By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Cerutu Swating, Inovasi Berkelas dari Tembakau Khas Tieng
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Profil > Cerutu Swating, Inovasi Berkelas dari Tembakau Khas Tieng
Profil

Cerutu Swating, Inovasi Berkelas dari Tembakau Khas Tieng

Achmad Aristyan
Last updated: 19/03/2025 02:04
Achmad Aristyan
Share
Cerutu Swating khas Desa Tieng, Kejajar, Wonosobo. Foto: Aristyan
SHARE

Desa Tieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, dikenal sebagai salah satu sentra penghasil tembakau berkualitas tinggi.

Salah satu produk unggulannya adalah Cerutu Swating, yang diproduksi Industri Kecil Menengah (IKM) Tembakau Swating.

Ahmad Fauzi, Ketua IKM Tembakau Swating, mengungkapkan bahwa cerutu ini hadir sebagai inovasi baru yang diharapkan dapat mengangkat perekonomian petani tembakau setempat.

“Nama Swating sendiri berasal dari istilah ‘Soto-ne Wong Asli Tieng’, yang berarti ‘Tembakaunya Orang Asli Tieng’. Tembakau ini sudah ada sejak tahun 1915 dan menjadi bagian dari sejarah panjang desa kami,” ujar Ahmad Fauzi.

Baca Juga: Peci Sobo Al-Masykur, Inovasi Peci Tahan Air dari Wonosobo

Menurutnya, meskipun awalnya tembakau diperkenalkan bangsa Portugis, penyebaran dan pemasaran di wilayah ini lebih banyak dilakukan komunitas Tionghoa.

Seiring waktu, tembakau dari Desa Tieng semakin dikenal karena memiliki aroma khas dan rasa yang lebih kuat dibandingkan dengan tembakau dari daerah lain.

Proses Produksi yang Panjang

Cerutu Swating dibuat dengan proses yang cukup panjang dan teliti.

Ahmad Fauzi menjelaskan bahwa tembakau yang digunakan harus melewati masa penyimpanan minimal satu tahun sebelum diproses lebih lanjut.

“Kami menanam varietas Jawa Kenongo khusus untuk cerutu. Daun tembakau yang dipilih harus memiliki tingkat ketebalan yang sesuai agar menghasilkan cerutu berkualitas tinggi,” katanya.

Proses pembuatan cerutu ini meliputi beberapa tahapan, mulai dari pemilihan bahan baku, pengeringan, hingga pembuatan cerutu secara manual.

Setelah daun tembakau kering dan siap digunakan, proses berikutnya adalah pemilihan bagian daun sesuai fungsinya, yaitu filler (isi cerutu), binder (lapisan pertama), dan wrapper (pembungkus luar).

“Filler dimasukkan ke dalam cetakan dan dipres selama 3–7 hari agar kepadatannya ideal. Setelah itu, cerutu harus melalui proses penyimpanan di freezer selama satu minggu untuk membunuh bakteri, lalu dikeringkan dalam pemanas listrik sebelum akhirnya masuk tahap penyortiran dan pengemasan,” jelasnya.

Secara keseluruhan, waktu yang dibutuhkan dari awal penanaman hingga cerutu siap jual mencapai lebih dari satu tahun.

Ahmad Fauzi (kiri) selaku Ketua IKM Tembakau Swating, bersama Mujianto anggota IKM Tembakau Swating. Foto: Aristyan

Varian dan Harga Cerutu Swating

IKM Tembakau Swating saat ini telah memproduksi beberapa varian cerutu yang sudah beredar di pasaran, di antaranya Robusto seharga Rp40.000 per batang, Corona Super dengan harga Rp30.000 per batang, serta Corona Standar yang dibanderol Rp25.000 per batang.

Selain itu, tersedia juga Cerutu Mini seharga Rp10.000 per batang, serta pilihan paket seperti Paket Corona isi 3 batang seharga Rp100.000 dan Paket Corona isi 6 batang yang dijual Rp180.000.

Menurut Ahmad Fauzi, keunggulan Cerutu Swating terletak pada aroma khasnya yang berbeda dari cerutu lainnya.

“Kami sudah melakukan uji coba kepada para penikmat cerutu, dan mereka merasakan perbedaannya. Faktor tanah serta embun di Desa Tieng memberikan keunikan tersendiri pada rasa cerutu ini,” ungkapnya.

Baca Juga: KH Manshur, Sosok Dibalik Berdirinya Masjid Al-Manshur Wonosobo

Pemasaran dan Tantangan yang Dihadapi

Saat ini, pemasaran Cerutu Swating masih dilakukan secara terbatas melalui outlet resmi yang juga menjual produk tembakau lainnya, seperti tembakau garangan, lembutan, dan rajikan.

Meskipun banyak permintaan dari agen-agen, distribusi luas masih menunggu penyelesaian legalitas usaha yang kini telah mencapai 80%.

Selain itu, cerutu ini mulai dikenalkan ke pasar internasional.

Beberapa konsumen dari Jakarta telah membawa Cerutu Swating ke luar negeri, termasuk ke China, sebagai upaya memperkenalkan produk tembakau khas Wonosobo.

Namun, tantangan utama yang dihadapi adalah ketersediaan bahan baku.

“Daun tembakau untuk cerutu harus disimpan minimal satu tahun sebelum digunakan. Jika stok habis sebelum panen berikutnya, kami harus mencari bahan baku dari luar daerah, yang terkadang kualitasnya berbeda dengan tembakau asli Tieng,” kata Ahmad Fauzi.

Dampak Positif bagi Petani Lokal

Masyarakat Desa Tieng, khususnya para petani tembakau, menyambut baik inovasi ini.

Dengan meningkatnya produksi cerutu, permintaan terhadap tembakau kering dari Tieng juga meningkat.

Baca Juga: Desa Buntu Kejajar Resmi Jadi Contoh Desa Damai Berkelanjutan

“Kami selalu membeli daun tembakau dari warga dengan harga lebih tinggi dari rata-rata pasar. Harapannya, dengan berkembangnya cerutu Swating, kesejahteraan petani lokal juga ikut meningkat,” pungkasnya.

Dengan terus berkembangnya industri cerutu di Desa Tieng, Ahmad Fauzi berharap produk lokal ini dapat semakin dikenal luas dan menjadi ikon baru tembakau Wonosobo di tingkat nasional maupun internasional.

You Might Also Like

Giat Sosialisasi Rekrutmen TNI, Koramil 09/Kepil Sasar Siswa Kelas XII

Balon Bugel dan Semangat Lestari Budaya di Festival Mudik 2025

Dinkes Wonosobo Inspeksi Keamanan Pangan di Pujasera dan Pasar Tradisional

Desa Wisata Mergolangu, Digadang Jadi Kawasan Lima Dieng Baru

Jejak Karya Djoko Pekik, Seniman 1 Miliar Asal Grobogan

TAGGED:cerutucerutu swatingkejajartembakautembakau swatingtiengwonosobo

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Achmad Aristyan
Content Writer
Previous Article SD N 10 Wonosobo SD N 10 Wonosobo: Wujudkan Pendidikan Berkualitas dengan Budaya Beradab
Next Article Jelang Libur Idul Fitri, Pemkab Wonosobo Pastikan Kesiapan Destinasi Wisata
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?