Djoko Pekik salah satu seniman besar Indonesia. Salah satu lukisan terkenalnya yaitu “Berburu Celeng” terjual dengan harga fantastis, yaitu satu miliar rupiah. Sehingga memberinya julukan “Seniman 1 Miliar.”
Lahir di Grobogan, Jawa Tengah, 2 Januari 1937, Djoko Pekik lahir di keluarga sederhana. Dia menempuh pendidikan di Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI) Yogyakarta yang sekarang merupakan ISI Yogyakarta pada tahun 1957.
Gaya Melukis Bernilai Kerakyatan
Gaya pelukisan Djoko Pekik adalah realis-ekspresif dan dibumbui nilai-nilai kerakyatan. Karya-karya Djoko Pekik dikenal dengan kritik sosial yang tajam serta sering menampilkan tema politik, terutama terhadap pemerintahan Orde Baru.
Astri Wright, pengamat seni lukis kontemporer Indonesia, menilai karya Djoko unik. Temanya berbeda dari yang lainnya. Tema yang sering diangkat Djoko berkaitan dengan kesulitan hidup.
Salah satu keunikan lain dari gaya ekspresionis Djoko adalah teknik melukisnya yang dikenal sebagai teknik “basah.” Teknik ini terinspirasi oleh metode Affandi, namun Djoko mengembangkannya menjadi ciri khasnya sendiri.
Dalam teknik ini, cat minyak dicairkan secukupnya dan diaplikasikan ke kanvas dengan sapuan lebar dan basah. Penggunaan teknik ini memaksa Djoko Pekik bekerja cepat, karena jika cat mengering, hasil yang diinginkan sulit dicapai.
Pernah Ditahan
Semasa mudanya Djoko aktif di berbagai organisasi. Salah satunya yaitu mendirikan Sanggar Bumi Tarung bersama Amrus Natalsya dan Misbach Tamrin. Di samping itu, dia juga aktif dalam Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra).
Organisasi Lekra adalah lembaga kebudayaan yang didirikan Partai Komunis Indonesia (PKI). Setelah peristiwa G30S pecah 1965, Djoko Pekik pun ditangkap, karena keterlibatannya dengan PKI.
Djoko dipenjara selama tujuh tahun hingga 1972. Selama ditahan, ia mengalami siksaan yang mengakibatkan gangguan pendengaran. Setelah bebas, Djoko Pekik membutuhkan waktu untuk kembali ke dunia seni yaitu sekitar tahun 1990.
Karya Djoko Pekik
Sebelum tahun 1965, ia menggelar 3–4 kali pameran di Jakarta, kemudian vakum. Tahun 1990, Djoko Pekik kembali menggelar pameran di Edwin’s Gallery Jakarta dan sejumlah pameran lain.
Beberapa karyanya yaitu Awal Bencana di Lintang Kemukus 1965 (1965), Kali Brantas Bengawan Solo Luweng (2008), Sirkus Adu Badak, Go to Hell Crocodile (2014). Salah satu karyanya yang paling terkenal yaitu Lukisan “Berburu Celeng” yang dibuat pada tahun 1998.
Lukisan ini menjadi salah satu karyanya yang paling terkenal dan terjual dengan harga fantastis, yaitu satu miliar rupiah, memberinya julukan “Seniman 1 Miliar.”
Di masa tuanya, seniman Djoko Pekik tinggal di Dusun Sembungan, Bangunjiwo, Bantul, bersama istrinya, Sehatini Purwaningsih. Ia tetap berkarya meskipun kondisi kesehatannya menurun.
Pada, Sabtu, 12 Agustus 2023, pukul 08.00 WIB, di usia 86 tahun meninggal dunia karena faktor kesehatan dan dimakamkan di Kompleks Makam Seniman Girisapto, Imogiri, Bantul, Minggu (13/8/23). (Dari berbagai sumber)