By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Goa Kaca dan Goa Surupan Sensasi Di Perut Bumi
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Pariwisata > Goa Kaca dan Goa Surupan Sensasi Di Perut Bumi
Pariwisata

Goa Kaca dan Goa Surupan Sensasi Di Perut Bumi

Ridwan
Last updated: 26/09/2024 14:21
Ridwan
Share
4 Min Read
SHARE

Kawasan wisata Pangandaran, Jawa Barat ternyata memiliki Goa Kaca dan Goa Surupan yang menantang para wisatawan bernyali tinggi. Selain diajak untuk melewati jalur yang menantang, wisatawan pun harus menyingkirkan ketakutan terhadap kegelapan saat berada di kedalaman.

Kedua goa itu berada di dusun Pasir Kored Desa Sidomulyo, Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Pangandaran. Destinasi wisata ini berjarak sekira 9 km dari Bundaran Marlin Pangandaran, pintu masuk ke kawasan wisata Pantai Pangandaran. Bila menggunakan kendaraan hanya perlu waktu 20 menit menuju goa melalui Jl. Sukamelang.

Tiket masuk kawasan wisata ini, sangat terjangakau, cukup dengan 10.000 rupiah, sudah bisa menikmati sensasi petualangan dan indahnya stalaktit dan stalagmit raksasa di dalam goa. Kunjungan ke Goa Kaca dan Goa Surupan tidak disarankan pada musim hujan. Selain jalannya licin, Goa Surupan pun ditutup untuk wisata mengantisipasi goa dibanjiri air hujan.

Di Pasir Kored terdapat 8 Goa yaitu Goa Walet, Goa Surupan, Goa Lanang, Goa Junti, Goa Pereng, Goa Wadong, Goa Kaca, Goa Cirangkis dan Goa Landak. Dari 8 Goa itu hanya Goa Kaca dan Goa Surupan yang bisa dijelajahi para wisatawan. Goa lainnya belum dapat dijadian tempat wisata.

Konon, di Goa Kaca pernah ada batu yang bening seperti kaca. Namun batu dirusak para penambang. Saat ini hanya tersisa batu – batu kristal saja. Dari cerita itulah goa itu dinamakan goa kaca.

Para penambang batu posfat pertamakali menemukan Goa Kaca tahun 1990. Tidak heran ketika wisatawan masuk ke dalam goa, akan melihat banyak bekas galian penambangan batu Fospat. Penambangan itu tidak lama beroperasi hingga Goa pun sepi. Tahun 2006 warga sudah ada yang berani memasuki Goa. Namun, Lokasi ini baru dikelola dengan serius pada tahun 2015.

Wisata Sensasi dan Uji Nyali

Ada sensasi tersendiri saat berwisata di goa sepanjang 100 meter dengan sejumlah ruang mirip kamar tidur. Di kedalaman Goa Kaca ini terdapat panorama luar biasa, seperti langit goa yang dihiasi stalaktit dan stalagmite raksasa yang masih alami. Di sinilah para wisatawan biasanya ber-selfie.

Usai menikmati keindahan Goa Kaca, ada tantangan untuk menjelajahi Goa Surupan sepanjang 1500 m. Di dalam goa, wisatawan akan di ajak membelah perut bumi dengan menyusuri aliran sungai Cipicung. Hanya orang dewasa yang dapat menjelajahi goa ini, karena jalurnya sangat menantang.

Saat memasuki goa, wisatawan akan disapa aroma kotoran ribuan kelelawar penghuni goa surupan. Di sini, selain harus siap berbasah-basah terkena air, sensasi memanjat tebing dan merayap di dinding goa harus wajib dicoba.

Ada 3 spot menarik di lokasi ini diantaranya batu kristal besar bermandi air dari atas batu, ruang besar di tengah goa dan dekat lubang tempat sinar matahari menerobos kegelapan ga Surupan.

Setelah tuntas menaklukan goa Surupan, perjalanan menantang melalui bukit dengan kemiringan 45 derajat harus dilalui. Para pemandu lokal menyebutnya Bukit Galau. Ini karena banyak wisatawan yang yang kerap bimbang, antara pulang atau meneruskan petulangan.

Bila terus melanjutkan perjalanan hingga ke puncak bukit, pemandangan hamparan pepohonan dan persawahan yang menawan akan menjadi obat ampuh penghilang kelelahan. Dari puncak bukit pun, akan dapat menyaksikan pemandangan wilayah Pangandaran dari ketinggian. Yuks datang ke Pangandaran! (Foto: disparbud.pangandarankab.go.id)

You Might Also Like

Monumen Dirgantara, Tonggak Sejarah Penerbangan Indonesia

Taman Nasional Lore Lindu, dari Fauna Langka hingga Megalitikum

Melihat Perjalanan Sejarah Perkeretaapian di Lawang Sewu

Alas Kedaton Fun Run 2024 Perkuat Sports Tourism di Tabanan

Scoot Masuk Kertajati, Jabar Optimis Wisman Meningkat

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Ridwan
Content Editor
Previous Article Kuang, Kearifan Lokal Suku Toraja Dalam Merawat Air
Next Article BRIN Paparkan Astronomi dalam Manuskrip Sunda
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?