By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Doger Kontrak Subang, Tarian Ronggeng untuk Orang Kasmaran
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Warisan Budaya > Doger Kontrak Subang, Tarian Ronggeng untuk Orang Kasmaran
Warisan Budaya

Doger Kontrak Subang, Tarian Ronggeng untuk Orang Kasmaran

Achmad Aristyan
Last updated: 07/01/2025 03:24
Achmad Aristyan
Share
Dibalik gerakan doger, kesenian ini mengisahkan tentang kebahagiaan dari seorang remaja yang sedang jatuh cinta. Foto: subang.go.id
SHARE

Kesenian Doger atau doger kontrak dikenal luas berasal dari Subang, Jawa Barat yang dibawakan bagai orang-orang kasmaran. Doger sendiri merupakan sebutan ronggeng atau penari wanita yang membawakan kesenian ini.

Dikutip dari subang.go.id, di masa lalu, tarian ini ditampilkan sebagai hiburan di wilayah perkebunan. Sementara doger dalam pengertiannya berasal dari kata Dog dan Ger. Dog artinya dog-dog, yaitu waditra pengiring pada Kesenian Reog. 

Alat musik pengiring ini terbuat dari kayu pohon kelapa dan membrannya dari kulit kambing. Sedangkan Ger bentuk kata akronim Beger, artinya orang yang sedang kasmaran.

Hiburan di Lingkungan Perkebunan

Kesenian doger  dulunya dijadikan media hiburan masyarakat Subang, terutama bagi orang-orang yang sedang kasmaran. Kesenian ini juga merupakan tarian pergaulan yang dibawakan penari wanita (Ronggeng) dan dipimpin lurah kongsi. 

Menurut Een Herdiani, kesenian muncul pada masa pemerintahan Hindia-Belanda 1870an. Saat itu sektor perkebunan mengalami kemajuan pesat. Karena tidak diperbolehkan menikmati dunia luar, sehingga dibutuhkan hiburan.

Perusahaan lalu menyediakan kesenian doger sebagai media hiburannya. Tari doger kemudian berkembang menjadi doger kontrak. Makna kontrak sendiri diambil dari buruh kontrak atau pegawai kontrak di daerah perkebunan Subang. 

Awalnya, pertunjukan doger secara berkeliling (ngamen). Kemudian digelar bersamaan ketika kuli kontrak mendapatkan upahnya. Hingga kini Doger dipentas di atas panggung di berbagai acara sebagai media hiburan, atau apresiasi masyarakat.

Pertunjukan Doger

Dibalik gerakan doger, kesenian ini mengisahkan tentang kebahagiaan dari seorang remaja yang sedang jatuh cinta. Tarian ini dibawakan beberapa penari perempuan dengan gerakan energik, harmonis dan selaras, dengan tempo dinamis.

Ciri khas tarian ini adalah penarinya yang mengenakan kacamata hitam. Saat menari sesekali mereka melepasnya sesuai ketukan musik pengiring. Sedangkan kostum yang dipakai biasanya mengenakan pakaian perempuan Sunda.

Iringan Tari Doger menggunakan musik tradisional Sunda yang dimainkan para waditra karawitan. Mulai dari kendang dog-dog, kecrek, suling dan yang lainnya. Agar gerakan penari selaras, terdapat seorang pemimpin bernama lurah kongsi.

Biasanya lurah kongsi adalah seorang laki-laki berpakaian hitam dengan dandanan berupa kumis tebal. Pada zaman dulu, kesenian Tari Doger biasa dipentaskan saat malam hari di ruang terbuka. Acara tari ini berlangsung hingga dini hari. 

Kesenian Doger Subang adalah salah satu bentuk kekayaan budaya Indonesia. Kesenian ini menjadi simbol kebanggaan dan cerminan dari kearifan lokal masyarakat Subang. (Dari berbagai sumber)

You Might Also Like

Batik Motif Indonesia 4.0: Simbol Industri Masa Depan

Tari Salai Jin, Kesenian Tradisional Ternate yang Sarat Nilai Magis 

Tari Bondan Gambaran Kehidupan Seorang Ibu

Krecek Rebung Lumajang Warisan Budaya Indonesia

Simbol Spiritual Warisan Majapahit Di Sembilan Teras Candi Cetho

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Achmad Aristyan
Content Writer
Previous Article Fuad Khasbiantoro, Sarjana Teknik Bangga Jadi Petani Wortel
Next Article Pesan Kedamaian di Balik Pertarungan Tradisi Presean
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?