By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Coto Makassar, Kuliner Kaya Rasa dan Kaya Rempah 
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Warisan Budaya > Coto Makassar, Kuliner Kaya Rasa dan Kaya Rempah 
Warisan Budaya

Coto Makassar, Kuliner Kaya Rasa dan Kaya Rempah 

Ridwan
Last updated: 14/10/2024 12:17
Ridwan
Share
3 Min Read
Foto: wikimedia commons
SHARE

Coto Makassar, merupakan kuliner tradisional yang berasal dari Sulawesi Selatan. Bahan dasarnya terbuat dari daging serta jeroan sapi, yang dinikmati bersama buras dan sambal taoco. Kuliner ini telah ada sejak kerajaan Gowa.

Kota Makassar sebagai ibukota provinsi Sulawesi Selatan juga memiliki berbagai kuliner khas. Salah satunya yaitu Coto Makassar. Kuliner lezat ini memiliki cita rasa gurih yang terbuat dari daging serta jeroan dengan racikan bumbu khusus. Biasanya menu in dinikmati berasa dengan ketupat atau buras yaitu sejenis ketupat yang dibungkus daun pisang. 

Menurut berbagai sumber, kuliner ini sudah ada sejak zaman Kerajaan Gowa-Tallo yang berpusat di Somba Opu wilayah selatan Makassar pada 1538 Masehi. Pada saat itu, hidangan ini biasanya disajikan untuk kalangan istana dan menjadi favorit keluarga Kerajaan Gowa. 

Dulunya, untuk sapi bagian sirloin dan tenderloin biasanya disajikan untuk keluarga kerajaan, sedangkan untuk abdi dalem kerajaan dan masyarakat kelas bawah hanya bagian jeroan saja yang disajikan. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, menu ini dapat dinikmati oleh semua kalangan. 

Coto Makassar diketahui juga mendapat pengaruh dari kuliner Cina, yang jejaknya masih dapat ditemukan lewat penggunaan taoco dalam sambalnya. Hal ini dikarenakan Makassar merupakan pintu gerbang bangsa Spanyol dan Portugis untuk menyimpan rempah-rempah sebelum didistribusikan ke Eropa. 

Tak hanya pedagang-pedagang Spanyol dan Portugis, pedagang-pedagang dari India, Cina, dan Kamboja, juga menjadikan Makassar sebagai titik tolak perdagangan mereka. Sehingga tidak mengherankan jika kemudian masakan Makassar banyak dipengaruhi oleh budaya Cina, Arab, India, serta Timur Tengah.

Pengaruh budaya Arab serta India bisa kita temukan pada masakan Makassar yang berkuah gurih hasil perpaduan santan dan susu. Sedangkan akulturasi dengan budaya Cina bisa kita nikmati pada berbagai sajian kue dan es. Penggunaan berbagai macam rempah seperti pala, merica, kayu manis, jintan, dan lain-lain, banyak dipengaruhi oleh budaya Timur Tengah.

Keunikan lain dari kuliner satu ini yaitu menggunakan 40 macam rempah-rempah. Bumbu tersebut meliputi kemiri, cengkeh, kacang, lengkuas, merica, ketumbar merah, pala, jahe, bawang merah dan putih serta bumbu lainnya. 

Rempah-rempah tersebut juga berfungsi sebagai penawar zat-zat yang ada pada jeroan. Sehingga tidak perlu lagi khawatir dengan kandungan kolesterol serta rasa dan aromanya. Kemudian, untuk membuat tekstur daging menjadi lebih lembut dan nikmat, biasanya menggunakan pepaya muda.

Proses pembuatannya juga unik. Secara tradisi, Coto Makassar diramu dan diolah khusus di dalam kuali dari tanah liat yang disebut korong butta atau uring butta. Selain itu, mereka menggunakan kapur untuk membersihkan jeroannya.

Dalam mengonsumsi Coto Makassar ini, masyarakat memiliki aturan khusus. Coto Makassar tidak dikonsumsi untuk sarapan, makan siang atau makan malam, tapi dikonsumsi sebagai makanan perantara, sekitar pukul 09.00 pagi hingga pukul 11.00 siang. 

(Anisa Kurniawati-Berbagai Sumber)

You Might Also Like

Filosofi di Balik Struktur Rumah Bale dalam Masyarakat Sumba

Kapal Tradisional Indonesia, Bukti Sejarah Kearifan Nenek Moyang

Istana Djoen Eng, Bangunan Peninggalan Raja Gula Salatiga

Kak Emma Kenalkan Permainan Tradisional Suda Manda

Kuliner Ekstrem Paniki, Kelelawar Berbumbu Khas Manado

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Ridwan
Content Editor
Previous Article Agus Noor, Sastrawan Indonesia Serbabisa
Next Article Festival Lopis Raksasa, Tradisi Syawalan di Pekalongan
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?