Danau Toba, salah satu Destinasi Super Prioritas (DSP) di provinsi Sumatera Utara, merupakan danau vulkanik terbesar di dunia dan telah menjadi daya tarik wisata utama. Selain keindahan alamnya, Danau Toba juga dikenal melalui konsep “storynomic tourism”, sebuah pendekatan promosi pariwisata yang menggabungkan sains dan cerita lokal untuk menarik wisatawan.
Disisi lain, danau ini lekat dengan salah satu legenda terkenal terkait terbentuknya danau ini yang berkembang di kalangan masyarakat setempat.
Menurut kisah rakyat, terbentuknya Danau Toba tidak bisa dipisahkan dari kisah Toba, seorang pemuda yatim piatu yang bekerja sebagai petani dan suka memancing. Suatu hari, saat sedang memancing, ia menangkap ikan mas besar dengan sisik berkilau emas.
Toba yang terpesona dengan keindahan ikan tersebut memutuskan untuk membawanya pulang dan memeliharanya. Namun, ikan itu tiba-tiba berubah menjadi seorang perempuan cantik, yang kemudian dinikahi oleh Toba dengan satu syarat: ia harus merahasiakan asal-usul istrinya.
Beberapa tahun kemudian, mereka dikaruniai seorang anak bernama Samosir. Suatu hari, Samosir diminta untuk mengantarkan makanan ke ladang tempat ayahnya bekerja. Namun, Samosir merasa lapar di tengah perjalanan dan memakan bekal yang seharusnya untuk ayahnya.
Ketika Toba mengetahui hal ini, ia sangat marah dan tanpa sengaja mengungkapkan bahwa Samosir adalah “anak ikan.” Akibat melanggar janji, terjadi hujan deras yang tak berhenti hingga membentuk danau besar yang sekarang dikenal sebagai Danau Toba, sementara pulau di tengahnya disebut Pulau Samosir.
Baca Juga: Legenda Arya Panoleh di Balik Kelezatan Sate Ayam Madura
Danau Toba Menurut Perspektif Ilmiah
Dari sudut pandang ilmiah, terbentuknya Danau Toba berkaitan dengan letusan supervolcano yang dahsyat sekitar 74 ribu tahun yang lalu. Letusan ini menjadi salah satu yang terbesar dalam sejarah bumi. Menurut teori yang pertama kali diungkapkan oleh geolog asal Belanda, Van Bemmelen, letusan vulkanik masif tersebut menyebabkan terbentuknya kaldera besar yang kemudian terisi oleh air, membentuk Danau Toba yang kita kenal saat ini.
Letusan supervolcano Toba tidak hanya menciptakan Danau Toba, tetapi juga Pulau Samosir, yang merupakan bagian dari tanah yang terjungkit akibat tekanan letusan. Diperkirakan, letusan tersebut memuntahkan sekitar 2.800 km³ material vulkanik dan menyebabkan perubahan iklim global yang drastis. Hal ini mengakibatkan populasi manusia di bumi menyusut secara signifikan, dan hampir membuat Homo sapiens punah.
Baca Juga: Kisah Tete: Asal-usul Penyebaran Suku di Merauke Papua
Saat ini, Danau Toba membentang sepanjang 100 km dengan lebar 30 km dan kedalaman mencapai 500 meter. Terletak pada ketinggian sekitar 900 meter di atas permukaan laut, danau ini tidak hanya menjadi salah satu keajaiban alam Indonesia, tetapi juga menyimpan sejarah geologis yang mendalam.
Dengan memadukan unsur legenda dan pengetahuan ilmiah, Danau Toba kini menjadi destinasi wisata yang tak hanya menawarkan keindahan alam, tetapi juga edukasi mengenai sejarah terbentuknya danau tersebut. Wisatawan dapat menikmati pengalaman yang unik, mempelajari cerita lokal sambil mengeksplorasi fenomena geologis di balik salah satu danau terbesar di dunia. (Achmad Aristyan- Sumber: kemenparekraf.go.id)