Istana Basa Pagaruyung adalah salah satu ikon budaya terkenal Minangkabau. Istana ini merupakan simbol kejayaan Kerajaan Pagaruyung yang pernah menjadi pusat peradaban Minangkabau.
Istana ini berada di Jl. Sutan Alam Bagagarsyah, Pagaruyung, Kec. Tj. Emas, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat yang dulunya merupakan tempat kediaman sekaligus pusat pemerintahan raja-raja Minangkabau dari Kerajaan Pagaruyung.
Sejarah Istana Pagaruyung
Perjalanan kerajaan ini cukup panjang dan melalui dua fase keagamaan, yaitu Budha dan Islam.
Istana Basa Pagaruyung awalnya didirikan Raja Adityawarman di atas Bukit Batu Patah. Namun, pada tahun 1804, istana ini dibakar habis akibat Perang Padri.
Upaya rekonstruksi dilakukan pada tahun 1976. Tujuannya untuk membangkitkan kebanggaan masyarakat Minangkabau terhadap tradisi dan budaya mereka.
Sayangnya, pada 27 Februari 2007, Istana Basa Pagaruyung kembali mengalami kebakaran hebat akibat sambaran petir. Kebakaran ini menghancurkan sebagian besar dokumen dan kain hiasan berharga yang ada di dalamnya.
Rekonstruksi ulang pun dilakukan, dan akhirnya pada Oktober 2013, Istana Pagaruyung kembali diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Arsitektur dan Keunikan Istana
Bangunan yang sekarang berdiri dan dapat dikunjungi sebenarnya adalah replika. Meski begitu, Istana Basa Pagaruyung tetap mempertahankan keaslian teknik konstruksi tradisional Minangkabau.
Bangunan ini berbentuk rumah gadang dengan tiga tingkat.
Bangunannya terdiri dari 72 tonggak dan 11 gonjong atap. Atap gonjong yang melengkung menjadi seperti tanduk kerbau ini merupakan ciri khas arsitektur Minangkabau.
Bentuk atap ini juga menggambarkan keselarasan alam yang bergunung dan berbukit.
Sementara dindingnya dihiasi dengan 58 motif ukiran berwarna-warni. Motif ini menggambarkan nilai-nilai budaya Minangkabau. Setiap lantai dalam bangunan ini memiliki fungsi tersendiri.
- Lantai pertama digunakan sebagai ruang utama pemerintahan, lengkap dengan singgasana raja dan tujuh bilik untuk para putri raja yang telah menikah.
- Lantai kedua merupakan ruang bagi putri-putri raja yang belum menikah.
- Lantai ketiga atau anjung peranginan digunakan sebagai tempat bersantai raja dan permaisuri. Ruangan ini juga menyimpan koleksi senjata pusaka kerajaan seperti tombak, pedang, dan senapan peninggalan Belanda.
Istana Basa Pagaruyung kini menjadi destinasi wisata budaya paling terkenal di Sumatera Barat.
Simbol Kejayaan Kerajaan Pagaruyung
Selain menikmati keindahan arsitekturnya, pengunjung dapat mempelajari sejarah dan budaya Minangkabau melalui koleksi benda-benda bersejarah yang dipamerkan.
Koleksi di dalam istana ini, termasuk pakaian adat, peralatan kerajaan, serta berbagai artefak yang menggambarkan kehidupan masyarakat Pagaruyung di masa lalu.
Disamping itu, Istana ini juga memiliki pemandangan alam yang berlatar belakang pegunungan dan hamparan sawah.
Sebagai simbol kejayaan Kerajaan Pagaruyung, Istana Basa Pagaruyung tidak hanya berfungsi sebagai objek wisata, tetapi juga sebagai pusat pelestarian budaya Minangkabau.
Pengunjung bisa datang ke Istana Ini mulai dari jam 08.00-18.00 setiap hari. (Dari berbagai sumber)