By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Menelusuri Kisah Kuliner Legendaris Gudeg Yogyakarta
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Warisan Budaya > Menelusuri Kisah Kuliner Legendaris Gudeg Yogyakarta
Warisan Budaya

Menelusuri Kisah Kuliner Legendaris Gudeg Yogyakarta

Ridwan
Last updated: 16/01/2025 14:48
Ridwan
Share
4 Min Read
Foto: Freepik
SHARE

Salah satu warisan kuliner Yogyakarta yang selalu dicari banyak orang, tentu saja Gudeg . Hidangan ini berbahan utama nangka muda atau gori yang direbus dengan gula merah dan santan.

Kuliner yang telah ditetapkan sebagai warisan budaya takbenda Indonesia ini, ternyata lahir dari kaum pekerja di masa pembangunan Kerajaan Mataram.

Yogyakarta disebut kota gudeg. Kuliner ini dengan mudah dinikmati saat pagi, siang, atau malam.

Tak hanya tersedia di restoran mewah, gudeg juga banyak dijajakan di pasar atau pedagang kaki lima yang bisa dinikmati sambil melihat suasana Kota Jogja.

Variasi Gudeg Istimewa

Hidangan yang menjadi ionik kota Jogja ini terbuat dari nangka muda atau gori yang dimasak selama 12 hingga 15 jam hingga teksturnya menjadi sangat empuk.

Selain itu, penambahan bumbu-bumbu seperti ketumbar, kemiri, lengkuas, daun salam, bawang putih, bawang merah, gula jawa, dan santan, membuat gudeg memiliki cita rasa manis dan gurih. 

Terdapat 2 jenis gudeg, yaitu gudeg kering dan gudeg basah.

Gudeg yang umum ditemui di jogja sendiri adalah gudeg kering. Proses pengolahan gudeg ini dilakukan melalui tahap penggorengan (goreng-tumis) yang lebih lama sehingga kadar airnya menjadi lebih kering. 

Sedangkan, berdasarkan bahan bakunya, gudeg terbagi menjadi 3 macam, yaitu;

  1. Gudeg gori (nangka muda) yang mudah kita temui di berbagai sudut kota Yogyakarta
  2. Gudeg rebung, biasanya terdapat di restoran-restoran.
  3. gudeg manggar, gudeg istimewa yang dibuat dari bunga kelapa yang masih muda.

Gudeg manggar menjadi favorit Sultan Hamengkubuwono X , biasanya hanya disajikan hanya pada acara khusus. Menjadi istimewa karena gudeg ini proses pengolahannya sekitar satu malam, meski bumbunya sama dengan gudeg gori. 

Lahir dari Kaum Pekerja

Jika menilik sejarah lahirnya gudeg, melansir dari laman National Geographic, gudeg ternyata dibuat oleh kaum pekerja pada masa pembangunan Kerajaan Mataram di Alas Mentaok.

Pada 1500, awal berdirinya kerajaan Mataram Islam di sekitar kawasan Kotagede, tepatnya di Alas Mentaok, banyak pohon buah yang ditebang. 

Di antaranya yaitu pohon nangka muda atau gori, ditebang karena dianggap selalu berlimpah dan tidak memiliki nilai jual. Hal tersebut membuat masyarakat sekitar dan kaum pekerja berkreasi membuat sajian dengan bahan dasar nangka muda. 

Salah satunya adalah sayur gori yang direbus di dalam kuali besar selama berjam-jam ditambah dengan berbagai bumbu tercipta potongan-potongan nangka lembut dan berwarna cokelat yang memiliki cita rasa manis.

Pada saat itu porsi memasaknya besar karena untuk ratusan pekerja, sehingga makanan ini harus terus diaduk menggunakan sendok kayu besar.

Dalam Bahasa Jawa, teknik mengaduk tersebut disebut hangudek atau hangudeg. Istilah yang kemudian menjadi inspirasi nama sayur gori menjadi “gudeg” seperti yang kita kenal selama ini.

Gudeg biasanya disajikan bersama nasi bersama makanan pendamping lain seperti sambal goreng krecek, opor ayam, telur pindang, dan tempe tahu bacem. 

Gudeg Masakan Masa Kini

Gudeg ternyata juga memiliki banyak makna filosofi tersirat. Prosesnya yang lama, mempresentasikan bahwa hidup harus bersabar dan banyak bersyukur.

Dahulu, makanan ini juga sering dijadikan makanan nazar atau makanan sebagai wujud syukur. 

Saat ini perkembangan penjualan gudeg semakin luas, tidak hanya dijual langsung di warung atau restauran, namun juga dibuat dalam bentuk siap saji.

Gudeg kadang dijual dalam bentuk makanan kaleng yang berisi gudeg setengah matang dan sudah dilengkapi bumbu. Selain itu ada juga yang masih berupa rebusan dan dimasak sendiri.  (Anisa Kurniawati-Berbagai sumber)

You Might Also Like

Kopi Jahe dan Si Pitung: Warisan Budaya Takbenda Indonesia

Sarapan Beseprah, Simbol Kebersamaan Masyarakat Kutai

Enting-Enting Gepuk, Warisan Kuliner Legendaris Khas Salatiga

Hidangan Lawa Olahan Rumput Laut Khas Kalimantan Utara

Pengrajin Topeng Lengger Wonosobo Masih Bertahan

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Ridwan
Content Editor
Previous Article Huriah Adam Sang Seniman Tari Legendaris Padang Panjang
Next Article Atraksi Tari Kecak, Tarian Magis Tradisi Pulau Dewata Bali
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?