By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Dato Karama, Ulama Minangkabau di Bumi Tadulako
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Profil > Dato Karama, Ulama Minangkabau di Bumi Tadulako
Profil

Dato Karama, Ulama Minangkabau di Bumi Tadulako

Achmad Aristyan
Last updated: 15/11/2024 00:19
Achmad Aristyan
Share
Cagar Budaya Makam Dato Karama. (Foto: Istimewa)
SHARE

Dato Karama, yang memiliki nama asli “Syekh Abdullah Raqie”, adalah seorang ulama dari Minangkabau, Sumatera Barat yang berperan besar dalam penyebaran agama Islam di Sulawesi Tengah, khususnya di “Tanah Kaili” atau yang dikenal sebagai “Bumi Tadulako”.

Pada abad ke-17, Dato memulai syiar Islam di wilayah ini, di mana masyarakat suku Kaili saat itu masih banyak yang menganut kepercayaan animisme dan dinamisme. Mereka meyakini adanya kekuatan gaib yang mendiami benda-benda keramat, sebuah sistem kepercayaan yang disebut “tumpuna.”

Dilansir dari palukota.go.id, dengan pendekatan yang persuasif dan penuh kearifan, Dato Karama membimbing masyarakat Kaili melalui ceramah-ceramah yang disampaikan pada upacara adat. Ia tak hanya berdakwah, tetapi juga membaur dan memahami tradisi setempat hingga dakwahnya diterima masyarakat dan tokoh-tokoh adat.

Baca juga: Wisata Religi Sis Aljufri, Mengenang Jasa Guru Tua

Wibawa dan kharismanya semakin memudahkan penyebaran ajaran Islam di masyarakat dan kerajaan di wilayah itu. Usaha keras Dato Karama akhirnya membuahkan hasil ketika “Raja Kabonena, Ipue Nyidi”, memutuskan untuk memeluk agama Islam bersama rakyatnya.

Ipue Nyidi kemudian dikenal sebagai raja pertama yang memeluk Islam di Lembah Palu, sehingga peristiwa ini menjadi titik awal penting bagi perkembangan Islam di wilayah tersebut.

Setelah wafat, ulama yang dihormati itu dimakamkan di Kampung Lere, yang kini menjadi bagian dari “Kota Palu”. Makamnya, yang dikenal sebagai “Kompleks Makam Dato Karama”, menjadi tempat yang dihormati dan dikunjungi sebagai situs bersejarah. 

Di kompleks makam ini, terdapat pula makam istrinya, Intje Dille, serta dua anaknya, Intje Dongko dan Intje Saribanu, beserta makam para pengikut setianya. Total terdapat sembilan makam laki-laki dan sebelas makam perempuan.  Terdapat juga dua makam tanpa identitas pada batu nisannya, yang semuanya menunjukkan dedikasi para pengikutnya yang setia mendampingi perjuangan Dato Karama dalam menyebarkan Islam.

Baca juga: Rumah Adat Banua Oge, Simbol Kejayaan Kerajaan Palu

Hingga kini, “Makam Dato Karama” menjadi bagian penting dari sejarah Islam di Sulawesi Tengah, khususnya bagi masyarakat suku Kaili. Dato Karama bukan hanya dikenang sebagai ulama yang membawa perubahan, tetapi juga sebagai tokoh yang berhasil merangkul masyarakat melalui pendekatan budaya dan adat yang harmonis. 

Keberhasilannya menyebarkan Islam dengan cara damai dan persuasif menjadikan sosok Dato Karama sebagai teladan dalam sejarah dakwah di Indonesia, serta sebagai simbol penyebaran Islam di Bumi Tadulako yang tetap dikenang dan dihormati hingga saat ini. (Diolah dari berbagai sumber)

You Might Also Like

Mengenal Ayu Utami Penulis Novel Fenomenal Saman

Mendur Bersaudara, Pahlawan Fotografi Indonesia

Raden Tjetje Somantri, Pelopor Modernisasi Tari Sunda

50 Tahun Berkarya Seniman Multi Talenta Didi Nini Thowok

Radio Hoso Kyoku, Penyebar Berita Kemerdekaan RI

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Achmad Aristyan
Content Writer
Previous Article Legenda Kali Mewek di Malang dan Kisah Penculikan Ken Dedes
Next Article Pemerintah dan Tokoh Adat Hidupkan Tradisi Hidup Bernagari
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?