By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Hengky Krisnawan dan Karya Kerajinan Kulit Autentiknya
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Profil > Hengky Krisnawan dan Karya Kerajinan Kulit Autentiknya
Profil

Hengky Krisnawan dan Karya Kerajinan Kulit Autentiknya

Achmad Aristyan
Last updated: 06/02/2025 15:31
Achmad Aristyan
Share
Hengky Krisnawan dengan kerajinan kulit yang dibuatnya. Foto: Aristyan
SHARE

Hengky Krisnawan, seorang pengrajin kulit asal Kampung Sruni, Jaraksari, Wonosobo, Jawa Tengah, memulai perjalanan membuat kerajinan kulit dari kecintaannya terhadap motor antik.

Sejak tahun 2001, ia sudah menggemari motor klasik, namun baru pada sekitar tahun 2003-2004 ia mulai menggeluti pembuatan kerajinan kulit. 

Awalnya, ia ingin membuat tas kulit untuk motor antiknya, mengingat harga tas kulit untuk motor saat itu sangat mahal, berkisar antara Rp750.000 hingga Rp1.500.000.  

“Saya berpikir, daripada beli mahal, kenapa tidak coba buat sendiri?” ujar Hengky.  

Inspirasi untuk mengolah kulit datang secara tidak terduga saat ia mengunjungi rumah saudaranya di Wonosobo. Di sana, ia melihat bahan kulit mentah yang biasa digunakan untuk membuat sabuk. 

Dari situ, muncul ide untuk mencoba membuat kerajinan sendiri. Hengky membeli bahan kulit secara bertahap dengan harga yakni sekitar Rp15.000 per ons.  

Dari Hobi Menjadi Usaha yang Menjanjikan  

Kerajinan kulit yang dibuatnya awalnya hanya untuk pribadi, tetapi teman-temannya mulai tertarik dan memesan produk darinya. Produk buatannya pun berkembang, mulai dari sabuk, dompet, tas pinggang, hingga berbagai aksesori kulit lainnya.  

“Saya tidak menyangka kalau banyak teman yang tertarik. Awalnya mereka hanya melihat tas yang saya buat sendiri, lalu mulai pesan satu per satu,” katanya.  

Dalam pembuatan produknya, Hengky lebih memilih menggunakan kulit sapi nabati yang bisa diukir, karena memberikan sentuhan seni yang lebih khas dibandingkan kulit sintetis.

Hengky Krisnawan sedang membuat ikat pinggang dari kulit. Foto: Aristyan

Teknik yang digunakannya yakni tatah, di mana motif yang diukir membekas permanen pada kulit.  

 “Kalau pakai kulit asli, saya bisa mengukir berbagai motif. Hasilnya juga lebih tahan lama dan punya nilai seni yang lebih tinggi,” jelasnya.

Proses pembuatan kerajinan yang dilakukan Hengky juga terbilang cukup sederhana.

Bahan kulit diukur lalu dipotong sesuai kebutuhan dan desain. Potongan kulit yang sudah diukur dan dipotong akan dibentuk menjadi kerajinan yang diinginkan. Setiap bahan terkadang juga akan direkatkan menggunakan kulit yang dijahit.

Keunikan Produk: Handmade dan Eksklusif  

Setiap produknya dibuat secara handmade tanpa menggunakan jahitan mesin, sehingga memberikan ciri khas tersendiri. Hengky juga memastikan bahwa setiap item yang dibuatnya bersifat eksklusif, sehingga tidak ada dua produk yang benar-benar sama.  

“Saya selalu buat dengan tangan sendiri, tanpa mesin. Setiap produk pasti beda, karena saya ingin ada sentuhan personal di dalamnya,” ujarnya.  

Selain itu, dalam proses kreatifnya, Hengky menentukan desain berdasarkan karakter pelanggan.

Ia bahkan menyesuaikan motif dengan selera musik pelanggan, misalnya untuk pecinta rock and roll ia akan membuat desain yang lebih berani, sementara untuk yang lebih menyukai musik pop, desainnya cenderung lebih sederhana.

“Setiap orang punya selera sendiri. Jadi saya coba memahami pelanggan dulu sebelum mulai membuat desain,” katanya.  

Dengan kreativitas dan keahlian yang terus diasah, Hengky Krisnawan terus mengembangkan usahanya, menjadikan kerajinan kulitnya sebagai produk khas yang bernilai seni tinggi.

You Might Also Like

Tirto Adhi Soerjo, Pelopor Pers yang Terlupakan

Ki Nartosabdo, Dalang Wayang Kulit Terbaik Indonesia

Profil Raharyadi Wijayakusumah, Pelukis Kaca dari Cirebon

Jejak Musikalitas Penyanyi Atiek CB Selama 40 tahun Berkarya

Cerutu Swating, Inovasi Berkelas dari Tembakau Khas Tieng

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Achmad Aristyan
Content Writer
Previous Article Cara Kabupaten Lumajang Mempertahankan Julukan Kota Pisang
Next Article Presiden Prabowo dan Wapers Gibran Hadiri Harlah NU ke-102
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?