Dharma Wanita Persatuan (DWP) Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Wonosobo menggelar workshop bertajuk “Bijak Kelola Sampah, Sayangi Bumi” pada Kamis (15/5/2025), bertempat di kawasan Arboretum Kalianget.
Kegiatan ini menjadi wujud nyata keterlibatan DWP dalam mendukung pelestarian lingkungan, khususnya dalam pengelolaan sampah rumah tangga. Workshop ini merupakan hasil kolaborasi antara DWP dan DLH Wonosobo.
Fokus utama kegiatan ini adalah pelatihan serta praktik langsung pengolahan sampah organik rumah tangga menggunakan metode ember tumpuk dua tabung. Metode ini dinilai efisien karena tidak memerlukan lahan luas, mudah diterapkan, dan mampu menghasilkan dua produk ramah lingkungan yakni kompos kering dan pupuk cair.
Ketua DWP DLH, Sir Panggung Wahyudi, menyampaikan bahwa pelatihan ini tidak hanya bersifat teoritis, melainkan langsung diaplikasikan para peserta.
“Kami membentuk lima kelompok dari 30 peserta untuk praktek langsung mengolah jenis sampah yang berbeda-beda, hasil dari pelatihan akan diterapkan di 70 rumah tangga sebagai bentuk aksi nyata, dan jika berhasil, akan menjadi inspirasi bagi masyarakat luas,” ujarnya dilansir dari wonosobokab.go.id.
Baca juga: Pencak Silat Indonesia Tampil Memukau di Festival Film Cannes 2025
Ia juga menyoroti potensi besar dari sampah organik rumah tangga yang jika dikelola dengan benar, dapat mengurangi beban Tempat Pembuangan Akhir (TPA) serta memberi manfaat bagi lingkungan sekitar. “Jumlah sampah organik cukup besar, tetapi jika dikelola sejak dari sumbernya, hasilnya bisa sangat positif,” tambahnya.
Kepala DLH Kabupaten Wonosobo, Endang Lisdiyaningsih, menyambut baik pelaksanaan workshop ini. Ia menegaskan pentingnya kemitraan aktif dalam penanganan sampah, termasuk dari kalangan istri ASN.
“DWP tidak hanya dilibatkan, tetapi diharapkan bisa menjadi agen perubahan di lingkungan tempat tinggalnya, jika ini berhasil, bisa menjadi role model pengelolaan sampah skala rumah tangga,” lanjutnya.
Menurutnya, kegiatan ini sejalan dengan upaya mainstreaming pengelolaan sampah yang menempatkan rumah tangga sebagai ujung tombak. Ketika sampah organik dapat ditangani di tingkat keluarga, maka volume yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dapat diminimalkan secara signifikan.
Menurutnya, workshop ini tidak hanya menjadi pelatihan teknis, tetapi juga gerakan sosial yang mengedepankan kerja sama, kreativitas, dan keberlanjutan. “Melalui kegiatan seperti ini, DWP DLH berkomitmen menjadi penggerak perubahan menuju rumah tangga yang ramah lingkungan dan berdaya kelola sampah,” pungkasnya.