Libur panjang Imlek 2025 membawa lonjakan jumlah pendaki di berbagai gunung di Wonosobo.
Salah satu yang menjadi favorit adalah Gunung Kembang, yang dikenal dengan jalur pendakiannya yang menantang dan pemandangan alamnya yang memukau.
Edi Susanto, petugas basecamp pendakian Gunung Kembang via Blembem, mengungkapkan bahwa sejak hari Sabtu lalu, jumlah kunjungan meningkat drastis dibandingkan hari biasa maupun akhir pekan pada umumnya.
“Total jumlah kunjungan dari hari Sabtu sampai sekarang mencapai 200 pendaki. Kalau hari biasa, Senin sampai Jumat, biasanya hanya sekitar 10-15 orang. Sementara itu, pada akhir pekan biasa jumlahnya berkisar antara 70 hingga 100 pendaki saja,” jelasnya dilansir dari Tribun Jateng.
Menurutnya, sebagian besar pendaki memilih metode tektok atau mendaki tanpa menginap, meskipun masih ada yang memilih untuk berkemah.
Pendaki dari Berbagai Daerah dan Mancanegara
Gunung Kembang tidak hanya menarik minat pendaki lokal, tetapi juga dari berbagai daerah luar Wonosobo.
Beberapa di antaranya datang dari Jakarta, Jawa Timur, hingga Yogyakarta. Bahkan, dalam bulan ini, tercatat beberapa pendaki mancanegara juga menjajal trek Gunung Kembang.
“Ada juga pendaki dari luar negeri seperti Thailand, Filipina, dan Kroasia,” tambah Edi.
Gunung Kembang, Pilihan Pendaki Pemula
Adip, seorang pendaki asal Magelang, mengaku sengaja memanfaatkan libur panjang ini untuk mendaki. Ia memilih Gunung Kembang karena dinilai lebih ringan dan memungkinkan untuk pendakian tektok.
“Saya kelas 3 SMA, sengaja mendaki karena mumpung libur dan ingin mengisi waktu luang. Tadi di atas dapat cuaca cerah, jadi sangat memuaskan,” ungkapnya.
Gunung Kembang memang menjadi favorit, terutama bagi pendaki pemula. Jalur pendakian yang tidak terlalu ekstrem, tetapi tetap memberikan tantangan, membuatnya cocok bagi mereka yang baru pertama kali mendaki gunung.
Baca juga: Oemah Alam Mandala Wonosobo, Rumah Singgah Para Pendaki
Daya Tarik Gunung Kembang
Banyak pendaki memilih Gunung Kembang sebagai destinasi trekking karena keindahan alamnya yang masih alami. Salah satu daya tarik utama gunung ini adalah kebersihannya yang tetap terjaga.
Selain itu, hutan yang masih rimbun memberikan suasana sejuk dan asri bagi para pendaki. Di puncaknya, panorama spektakuler menjadi daya tarik tersendiri yang membuat pendaki merasa puas setelah menaklukkan jalur pendakian.
Tak hanya itu, basecamp pendakian juga menerapkan aturan ketat demi menjaga kelestarian alam, sehingga keindahan Gunung Kembang tetap terjaga untuk generasi mendatang.
“Pendaki di sini harus tertib, semua perlengkapan pendakian harus lengkap. Kami juga melakukan pengecekan sampah, sehingga tidak boleh ada yang meninggalkan sampah di atas,” tegas Edi.
Dengan semakin banyaknya pendaki yang berkunjung, kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan dan kelestarian alam Gunung Kembang menjadi perhatian utama.
Hal ini agar keindahan dan keasrian gunung tetap bisa dinikmati generasi mendatang.