By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Jamu Laut, Tradisi Sakral Nelayan Langkat Menjaga Alam
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Tradisi > Jamu Laut, Tradisi Sakral Nelayan Langkat Menjaga Alam
Tradisi

Jamu Laut, Tradisi Sakral Nelayan Langkat Menjaga Alam

Ridwan
Last updated: 17/10/2024 04:33
Ridwan
Share
3 Min Read
Upacara Jamu Laut di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Foto: kebudayaan.kemdikbud.go.id
SHARE

Di Kabupaten Langkat, Sumatra Utara, masih terdapat sebuah tradisi yang dikenal sebagai Upacara Jamu Laut, di mana masyarakat pesisir menggelar ritual ini sebagai bentuk pelestarian alam. Tradisi Jamu Laut berkaitan erat dengan kehidupan nelayan Melayu. Di Desa Jaring Halus, tradisi ini sudah berlangsung sejak desa tersebut dibuka oleh Abu Bakar, seorang perantau dari Malaysia pada tahun 1917.

Sejak pembukaan desa, Abu Bakar, yang berprofesi sebagai nelayan, dikatakan membuat kesepakatan dengan makhluk halus yang menjaga desa tersebut. Ia berjanji untuk memberikan persembahan sebagai syarat untuk bisa tinggal di Desa Jaring Halus. Abu Bakar kemudian menjadi pawang laut pertama di desa itu, dan ritual ini diwariskan dari generasi ke generasi. Para keturunannya yang kemudian akan dipilih menjadi pawang laut.

Disebutkan bahwa sosok pawang laut dari kalangan keturunan Abu Bakar akan ditunjuk secara langsung oleh “hantu laut”. Sementara itu, menurut penelitian Daniel Fernando Hutapea dan Bahrul Khair Amal yang dimuat dalam “Journal of Education Humaniora dan Social Science”, tradisi Jamu Laut dilaksanakan berdasarkan permintaan makhluk laut yang disampaikan melalui pawang laut.

Pelaksanaan ritual ini biasanya dimulai ketika banyak nelayan yang jatuh sakit setelah melaut, atau ada orang yang mengalami kecelakaan di laut. Pada saat itulah tradisi Jamu Laut dilakukan. Prosesinya dimulai dengan penyembelihan kambing sebagai kurban. Daging kambing akan dimasak menjadi gulai untuk dinikmati bersama oleh seluruh peserta upacara. Sedangkan bagian kepala dan kulit kambing, serta jenis makanan lainnya, akan diletakkan di atas bale-bale, yakni tempat persembahan yang dibuat khusus dan ditinggikan. Setelah itu, doa-doa akan dipanjatkan, lalu diakhiri dengan makan bersama di pantai.

Dostry Amisha menjelaskan bahwa selama tradisi Jamu Laut berlangsung, terdapat beberapa pantangan, salah satunya adalah tidak boleh ada aktivitas apapun di laut, baik oleh nelayan maupun masyarakat umum. Selain itu, mengambil barang yang jatuh selama waktu pantang juga dilarang.

Tradisi ini terus dilakukan oleh masyarakat setempat, meski frekuensinya hanya setiap tiga tahun sekali. Seiring dengan masuknya agama Islam, upacara Jamu Laut mengalami sedikit perubahan, di mana kini lebih dimaknai sebagai interaksi antara manusia dengan makhluk laut untuk menyampaikan rasa syukur.

Selain sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkah laut yang melimpah, masyarakat juga berharap bahwa pelaksanaan upacara ini dapat mendatangkan keamanan bagi kawasan tersebut serta meningkatkan perekonomian warga pesisir. 

Tidak hanya melibatkan prosesi persembahan dan doa, tetapi Tradisi Jamu Laut juga diramaikan dengan berbagai festival. Beberapa di antaranya adalah festival kuliner, pameran produk laut, serta berbagai perlombaan, seperti lomba perahu hias. (Achmad Aristyan – mediacenter.serdangbedagaikab.go.id)

You Might Also Like

Buka Egek, Tradisi Suku Moi Papua dalam Menjaga Alam

Misteri Atraksi Magis Tradisi Seni Lukah Gilo Minangkabau

Ritual Tahunan Nyadran, Tradisi Desa Srikandi

Tari Grebeg Wiratama, Simbol Perjuangan Seorang Prajurit

Malomkub Poadohoi, Tradisi Kumpul Keluarga di Kepulauan Sula

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Ridwan
Content Editor
Previous Article 9 Kerupuk Lezat di Indonesia, Sudah Pernah Coba?
Next Article Rawon dan Laksa, Kuliner Indonesia Yang Mendunia
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?