By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Museum Gedong Kirtya, Lestarikan Warisan Budaya Luar Biasa
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Warisan Budaya > Museum Gedong Kirtya, Lestarikan Warisan Budaya Luar Biasa
Warisan Budaya

Museum Gedong Kirtya, Lestarikan Warisan Budaya Luar Biasa

Ridwan
Last updated: 16/09/2024 10:45
Ridwan
Share
4 Min Read
SHARE
Tidak banyak masyarakat yang tahu di jantung Kota Singaraja, Bali ada Museum Gedong Kirtya yang menyimpan kekayaan budaya dan warisan leluhur luar biasa. Museum Gedong Kirtya atau Museum Lontar, meski terletak di pusat kota, sering kali terlewatkan oleh warga dan wisatawan.
Sejarah dan berbagai koleksi yang ada di dalam museum ini dikupas dalam acara Bincang Komunikasi, di Singaraja, BaliSelasa (27/8/2024).
Dikutip dari Infopublik.id, hadir sebagai narasumber Kepala UPTD Gedong Kirtya, Dewa Ayu Putu Susilawati dan Staf Pengelola Museum Putu Suarsana. Mereka membagikan cerita menarik tentang sejarah dan keunikan museum lontar yang memancarkan pesona budaya Bali, khususnya di Buleleng.
Gedong Kirtya didirikan dua tokoh Belanda, Van der Tucht dan Lievring,  2 Juni 1928. Mereka terpesona kekayaan budaya Buleleng. Museum resmi dibuka untuk umum 14 September 1928, yang kini diperingati sebagai Hari Jadi Gedong Kirtya. Sejak saat itu, Gedong Kirtya terus berperan penting dalam melestarikan naskah-naskah lontar kuno yang sarat dengan pengetahuan dan tradisi leluhur.
Dewa Ayu menyatakan, Gedong Kirtya tidak hanya berbeda dibanding museum umum di Bali, tetapi juga menempati posisi istimewa sebagai salah satu dari sedikit museum yang khusus mengoleksi dan merawat lontar. Selain lontar, koleksi museum ini mencakup buku-buku tua dalam bahasa Inggris, Jerman, dan Perancis, menjadikannya pusat warisan budaya yang kaya dan unik.
“Pada tahun 2023, Gedong Kirtya mendapat pengakuan nasional dengan dinominasikan sebagai museum terunik di Indonesia. Meski hanya sebagai nominasi, ini menunjukkan apresiasi luas terhadap upaya pelestarian budaya luar biasa yang dilakukan di Buleleng,” ungkap Dewa Ayu.
Menghadapi tantangan zaman, Gedong Kirtya telah memulai proyek digitalisasi sejak tahun lalu. Dari total 2.064 lontar yang dimiliki, sebanyak 459 lontar telah berhasil didigitalisasi. Proses ini menjadi tonggak penting dalam upaya menjaga warisan budaya agar tetap hidup dan dapat diakses oleh generasi mendatang.
“Digitalisasi ini tidak hanya melindungi lontar dari kerusakan fisik, tetapi juga memperluas akses publik melalui situs web pedalsepeda.bulelengkab.go.id, memungkinkan siapa saja untuk mempelajari koleksi museum sebelum berkunjung,” ungkap Dewa Ayu.
Selain itu, Gedong Kirtya juga giat dalam mengalih aksara dan mengalih bahasa lontar meskipun proses ini masih menghadapi berbagai tantangan. Namun, komitmen untuk menjaga dan mempromosikan warisan budaya tetap menjadi prioritas utama.
Sadar akan pentingnya pendidikan budaya sejak dini, Gedong Kirtya memperkenalkan program edukasi bagi siswa SD dan SMP. Melalui kunjungan ke museum, anak-anak diajarkan tentang apa itu lontar, cara membacanya, serta pentingnya menjaga dan melestarikannya. Program ini bertujuan menumbuhkan rasa cinta dan tanggung jawab terhadap warisan budaya sejak usia dini.
Dewa Ayu juga menekankan keterbukaan museum terhadap masyarakat yang memiliki lontar kuno. Gedong Kirtya siap membantu dalam hal alih bahasa, cara perawatan, hingga digitalisasi dan pembuatan duplikasi lontar jika diizinkan.
Koleksi-koleksi langka Lontar kuno yang tersimpan rapi di Gedong Kirtya, Buleleng, Bali. (Foto: Infopublik.id)
Sementara itu, Putu Suarsana, menjelaskan proses konservasi fisik di museum ini dilakukan dengan sangat teliti. Setiap lontar dibersihkan dari debu menggunakan minyak sereh, kemudian diangin-anginkan untuk memastikan kondisi lontar tetap baik. Untuk mengembalikan warna hitam pada lontar, digunakan kemiri bakar. “Ini adalah proses sederhana namun sangat penting untuk menjaga keutuhan lontar,” ujar Suarsana.
Gedong Kirtya terbuka untuk umum sejak Senin hingga Kamis pukul 08.00 hingga 15.00 WITA, dan pada hari Jumat sejak pukul 08.00 hingga 12.30 WITA.
Pengunjung dapat melihat langsung proses perawatan dan konservasi lontar, meskipun akses untuk menyentuh lontar dilakukan dengan sangat hati-hati demi menjaga keutuhan manuskrip.
Saat ini, Gedong Kirtya terus menjadi penjaga warisan budaya Bali yang kaya, memastikan bahwa peninggalan ini tetap relevan dan dihargai di tengah perkembangan zaman.

You Might Also Like

Mengapa Istilah “Jawa” Identik dengan Jateng, DIY, dan Jatim?

Lumpia Semarang, Perpaduan Kuliner Jawa dan Tionghoa

Pawai Budaya Kota Probolinggo 2024 Lestarikan Pendalungan

Bandeng Colo Lamongan, Kuliner Otentik Rasa Nano-Nano

Kapal Pinisi, Daya Tarik Wisata Warisan Maritim Indonesia

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Ridwan
Content Editor
Previous Article Mengintip Wisata Budaya Ikonik di Sekitar Ibu Kota Nusantara (IKN)
Next Article Festival Sapi Sono’ 2024, Ajang Pelestarian Budaya Madura
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Tradisi Motong Kebo Andil
Tradisi Motong Kebo Andil, Warisan Budaya Depok yang Terus Lestari
Event 17/05/2025
lebaran depok 2025
Lebaran Depok 2025, Ajang Pelestarian Tradisi dan Budaya
Event 17/05/2025
Gawe Dayak Naik Dango
Gawe Dayak Naik Dango XXV, Tradisi Syukuran Panen Kota Singkawang
Event 17/05/2025
Geopark Kaldera Toba
Kemenpar Tindaklanjuti Peringatan “Yellow Card” UNESCO untuk Geopark Kaldera Toba
Berita 17/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?