Congklak merupakan permainan tradisional yang sudah berabad-abad lamanya menjadi permainan rakyat Nusantara. Sejarah menyebutkan, permainan ini masuk ke Indonesia dibawa bangsa Arab yang sedang berdagang, sekaligus berdakwah.
Permainan adu strategi ini hanya dimainkan dua orang dengan menghadapi papan dari kayu atau plastik (di era modern), sepanjang 50 cm. Papan memiliki 14 lubang, di mana tiap pemain memiliki 7 lubang kecil berhadapan di kedua sisi, kiri dan kanan serta satu lubang besar di ujung sisi.
Setiap lubang kecil di isi masing-masing 5-7 biji-bijian atau batu kecil, sedangkan lubang besar dibiarkan kosong. Lubang besar merupakan tempat mengumpulkan biji atau batu kecil.
Permainan dimulai dengan cara pemain bergantian memindahkan biji atau batu kecil dari tiap lubang kecil searah jarum jam, hingga biji/batu semua berpindah ke lubang besar. Pemenang permainan ditentukan dengan perolahan terbanyak batu/biji yang masuk ke lubang besar.
Asal Mula Congklak
Congklak diperkirakan telah ada sejak 7000 hingga 5000 SM yang berasal dari kebudayaan kuno timur tengah. Kemudian masuk ke Afrika, dan Asia hingga ke Indonesia.
Awalnya permainan ini menjadi ‘permainan gadis’, karena banyak dimainkan perempuan dari kalangan bangsawan. Namun, saat ini, permainan congklak bisa dimainkan siapa saja.
Dulunya di beberapa wilayah Sulawesi, permainan ini juga dianggap tabu dan hanya dimainkan di saat berkabung. Sedangkan, di masyarakat Jawa kuno, congklak digunakan sebagai media untuk menghitung musim tanam dan musim panen.
Baca juga: Engklek, Permainan Jingkat-Jingkat Warisan Leluhur
Meskipun berupa permainan, namun Congklak memiliki makna filosofi yang dalam antara lain:
- Memberi dan Menerima
Sesuai aturan permainan congklak yang mengisi lubang dengan biji satu persatu, maka proses ini melambangkan bagaimana manusia hidup. Hal ini bermakna bahwa hidup harus memberi dan menerima. Selain itu juga bermakna bahwa hari yang kita jalani saat ini, akan berpengaruh terhadap hari esok atau hari selanjutnya, dan juga hari-hari orang lain.
- Mengajarkan Nilai Sosialisasi
Permainan ini mengajarkan untuk bersosialisasi karena dimainkan secara berhadapan. Sehingga dapat menumbuhkan kedekatan fisik dan emosional terhadap lawan.
- Melatih Kesabaran
Congklak dimainkan secara beraturan. Setiap pemain harus menunggu gilirannya bermain dan tidak boleh asal menyerobot. Dari sinilah nilai kesabaran diuji. Terlebih lagi jika lawan berhasil menguasai permainan
- Mengajarkan Kejujuran
Hal ini dikarenakan congklak merupakan permainan yang mudah jika hendak melakukan kecurangan. Contohnya dengan mengambil biji lawan yang bukan haknya secara diam-diam, tidak memasukkan biji di tempatnya, atau memasukkan biji lebih dari satu di lubang yang sama. Momen inilah yang menguji kemampuan pemainnya untuk tetap jujur.
Itulah beberapa makna dari permainan congklak. Sayangnya permainan ini sudah sangat jarang dimainkan anak-anak kecil jaman sekarang. Padahal dari permainan ini dapat mengajarkan banyak nilai positif seklaigus mengasah kinerja otak anak. (Dari Berbagai sumber)