By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Imlek di Indonesia, Dari Larangan Orba ke Hari Libur Nasional
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Tradisi > Imlek di Indonesia, Dari Larangan Orba ke Hari Libur Nasional
Tradisi

Imlek di Indonesia, Dari Larangan Orba ke Hari Libur Nasional

Achmad Aristyan
Last updated: 30/01/2025 15:45
Achmad Aristyan
Share
Pertunjukan Naga Liong yang biasanya dipentaskan saat perayaan Imlek. Foto: commons.wikimedia.org/Heri Nugroho
SHARE

Tahun Baru Imlek, yang dirayakan komunitas Tionghoa di Indonesia, jatuh pada rentang waktu antara 21 Januari hingga 20 Februari. Tahun 2025, Imlek jatuh 29 Januari dan menjadi hari libur nasional. 

Namun, perjalanan panjang perayaan Imlek di Indonesia tidak mulus. Sebelum akhirnya ditetapkan sebagai hari libur nasional, Imlek melalui sejarah yang penuh dinamika, dengan berbagai pasang surut dan bahkan pelarangan di masa lalu.

Imlek pada Masa Kolonial Belanda

Dilansir dari Indonesia.go.id, perayaan Imlek pertama kali mengalami hambatan pada masa penjajahan Belanda. Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, pemerintah kolonial Belanda mulai mengendalikan kehidupan sosial masyarakat Tionghoa. 

Salah satu langkah yang diambil adalah melarang perayaan Imlek. Pemerintah kolonial khawatir bahwa kemeriahan perayaan ini bisa menimbulkan kerusuhan etnis. 

Kondisi ini berubah ketika Jepang menduduki Indonesia pada 1942. Pemerintah Jepang mengizinkan perayaan Imlek, bahkan menjadikannya sebagai hari libur resmi melalui Keputusan Osamu Seirei No. 26 pada 1 Agustus 1943.

Imlek pada Era Orde Lama

Pada masa pemerintahan Presiden Soekarno, Imlek mulai mendapat pengakuan resmi. Melalui Penetapan Pemerintah Nomor 2/UM/1946, Imlek diatur sebagai salah satu hari raya di Indonesia, khusus bagi masyarakat Tionghoa. 

Meskipun demikian, peraturan ini hanya berlaku hingga 1953. Pada tahun itu, melalui Keputusan Presiden No. 24/1953, pemerintah membatalkan status libur resmi Imlek. 

Sejak itu, meskipun perayaan Imlek tetap dilaksanakan masyarakat Tionghoa, namun perayaan ini tidak lagi diakui sebagai hari libur nasional.

Imlek pada Era Orde Baru

Pada masa Orde Baru, di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto, perayaan Imlek mengalami pelarangan yang ketat. Instruksi Presiden Nomor 14 Tahun 1967 melarang masyarakat Tionghoa untuk merayakan Imlek secara terbuka. 

Dalam peraturan itu, segala bentuk perayaan budaya dan agama Tionghoa dilarang dilakukan di ruang publik. Perayaan Imlek hanya diperbolehkan dilakukan secara pribadi dan tidak mencolok.

Kebijakan ini berlangsung hingga 1998, ketika rezim Soeharto berakhir.

Perayaan Imlek. Foto: commons.wikimedia.org/Rrinaldy

Imlek pada Era Reformasi hingga Sekarang

Dilansir dari kompas.com, setelah jatuhnya Orde Baru, masyarakat Tionghoa mulai merayakan Imlek tanpa lagi harus menyembunyikannya.

Meskipun belum ada payung hukum resmi, Instruksi Presiden No. 26/1998 yang diterbitkan Presiden BJ Habibie memberikan harapan baru bagi masyarakat Tionghoa. 

Pada era Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur), kebijakan diskriminatif yang melarang perayaan Imlek secara terbuka dicabut melalui Keputusan Presiden No. 6/2000.

Pada tahun 2001, Presiden Gus Dur mengeluarkan Keputusan Presiden No. 19 Tahun 2001 yang meresmikan Imlek sebagai hari libur bagi etnis Tionghoa. 

Tahun berikutnya, Presiden Megawati Soekarnoputri mengeluarkan Keputusan Presiden No. 9 Tahun 2002 yang menjadikan Imlek sebagai hari libur nasional.

Sejak saat itu, Imlek menjadi hari libur nasional yang dirayakan masyarakat Indonesia dari berbagai etnis dan latar belakang dengan penuh semangat, serta disemarakkan dengan beragam tradisi dan festival di seluruh Indonesia.

Perjalanan panjang perayaan Imlek di Indonesia menunjukkan betapa perayaan ini mengalami berbagai perubahan dalam menghadapi tantangan politik, sosial, dan budaya.

Kini, Imlek telah menjadi bagian penting dari keragaman budaya Indonesia yang dirayakan semua lapisan masyarakat, menjadikannya bukan hanya sebagai hari kebahagiaan bagi komunitas Tionghoa, tetapi juga sebagai momen untuk merayakan kebersamaan dan toleransi. 

You Might Also Like

Wayang Orang Sriwedari, Kesenian Solo yang Masih Lestari

Sedekah Bumi Ngotet, Cara Masyarakat Rembang Hormati Leluhur

Tradisi Tolak Bala Robo-Robo, Warisan Leluhur Kalimantan Barat

Prosesi 12 tahunan Gotong Toapekong Wariskan Tradisi

Memperingati Kematian Cucu Nabi dalam Tradisi Tabuik 

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Achmad Aristyan
Content Writer
Previous Article Tari Salai Jin, Kesenian Tradisional Ternate yang Sarat Nilai Magis 
Next Article Gunung Kembang Wonosobo Diserbu Pendaki Saat Libur Imlek
2 Comments 2 Comments
  • binance referral says:
    16/05/2025 at 17:04

    Thanks for sharing. I read many of your blog posts, cool, your blog is very good. https://accounts.binance.com/si-LK/register-person?ref=V2H9AFPY

    Reply
  • Registrera says:
    12/06/2025 at 04:54

    Your point of view caught my eye and was very interesting. Thanks. I have a question for you.

    Reply

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?