Kedai Lazida kini menjadi salah satu tempat kuliner favorit di Wonosobo, Jawa Tengah. Awalnya, kedai ini didirikan sebagai sebuah coffee shop.
Pemiliknya, Anna Fitriyana, menceritakan bahwa usaha ini pertama kali berdiri pada 14 Maret 2014 di Sudagaran, Wonosobo.
“Jadi awalnya memang dari coffee shop dulu. Terus kita kembangkan, lebih kembangkan di makanan-makanan,” ujar Anna.
Setelah setahun beroperasi, Kedai Lazida mulai menawarkan menu makanan. Awalnya hanya menyajikan nasi goreng dan beberapa varian kopi.
Namun, permintaan pelanggan yang tinggi membuat Anna menambahkan berbagai menu makanan khas rumahan. Seiring berjalannya waktu, bisnis ini berkembang dengan fokus utama pada makanan, terutama masakan Jawa.
Perjalanan dan Perpindahan Lokasi
Nama “Lazida” sendiri diambil dari bahasa Arab yang berarti “lezat”.
Seiring berkembangnya usaha, kedai ini sempat berpindah lokasi beberapa kali, dari Sudagaran ke Kerkop, kemudian ke Jl. S. Parman, Jaraksari, Kecamatan Wonosobo, dan bahkan membuka cabang baru di Krandegan, Banjarnegara.
“Kita juga buka cabang di Permata Hijau, Mojotengah, Wonosobo, dan baru tiga bulan ini buka cabang di Banjarnegara,” jelas Anna.
Konsep Kuliner Jawa dan Awal Mula Nasi Gerus
Saat mengembangkan menu, Anna mengangkat makanan sehari-hari yang biasa ia konsumsi, seperti ikan asin, sayur rebus, dan sambal terasi.
“Makanan ini tadinya untuk karyawan, namun malah disukai teman-teman. Akhirnya muncul ide, daripada kalian malah makan makanan karyawanku, ini saya jual aja,” ungkapnya.
Dari sanalah konsep kuliner berbasis masakan Jawa mulai dikembangkan di Kedai Lazida. Dari berbagai menu yang tersedia, nasi gerus ikan asin menjadi favorit pelanggan.
“Biasanya nasi gerus ikan asinnya. Karena itu paduannya ada nasinya udah dicampur sama sambal, terus pakai petai, pakai sayur rebus, terus ada tempe tahunya,” kata Anna.
Baca juga: Gudeg Pawon Bu Nanik, Warung Legendaris di Wonosobo
Tersedia berbagai variasi lauk untuk nasi gerus, seperti ikan tongkol, ikan bandeng, cumi, pindang, telur, nila, lele, babat iso, teri, layur, dan rese saut. Selain Nasi Gerus, Kedai Lazida juga menyajikan berbagai masakan rumahan lain.
Menu seperti baceman babat iso, ayam geprek, rica-rica ayam, ayam goreng, nila goreng, lele geprek, dan lele goreng menjadi favorit pelanggan.
Bagi pencinta masakan berkuah, tersedia pula berbagai pilihan seperti salome bakso kuah, salome telur kuah, salome ayam kuah, aneka bakso, serta aneka mie dan bihun rebus atau goreng.
Selain itu, Kedai Lazida menawarkan berbagai menu nasi dengan aneka lauk, seperti Nasi Inul Lombok Ijo dan Nasi Pindang Lombok Ijo. Untuk camilan, pengunjung dapat menikmati berbagai pilihan lezat seperti dimsum goreng, bakso mercon, gebleg mercon, cimol, dan tempe crispy.
Tidak hanya itu, tersedia juga lauk tambahan seperti telur geprek, telur dadar, tahu dan tempe goreng, oseng kubis, oseng kenci, serta aneka lalapan. Dalam hal minuman, Kedai Lazida menawarkan beragam pilihan, mulai dari aneka jus, smoothies, kopi, teh, milkshake, hingga soda.
Selain itu, terdapat juga minuman tradisional seperti jahe serai yang menyegarkan.
Harga dan Jam Operasional
Harga makanan di Kedai Lazida berkisar antara Rp15.000 hingga Rp28.000. Kedai ini buka setiap hari dari pukul 10 pagi hingga 8 malam, dengan last order pukul 8 malam dan tutup pukul 9 malam.
Dalam sehari, Kedai Lazida mampu menjual 100 hingga 200 porsi makanan. Pelanggan selain dari Wonosobo, tetapi juga dari luar kota seperti Temanggung, Banjarnegara dan Yogyakarta.
Memiliki Pelanggan Setia
Banyak pelanggan dari luar kota yang sengaja datang untuk menikmati sajian di Kedai Lazida. Salah satunya adalah Marifatun Hasana, pelanggan asal Riau yang telah berlangganan selama tujuh tahun.
“Saya paling suka balungan kuahnya, segar banget, dan nasi gerus tongkolnya juga favorit saya,” ujarnya. Pelanggan lain, Vanira dari Temanggung juga kagum dengan sajian menu kedai ini.
“Saya tadi pesan nasi gerus sama mendoan, enak banget. Es tehnya juga beda, lebih kental dan harum dibanding tempat lain,” katanya. Eko, pelanggan asal Temanggung juga mengakui kelezatan makanan di Kedai Lazida.
“Saya sudah sering ke sini, dan nasi gerusnya enak banget, pedasnya mantap!” ungkapnya.
Konsistensi Mengembangkan Usaha
Menurut Anna, konsistensi adalah kunci utama dalam menjalankan usaha kuliner. “Setiap usaha itu konsisten. Saat kita sudah konsisten, menurutku semuanya akan ada jalan,” tuturnya.
Ke depan, Anna berharap bisa membuka lebih banyak cabang dan semakin memperluas bisnisnya. Dengan konsep masakan rumahan khas Jawa yang autentik, Kedai Lazida terus menjadi destinasi kuliner favorit di Wonosobo.