alam dI Bukit Jamur Jawa Timur
Next Article Sajian Istimewa Olahan Ikan Brekecek Pathak Jahan
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?