By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Jejak Peralihan Peradaban di Benteng Indra Patra Aceh Besar
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Pariwisata > Jejak Peralihan Peradaban di Benteng Indra Patra Aceh Besar
Pariwisata

Jejak Peralihan Peradaban di Benteng Indra Patra Aceh Besar

Achmad Aristyan
Last updated: 25/12/2024 02:56
Achmad Aristyan
Share
Benteng Indra Patra, Aceh Besar. Foto: Wikimedia Commons/Mursidiq
SHARE

Salah satu saksi bisu dari masa kejayaan kerajaan Hindu di Aceh adalah Benteng Indra Patra, sebuah situs arkeologi yang terletak di Desa Ladong, Kecamatan Masjid Raya, Kabupaten Aceh Besar.

Benteng Indra Patraini bukan hanya menjadi simbol dari masa lalu, tetapi juga menjadi penanda penting dalam peralihan agama di Aceh, dari agama Hindu menuju Islam.

Sejarah mencatat, Aceh telah dikenal dengan peradaban Islam yang gemilang selama masa Kesultanan Aceh dan  menyimpan jejak sejarah yang jauh lebih tua. Sebelum kedatangan Islam, agama Hindu sudah lebih dulu berkembang di daerah ini. 

Tige Benteng

Melansir dari Wikipedia, Benteng Indra Patra terdiri dari sebuah benteng utama berukuran 4.900 meter persegi, serta tiga benteng lainnya, dua di antaranya kini telah hancur. Situs bersejarah ini didirikan Putra Raja Harsya yang berkuasa di India sekira tahun 604 M. 

Ia melarikan diri dari kejaran Bangsa Huna, dan dengan berdirinya benteng ini, menjadi saksi bisu dari proses masuknya pengaruh Hindu dari India ke Aceh. Diperkirakan pada masa itu, Kerajaan Hindu Lamuri mulai berkembang di daerah pesisir utara Aceh Besar. 

Benteng Indra Patra merupakan bagian dari tiga benteng yang menandai wilayah segitiga kerajaan Hindu Aceh, bersama dengan Benteng Indra Puri dan Indra Purwa.

Garis Pertahanan Kesultanan Aceh

Pada masa Kesultanan Aceh, Benteng Indra Patra juga memiliki peran strategis dalam mempertahankan wilayah Aceh dari serangan Portugis. Ketika Sultan Iskandar Muda (1607-1636 M) memimpin, benteng ini menjadi salah satu garis pertahanan penting bersama dengan Benteng Inong Balee, Benteng Kuta Lubok, dan beberapa benteng lainnya. 

Posisi berhadapan dengan Benteng Inong Balee di seberang timur Teluk Krueng Raya, berperan vital dalam mencegah armada Portugis memasuki Aceh melalui teluk ini.

Kawasan Beteng Indra Patra yang tersisa saat ini. Foto: Wikimedia Commons/Si Gam

Keunikan Konstruksi 

Kekokohan struktur Benteng Indra Patra menjadi salah satu daya tarik utama bagi para pengunjung. Benteng ini dibangun dengan menggunakan bongkahan batu gunung yang disusun sedemikian rupa hingga saling merekat kuat satu sama lain. 

Rahasia kekokohan benteng ini terletak pada adonan yang digunakan untuk merekatkan batu-batunya, yang terbuat dari campuran kapur, tumbukan kulit kerang, tanah liat, dan putih telur. Penggunaan putih telur sebagai perekat bangunan seperti ini juga ditemukan pada beberapa bangunan kuno di Nusantara, seperti Candi Borobudur dan Candi Prambanan.

Warisan Budaya

Benteng Indra Patra tidak hanya sebagai bukti sejarah peralihan agama di Aceh, tetapi juga sebagai simbol ketahanan dan perjuangan masyarakat Aceh. Dari masa kerajaan Hindu hingga Kesultanan Aceh, benteng ini terus menjadi saksi dari berbagai peristiwa besar yang membentuk Aceh.

Kini, meski banyak bagian benteng yang telah rusak, Benteng Indra Patra tetap menjadi salah satu situs penting yang harus dilestarikan sebagai warisan budaya dan sejarah bagi generasi mendatang. (Dari berbagai sumber)

You Might Also Like

Liburan Edukasi Di Museum Kambang Putih Tuban

Jelajah Wisata Kampung Tua Nongsa Yang Memesona

Candi Gatotkaca, Peninggalan Hindu Kuno di Dieng

Candi Arjuna, Pusat Sejarah Terbesar di Dataran Tinggi Dieng

Melihat Kemegahan Benteng Vredeburg, Saksi Sejarah Yogyakarta

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Achmad Aristyan
Content Writer
Previous Article seni Kentrung Kemeriahan Seni Kentrung, Sastra Lisan Diiringi Tetabuhan
Next Article UMKM Kota Tua Raup Untung Selama Libur Nataru 2024/2025
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?