Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menegaskan, Desa Wisata Jatiluwih, Bali merupakan contoh utama dari pengembangan pariwisata berkelanjutan di Indonesia. Penilaian ini didasarkan pada sistem pengelolaan pariwisata dan ekonomi kreatif yang sangat terencana dan efektif.
Desa ini berjarak 54 kilometer dari Pantai Kuta, Denpasar. Bila menggunakan kendaraan roda empat, kawasan wisata ini akan dicapai dalam waktu sekira 1 jam 50 menit. Berlokasi di dataran tinggi yang dikelilingi pegunungan dan lahan pertanian yang subur, Desa Wisata Jatiluwih menawarkan pemandangan alam yang memukau.
Meski sempat sepi turis sejak Pandemi Covid-19, jumlah kunjungan wisatawan perlahan-lahan meningkat lagi sejak Mei 2022. Keindahan alam ini telah menarik perhatian banyak wisatawan, dengan lebih dari 1.000 pengunjung setiap harinya.
Mayoritas penduduk di Desa Jatiluwih bekerja sebagai petani, sehingga produk unggulan desa ini terdiri dari hasil pertanian, seperti beras merah, kopi, durian, singkong, dan talas. Di sisi lain, desa ini terkenal karena sistem Subak yang diadopsi di persawahan mereka. Sistem subak ini merupakan metode tradisional dalam mengelola irigasi sawah.
Tahun 2012, UNESCO mengakui subak di Jatiluwih sebagai warisan budaya tak benda. Selain berfungsi dalam pengairan sawah, subak juga menjadi daya tarik wisata, di mana pengunjung dapat berfoto dengan latar belakang ladang padi yang berundak dari ketinggian.
Baca juga: Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Lestarikan Bahasa Bali
Bagi para pengunjung, ada banyak aktivitas menarik yang bisa dilakukan di Desa Wisata Jatiluwih. Berikut adalah beberapa pengalaman seru yang bisa Wisatawan nikmati:
Belajar Bertani
Menikmati keindahan area persawahan tidak hanya dengan berfoto, tetapi juga iktu dalam kegiatan pertanian. Penduduk setempat menawarkan paket wisata edukasi bagi pengunjung belajar tentang pertanian dan sistem subak. Aktivitas ini bisa untuk keluarga yang membawa anak-anak.
Mengunjungi Pura Kuno
Salah satu destinasi budaya yang menarik di Jatiluwih adalah Pura Luhur Sri Rambut Sedana. Pura yang telah ada sejak zaman dahulu ini terletak tidak jauh dari ladang padi, di ketinggian 700 mdpl, memberikan udara yang segar dan sejuk.
Membeli Oleh-Oleh
Tidak lengkap rasanya berwisata tanpa membawa pulang oleh-oleh. Salah satu produk khas yang bisa dibawa pulang adalah beras merah Jatiluwih, yang memiliki aroma dan rasa yang khas, berbeda dari beras merah biasa.
Ayo rencanakan liburan ke Desa Wisata Jatiluwih! (Achmad Aristyan – Sumber: Kemenparekraf.go.id)