Hengky Krisnawan, seorang pengrajin kulit asal Kampung Sruni, Jaraksari, Wonosobo, Jawa Tengah, memulai perjalanan membuat kerajinan kulit dari kecintaannya terhadap motor antik.
Sejak tahun 2001, ia sudah menggemari motor klasik, namun baru pada sekitar tahun 2003-2004 ia mulai menggeluti pembuatan kerajinan kulit.
Awalnya, ia ingin membuat tas kulit untuk motor antiknya, mengingat harga tas kulit untuk motor saat itu sangat mahal, berkisar antara Rp750.000 hingga Rp1.500.000.
“Saya berpikir, daripada beli mahal, kenapa tidak coba buat sendiri?” ujar Hengky.
Inspirasi untuk mengolah kulit datang secara tidak terduga saat ia mengunjungi rumah saudaranya di Wonosobo. Di sana, ia melihat bahan kulit mentah yang biasa digunakan untuk membuat sabuk.
Dari situ, muncul ide untuk mencoba membuat kerajinan sendiri. Hengky membeli bahan kulit secara bertahap dengan harga yakni sekitar Rp15.000 per ons.
Dari Hobi Menjadi Usaha yang Menjanjikan
Kerajinan kulit yang dibuatnya awalnya hanya untuk pribadi, tetapi teman-temannya mulai tertarik dan memesan produk darinya. Produk buatannya pun berkembang, mulai dari sabuk, dompet, tas pinggang, hingga berbagai aksesori kulit lainnya.
“Saya tidak menyangka kalau banyak teman yang tertarik. Awalnya mereka hanya melihat tas yang saya buat sendiri, lalu mulai pesan satu per satu,” katanya.
Dalam pembuatan produknya, Hengky lebih memilih menggunakan kulit sapi nabati yang bisa diukir, karena memberikan sentuhan seni yang lebih khas dibandingkan kulit sintetis.

Teknik yang digunakannya yakni tatah, di mana motif yang diukir membekas permanen pada kulit.
“Kalau pakai kulit asli, saya bisa mengukir berbagai motif. Hasilnya juga lebih tahan lama dan punya nilai seni yang lebih tinggi,” jelasnya.
Proses pembuatan kerajinan yang dilakukan Hengky juga terbilang cukup sederhana.
Bahan kulit diukur lalu dipotong sesuai kebutuhan dan desain. Potongan kulit yang sudah diukur dan dipotong akan dibentuk menjadi kerajinan yang diinginkan. Setiap bahan terkadang juga akan direkatkan menggunakan kulit yang dijahit.
Keunikan Produk: Handmade dan Eksklusif
Setiap produknya dibuat secara handmade tanpa menggunakan jahitan mesin, sehingga memberikan ciri khas tersendiri. Hengky juga memastikan bahwa setiap item yang dibuatnya bersifat eksklusif, sehingga tidak ada dua produk yang benar-benar sama.
“Saya selalu buat dengan tangan sendiri, tanpa mesin. Setiap produk pasti beda, karena saya ingin ada sentuhan personal di dalamnya,” ujarnya.
Selain itu, dalam proses kreatifnya, Hengky menentukan desain berdasarkan karakter pelanggan.
Ia bahkan menyesuaikan motif dengan selera musik pelanggan, misalnya untuk pecinta rock and roll ia akan membuat desain yang lebih berani, sementara untuk yang lebih menyukai musik pop, desainnya cenderung lebih sederhana.
“Setiap orang punya selera sendiri. Jadi saya coba memahami pelanggan dulu sebelum mulai membuat desain,” katanya.
Dengan kreativitas dan keahlian yang terus diasah, Hengky Krisnawan terus mengembangkan usahanya, menjadikan kerajinan kulitnya sebagai produk khas yang bernilai seni tinggi.